OBSESSION (8)

481 27 4
                                    

Pagi harinya, Dara menatap pantulan wanita buruk rupa di cermin, dan itu adalah dirinya. Dengan wajah kusut, rambut berantakan, penampilannya tak lebih buruk dari gembel. Entah sudah berapa lama dia berdiri di depan cermin dan mengacak rambutnya. Dara kesal sekali pada dirinya, karena dia merasa bersalah sudah melakukan percintaan dengan Jiyong.

Gilanya...dia menikmati itu.

Astaga!
Dia tak mau munafik untuk mengakui bahwa Jiyong sangat liar dan berhasil membawanya terbang ke atas awan!

Karena itu dia sangat benci!
Harusnya dia tidak menyukai ini.

"Sedang apa, Sayangku?"

Deg.

Sosok setan itu pun muncul di cermin, dan langsung memeluknya dari belakang. Dara menelan ludahnya dengan susah payah lalu menyingkirkan tangan Jiyong dari perutnya.

"Lepaskan."

"Aku ingin memelukmu, memang tidak boleh? Kita bahkan menyatu dengan gila kemarin. Kau belum menjelaskan soal itu. Apa maksudmu mempermainkanku seperti itu?"

"Ya, kau benar! Aku harus memperjelasnya. Aku tau kau sangat menikmati tubuhku. Tapi hubungan kita hanya sebatas itu saja, kau tau maksudku kan? Dan kau jangan berharap lebih. Lagi pula, apa kau tidak malu bercinta dengan kekasih orang? Apa kau serendah itu Jiyong?"

Jiyong malah tertawa meremehkan sembari menatap bola mata Dara lewat cermin. Kini bibirnya bergerak ke telinga Dara dan berkata dengan nada panasnya seperti biasa.

"Bagaimana denganmu Dara? Apa kau tidak tau malu bercinta denganku sementara kau punya kekasih?"

Deg.

Dara mati kutu.
Memang benar.
Dia pun tak tau malu.

Oh God!

Jika Soo Hyun tau, dia berhak membunuhnya bukan?

"Kita cocok sekali bukan? Sama-sama tidak tau malu. Sama-sama menikmati satu sama lain. Penisku menyatu dengan pas di dalam vaginamu."

"Bahasamu sangat tidak sopan."

"Memang kenapa? Benarkan sebutannya itu? Penis dan vagina. Apa ada sebutan lain? Apakah kau lebih suka aku menyebut dick dan puss----"

Kata-kata Jiyong terputus karena bekapan tangan Dara yang kuat.

"Kau benar-benar kakek cabul."

"Kakek?"

Dara berjalan meninggalkan Jiyong lalu bertengger di dapur untuk menyeduh kopi.

"Kenapa kau menyebutku, kakek?"

"Perbedaan usia kita nyaris sepuluh tahun!"

"Lalu sepuluh tahun disebut dengan kakek? Begitu? Teori konyol darimana itu?"

"Yah, tetap saja aku dan kau terlihat sangat jauh berbeda. Kau tua dan aku begitu muda, kau kemari."

Dara menyeret Jiyong ke depan cermin dengan semangat.

"Lihat keriput di dahimu, astaga disini juga, dan bulu-bulu di dagumu ini membuatmu terlihat lebih tua." Dara membuka mulutnya lebar. "Dan lihat aku. Muda dan segar. Lihat kita berdua, seperti kakek dan cucu." Ujar Dara menatap cermin.

"Aku baru 28."

"Tapi kau terlihat seperti 48."

"Aku ingin menciummu."

"Aku tak mau dicium kakek tua."

"Kau tak mau dicium, tapi mau bercinta begitu?"

Dara terdiam menelan air ludahnya kasar, berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya meninggalkan Jiyong melangkah ke dapur.

OBSESSION (DARAGON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang