Chapter 18

148 8 0
                                    

"kamu emang bukan cinta pertamaku, tapi kamu orang yang berhasil bikin aku sesayang ini sama kamu."

~Daren galaksi araga

happy reading!!

tandain kalau ada typo.

******

"BOCILL!!"

Ameira yang mendengar teriakkan itu, sontak langsung menutup kedua telinganya. Saat ini, Ameira sedang berdiri di tepi lapangan basket, karena hari ini adalah jadwalnya Daren untuk latihan dan cowok tersebut meminta Ameira untuk menemaninya.

Memang, tadi Daren sendirilah yang menghampiri Ameira di basecamp. Dan yang pasti Daren sudah mendapatkan izin dari kedua Abang Ameira.

Tanpa berpikir panjang, Daren langsung berlari ke arah Ameira. "HUAA, BOCILL CAPEKKK," rengek nya sembari menaruh kepalanya untuk bersandar di pundak Ameira.

Gadis itu hanya memutar bola matanya. Kalau sudah seperti ini sudah pasti sifat manja dari kekasihnya tersebut akan keluar dan hal itu pasti membuat Ameira sedikit pusing.

Tangan Ameira tergerak untuk mengelus rambut milik Daren, "Duduk disana yuk, gue capek berdiri terus."

Daren menggeleng, "Gendong."

"Ya gimana, bjir, kalau gue gendong Lo yang ada gue makin pendek."

"Ish," Daren menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil. "Makanya, tumbuh itu ke atas bocil. Bukan kesamping!"

"Oh, ngejek?"

"Udah ah, ayo kesana," ucap Daren menarik tangan Ameira.

Daren menarik tangan Ameira dan membawanya untuk pergi duduk di bawah sebuah pohon besar. Hawanya terasa sangat sejuk.

"Duduk, sini." Titah Daren yang di angguki oleh Ameira. "Izin tidur di paha Lo, ya?"

Ameira tersenyum, "Sini,"

Mendengar itu, Daren langsung memposisikan dirinya untuk tidur di paha Ameira, "Pat-pat in kepala gue dong cil."

Dengan senang, Ameira langsung mengarahkan tangannya ke puncak kepala Daren.

"Capek banget, ya?"

"Pakai nanya, ya jelas capek lah Cil," jawab Daren dengan mata terpejam.

"Hahaha iya deh, tidur dulu aja bub."

Hening beberapa saat, lalu Daren membuka matanya, ia sedikit mendongak menatap ke arah Ameira, "Cil, kalau nanti gue pergi gimana?"

Ameira langsung menyatukan kedua alisnya, "Yaa gatau. Tapi yang pasti gue harus tetap nglanjutin hidup gue dan gue harus bisa jadi dokter."

"Tapi gue usahain buat terus ada di samping Lo, sampai Lo bisa jadi seorang dokter. Gue gak akan pergi kalau bukan Lo sendiri yang nyuruh gue buat pergi."

"Tapi, gue gak janji." Lanjut nya dalam hati.

"Lo kenapa sih? gue rasa Lo udah berkali-kali bilang itu gue."

"Gak, gapapa."

"Lo udah gak ada rasa sama gue? atau Lo udah mulai bosen?"

"Enggak, sayang. Sampai kapanpun rasa gue ke Lo gak akan pernah hilang dan sampai kapanpun juga gue gak akan pernah bosen sama Lo."

******

"Bocil, shalat dulu. Jangan males, handphonenya di matiin," ucap Daren kepada Ameira, medengar suara adzan Dzuhur sudah berkumandang.

DAREN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang