BAB 5

155 27 7
                                    

Pintu apartemen terbuka, sang pemiliknya muncul dari arah luar. Tas ransel hitam digenggamannya dia seret tak bersemangat.

Kenzie menegakkan badan, melirik ke sofa ruang tamu yang belum pernah Ia sentuh sampai detik ini.

Bayangan malam itu terputar kembali, pekikan histeris Freya, suara refleks yang keluar dari bibir mungilnya, hingga air mata yang mengalir deras dari mata indahnya.

Kenzie ingat sekarang. Sepanjang mereka melakukan hubungan, Freya menatapnya dengan tatapan yang tak biasa.

Takut, cemas, kesakitan.

Kenzie tanpa sadar menitikkan air mata. Ia ikut merasa sakit.

"Pulang, Fre... kita perbaiki sama-sama."

Punggung lebar yang biasanya selalu terlihat gagah, kini tampak merosot dan kesepian.

"Gue... bajingan banget, ya, Fre? Lo disana pasti selalu menyumpah serapahi gue."

"Gue nggak kuat, Fre. Gue setiap saat dihantui rasa bersalah, gue juga kangen sama lo. Gue bodoh banget Fre, baru sadar sama perasaan gue setelah gue kehilangan semuanya."

Tersadar sesuatu, Kenzie tersenyum miring. "Tapi Fre, lo itu punya gue. Gue yang pertama."

Ini hanya tentang waktu. Kenzie berjanji, setelah menyelesaikan Sma dan lulus dari situ, Kenzie pasti akan mencari Freya sampai dapat. Freya tidak boleh pergi seenaknya tanpa persetujuan Kenzie.

Ting!

Ibu Negara
Mulai sekarang nggak usah cari Freya lagi.
Orangtuanya mohon-mohon sama Mama buat berhenti nyari keberadaannya karena alasan pribadi.
Papa juga udah nyuruh anak buahnya berhenti menggali info soal Freya.
Saat ini kamu hanya perlu fokus sama sekolah kamu. Setelah semuanya beres, kamu bisa cari Freya. Papa sama Mama akan menerima dia sebagai menantu kami dan anggota baru dari keluarga Leonard

Semua orang gampang sekali menyuruhnya untuk berpaling dari Freya. Bagaimana bisa? Ia khawatir dengan keadaan wanitanya.

Apakah Freya akan mengandung anak mereka dan melahirkan tanpa sepengetahuannya? Apakah Freya memulai hidup baru dengan mencari penggantinya? Lalu, kondisi finansial Freya disana bagaimana?

Kenzie tidak bisa berhenti memikirkan semua hal itu. Kenzie tidak akan bisa.

Kenzie kembali mengingat momen-momen kebersamaan antara dia dengan Freya. Rasanya baru tadi Freya memeluk lengannya, baru tadi Freya tersenyum untuknya.

"Kenzie! Kapan suka sama aku? aku kurang apasih? kurang kaya? iya! kurang menarik? iya! kurang ajar? Engga terlalu, sih."

"Ken, Ken! Tebak! Siapa yang cinta mati sama kamu? Inisialnya Freya!"

"Kenzie! Awas aja nyesel kalau nolak aku. aku ini limited edition loh! Produknya pak Doni dan bu Ratna cuma satu soalnya."

"Ken, jangan merokok ya. Bibir kamu warnanya bagus. Kalau jadi gelap, aku nanti nggak mau ciuman sama kamu."

"Kenzie, nama kamu kok keren banget, sih?"

"Ken, kenapa di Boruto kamu sukanya sama kawaki? Aku malah nggak suka sama dia karena auranya negatif! Aku suka Mitsuki karena dia kayak kamu."

Kenzie tertawa hambar ketika suara-suara ceria Freya berputar di kepalanya. Freya benar-benar membuatnya gila!

Bagaimana cara untuk menemui wanitanya lagi? Kenzie rindu sekali. Semua akun media sosialnya sudah tidak aktif. Teman-temannya tidak bisa membantu banyak. Orangtua Freya masih belum percaya terhadapnya. Bahkan orangtuanya sendiri menyuruhnya untuk berhenti memikirkan Freya.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang