Seusai meeting, Jiyong segera menuju ruangannya, melepaskan jasnya kasar lalu menuangkan minuman. Pria itu menenggak bir dengan liar kemudian dia membanting gelas di atas meja. Tatapannya tajam, darahnya masih mendidih. Dia tak habis pikir, kenapa bisa-bisanya Soo Hyun datang ke Seoul padahal dirinya sudah mengatur jadwal sedemikian rupa untuk mencegah pria itu datang ke Seoul.
"Dimana Dara sekarang? Apa dia masuk kantor?" Tanya Jiyong pada Seungri.
"Aku tak tau. Aku bukan pacarnya."
Jiyong kembali menenggak minumannya. Dia sudah sangat gila sekarang. Apalagi Dara menonaktifkan ponselnya.
"Oh aku baru dapat kabar." Ujar Seungri sambil menggulir layar ponsel. "Dia sedang berada di Jeju."
"Jeju?"
"Ya, kabarnya Soo Hyun juga punya penerbangan ke sana."
Cengkraman pada gelas yang dipegang oleh Jiyong tampak kuat.
Apakah wanita itu hendak menemui Soo Hyun? Belum pernah Jiyong merasa begitu direndahkan oleh seorang wanita.
Dimana-mana biasanya wanita yang selalu mengejarnya, kini dia malah menjadi laki-laki bodoh yang tergila-gila pada seorang wanita yang bahkan punya kekasih!
"Siapkan pesawat, kita terbang ke Jeju sekarang."
"Kita ada meeting siang ini."
"Aku tak peduli!"
"Sejak kapan Anda menjadi tak peduli dengan pekerjaan?"
"Sejak aku tergila-gila pada gadis itu."
"Astaganaga."
"Siapkan pesawat, Seungri."
"Aku tak akan membiarkan Anda berbuat sesuatu yang membahayakan perusahaan."
"Siapkan pesawat, sialan!" Jiyong melemparkan gelasnya ke dinding hingga pecah berkeping-keping.
Seungri benar-benar tak mengenal pria ini. Dia sudah kelewatan. Dan dia benci itu! Karena dirinya lah yang akan direpotkan andai ada yang tak beres dengan perusahaan.
***
JEJU ISLAND, SOUTH KOREA
Sementara di Jeju, Dara menyembunyikan dirinya di bawah selimut dan menangis seperti anak kecil. Matanya bengkak dan kepalanya nyeri. Terlalu lama berada di bawah shower dan meraung-raung membuat tubuhnya lemas kini.
Orang tuanya yang melihat keadaan tragis putri mereka pun langsung mendatangi kamarnya.
"Kau baik-baik saja, Sayang? Apa yang terjadi? Apa pekerjaanmu tak berjalan dengan baik?" Tanya ibunya, Han Ye Seul.
"Aku hanya sedang tak enak badan." Ujar Dara lemas di bawah selimutnya. Dia tak mau repot-repot memamerkan wajah buruk rupanya pada kedua orang tuanya itu.
"Ceritakan pada Appa, apa yang terjadi. Siapa yang membuatmu menangis?" Teddy buka suara.
"Aku tidak menangis."
"Matamu sudah seperti bola ping-pong."
"Kau berlebihan, Appa."
"Setidaknya, lihatlah kami. Kenapa kau menyembunyikan dirimu seperti itu?"
"Please Appa, jangan ganggu aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (DARAGON)
RomanceWARNING 21+ DIBAWAH UMUR HARAP MENJAUH YA!! BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM VOTE & MEMBACA DEMI KENYAMANAN KITA BERSAMA! Kwon Jiyong, pewaris tunggal salah satu perusahaan maskapai penerbangan terbesar di Asia itu ditugaskan oleh ayahnya untuk memimpin ca...