Haura menatap mereka dengan tatapan penuh tanda tanya.
Jangan-jangan Haura dibohongi sama rombongan siswi yang tadi!?
"Sa, kenapa ada cewek nyasar disini?" tanya mereka pada temannya yang sedang fokus bermain game.
Aksa yang terusik langsung menolehkan kepalanya.
Kedua matanya melotot dengan sempurna melihat Haura berdiri ditempat ini.
"Lo!?"
"Aksa?"
Melihat Haura dan Aksa yang saling terkejut satu sama lain, mereka jadi semakin bingung.
"Lo kenal dia?"
"Anak temen Papa gue," sahut Aksa.
"Terus? "
"Baru masuk sekolah disini. "
"Oh pantesan," angguk temannya.
"Tapi ya masa baru masuk sekolah udah salah masuk kelas aja? Masa nggak ada yang anterin gue?"
Haura yang melihatnya langsung memelototkan matanya.
"Parah sih. "
Aksa kemudian berdiri dari posisinya lalu berjalan mendekati Haura."Buruan lo ikut gue!" perintah Aksa.
"Iya."
Selepasnya keduanya langsung meninggalkan rooftop. Jika sebelumnya mereka terlihat canggung satu sama lain, kali ini Haura mulai berani melontarkan kekesalannya.
"Bilangin Papa nih kalo ninggalin aku sembarangan! " ancam Haura.
Siapa juga yang tidak kesal bila sudah menunggu lama tahu-tahunya tidak datang lagi? Kalau begitu lebih baik dari awal tidak perlu mengantarnya saja dari pada harus ditelantarkan seperti tadi. Biarkan saja Papanya yang mengantar Haura sampai ke kelas barunya dengan selamat dan sampai tepat waktu.
Aksa menghentikan langkahnya. Dari jarak yang sedekat ini, dia mulai menunduk menatap Haura yang saat ini mendadak jadi sesak napas karena merasa terintimidasi tatapan tajamnya." Gue juga bilang Papa lo, kalo pertemuan awal kita, lo nggak sopan ngambil minum orang sembarangan."
Haura terdiam seketika dengan wajah yang memerah.
Lagi-lagi merasa malu karena kembali diingatkan oleh kejadian itu.