Bab 07.

88 29 66
                                    

Assalamualaikum all

Bagaimana hari kalian?semoga menyenangkan ya?

Saya mau buat cerita,dan ini hanya fiktif belaka jadi jika ada kesamaan maka itu hanya sebuah kebetulan!

No plagiat!

Bima dan dziki berada diluar kamar ardiva,saat ini gadis itu masih belum sadar dan terbaring lemah.Prima dan aura juga sudah mengunjungi mereka,mereka berempat juga berbincang dan berencana untuk menangkap brian yg semena-mena sama diva untuk menjebloskannya kedalam penjara bersamaan dengan rekaman itu

"Dokter ini teman gua prima sama aura?"

"Primaa"

"Auraa"

"Kalian bisa panggil saya bima tidak usah panggil dokter!"

Mereka masuk ke dalam kamar secara bersamaan,bima juga mengecek kondisi diva yang masih belum ada perubahan sama sekali membuat semuanya semakin khawatir.1 jam sudah berlalu hari semakin larut,dziki sudah izin ke orang tuanya akan menginap dirumah sakit dan orang tuanya setuju sedangkan prima dan aura juga ttp stay dirumah sakit karena udah izin.Sedang bima juga tidak pulang karena ardiva masih dirumah sakit

"Kalian ga pulang"tnya bima

"Kita mau nunggu ardiva sadar bim!"ujar prima

"Ttpi besok kalian sekolahkan?"

"Ga usah khawatir nanti subuh kami udah balik kok"jawab prima

Dziki stay duduk disebelah ardiva sembari memegang tangannya,entah perasaan apa yg ada dihati dziki hingga dia sekhawatir ini pada gadis itu.Bima menatap keduanya arogan, seperti ada yg janggal mustahil kalau cuma teman diantara mereka berdua.Bima duduk disofa panjang kamar ardiva dan bersebelahan dengan prima yang stay menatap layar laptopnya sembari mengerjakan tugas sekolah.Sedangkan aura pergi membeli beberapa makanan yg bisa dimakan dan diminum

"Prima?"

Prima menoleh kesamping."I-iyaa kenapa Bim?"tnya prima bingung

"Mereka berdua pacaran?"spontan bima membuat prima menutup mulutnya rapat.Prima menelan salivanya dengan kasar,dia juga tidak tau hubungan apa yg dimiliki ardiva dengan dziki,ia hanya tau mereka berdua dekat karena teman sebangku kalau urusan hubungan lebih dari teman prima ga mau salah bicara."Gatau jugaa sih Bim,mereka dekat semenjak dziki masuk sekolah"

"Dia murid baru?"

"Hu'um dan duduk disebelahnya ardiva mungkin kalau dibilang dekat sih iya tapi kalau hubungan ga tau"

"Oh iya gue mau tanya,Lo siapanya temen gue?"tnya prima,bima spontan melepaskan kacamatanya yang membuat auranya semakin mempesona."Diva dan gua udah sahabatan dari kecil sampai besar,gua juga yatim kedua orang tua gua udah ga ada tapi berkat diva gua bisa semangat sampai sesukses ini,makanya gua udah nganggap dia kayak adek gua sendiri"

"Kemarin gua baru sampai dari turki selesai praktek,dan gua langsung pergi ke rumah ardiva namun sayangnya brian lagi-lagi memperlakukan ia tidak baik, sedemikian itu gua suruh dia tinggal sama gua buat jaga-jaga"

"Em lo sahabatnya,pantes gue lihat kok dekat"

"Gue setuju juga sih kalau temn gue tinggal sama lo aja biar dia lebih aman,eh btw nyokap bokap dia tau ga?"

 NEW FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang