BAB 10

131 20 5
                                    

vote komen sebelum membaca~

Satu jam sebelum menjemput Serenade dari sekolahnya, Kenzie sudah menjumpai Freya di tempat wanita itu bekerja. Sengaja Kenzie bergerak cepat, lantaran ingin menghabiskan waktu berdua dengan Freya.

Jika dulu Freya lah yang berjuang untuk mendapatkannya, kini Kenzie sebagai laki-laki lah yang harus berjuang. Tak peduli akhirnya bagaimana nanti, yang penting berjuang dulu.

Kenzie turun dari mobil lambhorgini hitamnya, lalu memandangi lingkungan cafe Eropa. Cafe yang nyaman, banyak pepohonan asri.

Cafe Eropa di bangun dengan design yang indah, sesuai namanya, cafe ini bergaya ala Eropa.

Tanpa ragu, Kenzie melangkah masuk ke dalam.

Kring!

Kenzie berhenti. Matanya sibuk kesana-kemari mencari keberadaan seseorang. Kemudian, tatapan matanya jatuh pada seorang wanita yang berdiri di tempat kasir sendirian.

Kenzie tersenyum, Freya sangat cantik. Rambut panjangnya dicepol ke atas, Ia memakai polesan make up tipis yang membuatnya terlihat elegant.

"Selamat pagi menjelang siang, Freya." Kenzie menghampiri.

Freya mengangkat pandangan, terkejut dengan kedatangan Kenzie yang tiba-tiba.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Freya, berusaha bersikap ramah.

"Pesan kamu."

"Jangan kurang ajar."

"Serius, aku mau pesan kamu untuk nemenin jemput Seren di sekolahnya."

"Nggak perlu, Seren udah ada yang jemput nanti. Papanya." Ujar Freya malas.

"Sean? Dia aku suruh fokus meeting."

"Jangan bohong, Sean bilang hari ini dia cuman ngecek tugas karyawan aja."

"Dia yang bohong berarti."

"Yaudah, nggak perlu repot-repot jemput Seren. Gue aja nanti sendiri." Kata Freya sambil mengecek arloji rose gold di pergelangan tangan kirinya.

"Sayangnya aku udah disini. Aku juga bawa mobil. Jadi kita bisa jemput Seren bareng-bareng."

"Terima kasih banyak, tapi nggak perlu repot-repot. Gue bisa sendiri. Biasanya juga gitu!" Entah kenapa Freya jadi kesal sewaktu mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Seren anak kita. Jadi jangan egois, Fre."

Alis Freya menukik tajam, "Sembarangan! Seren itu anak gue. Bukan anak elo. Jangan seenaknya ngaku-ngaku!"

Kenzie menyunggingkan senyum, "Oh, ya? Jadi Seren anak lo sama siapa? Sama cowok lain? Seren umurnya 4 tahun, dan 5 tahun lalu kita ngelakuin hal itu. Besar kemungkinan kalau dia emang anak kita. Anak kandung kita." Kata Kenzie, menekan kalimat Anak kandung agar hati kecil Freya terketuk untuknya.

"Lo mau jemput anak gue? Jemput sendiri aja. Sekolahnya di Tk Pemimpi, Jalan Nanas."

"Aku butuh kamu. Kamu tau sendiri sikap Seren sama aku gimana."

Freya mendesah kesal, Kenzie dari dulu memang susah sekali dibilangi baik-baik. Mau tak mau, Freya terpaksa mengalah.

"Yaudah." Final Freya yang langsung membuat Kenzie meninju-ninju angin saking senangnya, "Tapi bentar, gue mau minta orang buat jaga kasir."

Kenzie tak melepaskan pandangan dari Freya hingga wanita itu menghilang setelah masuk ke sebuah ruangan. 7 menit kemudian, Freya sudah mengganti pakaiannya menjadi sebuah dress peach selutut. Rambut yang Ia cepol ke atas sudah tergerai indah.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang