★
"Beneran lo gak apa-apa gua tinggal sendirian?" tanya Jendral sambil membereskan barang-barangnya.
"Iya," jeda Naya. "Lagian Mama juga lagi dijalan mau kesini, kan"
"Untungnya lo udah boleh pulang hari ini," kata Jendral. "Jangan lupa makan, jangan sakit lagi ya"
"Iya bawel"
"Serius." kata Jendral. "Ntar gua khawatir lagi nih"
"Prettt" Naya meledeknya.
"Beneran, anjir, Nay" Jendral terkekeh pelan.
"Ya udah iya, sana gih berangkat ke kampus, udah jam setengah sepuluh, nanti lo terlambat" suruh Naya.
"Oke deh, kabarin gua kalau ada apa-apa, ya, Nay" kata Jendral.
"Dadah jelek" pamitnya, Jendral mengacak-acak rambut Naya.
"Dih, rambut gue berantakan nih!" Naya mendorong perut Jendral pelan, kesal karena rambutnya dibuat berantakan oleh laki-laki itu.
"Gapapa, gemes" Jendral tersenyum lebar.
★
Besoknya..
Dengan pakaian yang rapi, dan wangi parfum yang menurutnya sudah cukup, Jendral turun dari motor menuju rumah besar nuansa putih di suatu kompleks. Pria itu mengetuk pelan pintu rumah tersebut.
Tok.. tok..
Cklek..
"Mau ngapain?" tanya Naya mengerutkan dahinya ketika mendapati sosok Jendral.
"Nungguin bansos," jawab Jendral tersenyum miris. "Ya nggak, lah, Nay.."
"Terus?"
"Mau jemput nyokap lo"
"Oh, ya udah, sebentar gue pang—"
"Dan lo percaya??" kalimat Jendral membuat Naya bingung.
"Nay, ada siapa itu? Suruh masuk, lah, jangan ngobrol diluar gitu" terdengar suara Mama Jenna dari dalam yang menyuruh Jendrla untuk masuk.
"Iya, Ma," sahut Naya. "Masuk"
"Pake salam gak?"
"Buruan, gue tinggal ya lo" ketus Naya. Jendral hanya terkekeh.
"Oh, nak Jendral rupanya yang datang," Jenna tersenyum ramah.
"Pagi, Tante" sapa Jendral tersenyum.
"Pagi juga, Jen," jeda Jenna. "Ada perlu apa nak?"
"Nggak ada, Tante," jawaban Jendral membuat Naya bingung. "Cuman mau nganterin Naya ke kampus"
Naya membulatkan matanya terkejut.
"Boleh gak, nih, Tante?" izin Jendral.
Jenna terkekeh pelan. "Ya boleh dong, Jendral. Kenapa enggak?" Jenna melihat anaknya, komuk Naya seperti tidak mau jika harus berangkat bareng Jendral pagi ini.
"Tuh, denger kan, lo?? Nyokap lo ngizinin gua" Jendral tersenyum angkuh.
Rasanya, ingin sekali Naya mencubit perut laki-laki itu sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angrybao || ENGAGEMENT RINGS {End}
Fanfic"Ya kali gue jadi jodohnya, apa kata dunia" Gitu deh kira-kira misuh orang yang dijodohin sama orang yang ternyata emang jodoh nya. || JANGAN LUPA VOTE SETIAP BAB & FOLLOW UNTUK MENUNGGU KELANJUTANNYA :)