25. TIGERIOR VS LEANDRO

81 9 9
                                    

🎼 Gangsta's Paradise - Coolio, L.V.

Baca part 25 sambil dengerin lagu ini, beuhh!

⚠️ Harsh words

Hayooo, vote dulu yuk!

{ HAPPY READING }

25. TIGERIOR VS LEANDRO

"Boleh memberi hukuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh memberi hukuman. Namun, juga harus berdasar kemanusiaan. Kalian punya dendam, tapi negara punya hukum."

~☆~

"Jancok!" Bersama teriakan penuh amarah, Bima menyorong kasar tubuh seorang lelaki di belakang Satria.

Bagaikan api yang dialiri bensin dan membara lebih kolosal. Bersama onggokan emosi, tangannya berhasil mendorong pipi lelaki itu hingga tumbang.

Ia menekuk kedua lutut, mensejajarkan tinggi dengan lelaki yang tengah duduk tak bertenaga. Bima mengunggut kerah baju putih lelaki tersebut. "Rio bajingan, cowok beraninya main belakang pake benda tajam!"

Pandangan tak gentar tetap ia layangkan tanpa rasa bersalah. Salah satu bibir beroles cairan merah itu tertarik ke atas. "Bro, selagi ada kesempatan jangan disia-siain." Rio mengubah raut mukanya datar. "Sekali pun taruhannya nyawa orang."

Bentrok ngilu antar benda berserakan. Suara tangis, panik, dan kesakitan saling rengkuh bersamaan. Puing-puing umpatan membara mendominasi suasana tegang.

Namun, untungnya pertikaian ini terjadi di halaman sekolah, bukan di lapangan sekolah. Karena stand bazar berpola di lapangan.

Di dekat pos satpam sana. Kira-kira jaraknya sekitar 2,4 m dari tempat peraduan, terdapat gudang dipenuhi anak Leandro. Bagi musuh yang sudah tak berdaya, akan ditarik satpam pada ruang berukuran 4x4 m2 tersebut. Tentu, mereka juga menjaga bagian depan agar si penghuni tak kocar-kacir keluar.

"Lo maunya apa, sih?"

Dua Ketua kubu saling bermuka. 175 cm tinggi dan keahlian bela diri yang sama-sama mereka punya. Menjadi lawan seimbang untuk saling menjatuhkan dalam perang.

Brian diam sejenak. Menyelami netra Satria yang sudah tidak sabar menghabisinya.

Tak sampai lima detik, tangan Brian terkepal, memunculkan senyum manis yang selalu membuat para gadis menjerit. Namun, kali ini situasinya beda. Tegang, runyam, dan tak jelas tujuannya.

"Sekolah lo curang."

"Lo pikir, gue rela kesini bawa pasukan sebegitu banyaknya cuman gara-gara masalah sepele geng kita yang musuhan?" Brian menarik nafas berat, menggelengkan kepala tak habis fikir. "Sejak awal, Leandro sama Tigerior dibikin untuk lindungin sekolah, bela sekolah, bukan untuk kepuasan masing-masing."

SPARKLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang