Chapter 22

27 2 0
                                    

 hai cintaa, pa kabar?? semoga selalu baik.

maaf ya, baru bisa up soalnya lagi sibuk wkwkwk

happy reading!!

*****


Pagi yang nyerah Ameira sudah terlihat memakai seragam sekolahnya dengan rapi, dan ia bergegas turun ke bawah untuk sarapan pagi.

di meja makan, ada para abangnya yang terlihat sudah sarapan duluan, meninggalkan dirinya.

"Pagi, bang, pagi ayah, pagi bundaku tersayang," sapa Ameira dengan senyuman yang terlihat begitu manis.

"Pagi juga, sayang," jawab kedua ortunya dengan serentak.

"Pagii, bocil."

Setelah itu Ameira langsung duduk tepat di samping Gasya, dan ia mengambil satu buah roti, dihadapannya sendiri pun sudah ada satu gelas susu hangat rasa coklat.

"Oh iya, Cil, kemaren malam kata bang Agnes Daren kesini, ya?" Tanya Gasya.

Ameira mengangguk, "Iywa," jawabnya dengan mulut yang penuh roti.

"Telen dulu!!" Peringatan dari Agnes.

Dalton dan Elena hanya diam sesekali mereka tertawa melihat tingkah ketiga anaknya tersebut yang kadang bisa akur dan kadang bisa bertengkar karena hal kecil.

"Loh, nak Daren kemaren ngapain ke sini?" Tanya Elena yang berdiri di samping Dalton.

Ameira menatap kearah ibundanya, "gak tahu bun, Daren kemaren malam aneh banget. Tiba-tiba datang terus peluk Ameira."

"Dia gak macam-macam ke Lo kan?" Tanya Agnes yang mulai mengeluarkan sifat posesifnya.

"Abang ini posesif banget," ujar Dalton

"Bukan gitu, ayah, Agnes gak mau terjadi yang enggak-enggak sama Ameira, dia adek perempuan satu-satunya yang Agnes punya."

"Hahaha, santai aja kali bang,"

"Udah-udah sana berangkat, udah jam segini, nanti kalian telat." Ujar Elena yang melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 06:15 menit.

"Iya bun, kita berangkat dulu ya."

"Iya, hati-hati, jaga adek kalian dengan baik," titah Elena yang langsung di angguki oleh Gasya dan Agnes.

15 menit berlalu, kini mereka telah sampai di sekolah, Ameira langsung memutuskan untuk pergi ke kantin untuk membeli susu coklat kesukaan dia.

Selesai membeli susu coklat, Ameira duduk di salah satu kursi yang tersedia di kantin tersebut. Ia duduk santai sembari meminum susu yang telah ia beli tadi.

"Sendirian neng??" tanya Arcilla yang tiba-tiba datang bersama fratina.

Ameira langsung menatap keduanya dengan mata yang sinis, "ngagetin tau gak?!"

"Sinis banget tu mata, dasar bocah."

"Eh Mer, lo kemaren pulang sekolah ketemuan ya sama Daren? ngakuu, gue lihat tau... , padahal bilangnya mau pulang eh diem-diem malah ketemuan."

"Hah?! gue gak ada ketemuan sama Daren pulang sekolah, salah lihat kali lo," jawab Ameira dengan tatapan penuh keheranan.

"Tapi yang gue lihat sama Arcilla itu beneran Daren, orang ada si Gilang sama Arya juga,"

Arcilla mengangguk, "iya Mer, gue sama Fratina gak bohong, suer deh."

"Daren ketemu sama siapa??" batin Ameira dan langsung pergi meninggalkan kedua temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAREN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang