018. Take a chance with me

331 34 0
                                    

Dari dulu, Naya nggak pernah merasakan seperti apa rasanya pacaran. Karena seperti yang kalian tahu, Naya masih suka nggak percaya sama sembarang laki-laki yang mendekatinya. Tapi jangan salah, yang pdktin Naya itu banyak, dan berbagai janji manis sudah mereka katakan diawal saat bertemu dengan Naya. Namun lagi-lagi, karena kepercayaan Naya yang masih sepuluh persen terhadap laki-laki membuatnya harus menolak semua laki-laki itu. Beberapa mungkin baik bagi Naya, namun tetap saja, dia masih belum siap jika berpacaran apalagi dengan laki-laki yang baru ia kenal. Sampai akhirnya ia dijodohkan dengan Jendral, membuatnya berontak sendirian. Seperti apa rupanya Jendral saja awalnya Naya tidak tahu. Tapi pada akhirnya setelah melewati berbagai pertemuan tanpa disengaja, secara perlahan-lahan ia merasa kalau Jendral tidak seburuk yang dipikirkannya.

Ada satu hal yang masih membuat Naya ragu bahkan dengan dirinya sendiri. Yaitu perasaannya untuk Pradja, teman SMP nya. Dia selalu menunggu Raja memberikannya notifikasi di ponselnya, dan selalu menunggu Raja untuk kembali kepadanya. Tapi sebut saja Naya masih gak bisa terima kalau dia memang suka dengan Raja beneran. Secara, mereka itu kan sahabat sejak SMP, ya, kalau saja salah satu dari mereka ada yang menaruh perasaan, bukankah persahabatan itu akan hancur dengan sendirinya? Belum lagi jika nanti ada suatu hal yang membuat mereka jadi tidak sehangat seperti saat mereka bersahabat seperti sekarang, Naya tidak mau merusak persahabatan mereka hanya karena sebuah perasaan yang masih abu-abu. Lagi pula, Naya tidak tahu jika suatu saat ia confess, apakah Raja dengan mudah menerimanya, atau justru ia akan menolaknya?

"Ayo kita temenan tanpa melibatkan perasaan."

Kalimat dari Raja yang masih terbayang-bayang di benak Naya hingga detik ini. Kenapa? Ya karena dia baru menyadari maknanya sekarang.

Tiinggg..

Raja

| Nayyy
09.30
| Tebak gue lagi dimana
09.30

Dimana? Malioboro? |
09.30

| Nggak, bukan
09.30

Terus dimana? |
09.30

| 📸 photo
09.30
| Eh ini tuh namanya Monas kan, ya?
Gue udah lama gak ke jakarta, nih
09.30

JA??? |
09.30
LO SERIUSAN AJA?? |
09.30

Naya memekik riang. Rupanya, sahabat lamanya itu sedang berkunjung ke Jakarta sekarang.

| Kapan sih gue bercanda sama lo nay?
09.30
| Beneran, gue baru aja turun dari kereta
stasiun gambir, terus langsung pap ke lo
09.30

Kok gak bilang-bilang sih
mau pulang ke sini |
09.30

| Kan, biar surprise nay wkwk
09.30
| Oh ya, nanti sore gue ke rumah lo ya
ada oleh-oleh buat nyokap lo
09.30

Buat gue gak ada? |
09.30

| Ada kok
09.30
| Nih gue oleh-oleh lo
09.30

Dihhhh bisa gitu |
09.30

Naya tersenyum menatap roomchat nya bersama Raja. Entahlah, rasanya seperti healing kalau mengobrol bersama Raja. Dan inilah poin kenapa Naya menyukai sifat Raja yang amat humble dan peduli kepadanya. Dulu, jauh sebelum mereka berpisah, Raja selalu take care Naya dan selalu menjaganya. Naya tidak tahu, apakah Raja memang seperti ini ke semua orang atau hanya kepada dirinya, tapi sekali pernah Raja bilang kalau dia tidak memperlakukan sembarang wanita seperti apa yang ia lakukan kepada Naya. Mendengar hal itu, Naya kembali tersentuh dan merasa seperti termasuk orang spesial didalam hidup Raja.

Angrybao || ENGAGEMENT RINGS {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang