"Ihh sombong banget sih! Kalo nggak mau tinggal nolak aja, nggak usah sok dingin begitu!" cibir Haura sambil menatap orang itu jengkel.
"Ganteng doang tapi sombong! "
Haura kembali menghadap ke atas rak. Lalu Haura menjinjit untuk mengambil barang itu lagi.
Namun dikarenakan Haura masih merasa jengkel dan tidak konsentrasi dengan baik, tanpa disengaja Haura menyenggol barang barang tersebut.
Brakk!
Hingga pada akhirnya beberapa barang mulai terjatuh dari tempatnya sehingga meninggalkan suara yang cukup nyaring. Beberapa orang yang ada disana bahkan penasaran dengan bunyi itu hingga mulai melihat Haura.
Gadis itu menjadi pusat perhatian sekarang.
Dan itu sangat memalukan.
"Em, ma-maaf maaf, nanti saya beresin kok. Nggak sengaja beneran" Haura mulai berbicara pada staff minimarket yang juga melihatnya. Tangannya terangkat membentuk gaya peace.
Staff minimarket itu menghembuskan nafasnya pelan kemudian mendekat kearah Haura. "Lain kali hati-hati ya, dek. Udah sini aja saya yang beresin. Udah jadi tugas saya kok. "
"Iya, sekali lagi maaf ya, kak. Maaf banget kalo ngerepotin. " ujar Haura sekali lagi.
Seusai nya Haura segera pergi dari tempat ini setelah mengambil barang yang ia inginkan.
Seandainya bila cowok itu mau menolongnya, pasti Haura tidak akan bertindak memalukan seperti ini.
"Sial apa tadi aku kok bisa sampai jatuhin barang barang tadi? " gumam Haura malu.
Haura kemudian pergi ke kulkas yang berisikan minuman. Lalu gadis itu segera mengambil salah satu minuman disana. Ia merasa haus sekarang.
Setelah Haura pergi ke kasir lalu menyerahkan semua belanjaannya kepada mbak-mbak kasir. Beruntung tidak ada antrian, jadi Haura bisa langsung menaruhnya.
Namun Haura tiba-tiba mengingat sesuatu.
"Oh ya ada yang lupa! "
Gadis itu kembali ke rak-rak yang berisi makanan yang berjejer rapih itu. Lalu ia mengambil salah satu biskuit yang ada disana.
Biskuit ini merupakan biskuit kesukaan Haura yang tidak boleh terlewatkan.
Haura kemudian kembali ke kasir lagi. Namun Haura melihat ada seorang cowok sombong tadi yang saat ini sedang berdiri di depan kasir.
Namun bukan wajah dari cowok itu yang menjadi perhatian utama Haura.