010. Bunda

687 64 0
                                    

Setelah kelas siang usai, Naya memutuskan untuk pergi ke lobby fakultas seni untuk menunggu seseorang. Dengan jaket oversize jika ia pakai yang masih ia tenteng, ketika seseorang meminjamkan nya hari kemarin.

"Ngapain disini?" Jendral yang keluar langsung mendapati sosok Naya berada dihadapannya. Jendral celingak-celinguk. "Lo nungguin orang?"

"Gue nungguin lo," kata Naya datar. "Nih, jaket lo, gue kembaliin" Naya mengulurkan tangan yang memegang jaket berwarna biru dongker itu.

"Ngapain dikembaliin?"

"Kan ini jaket lo" Naya mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Gak usah," jeda Jendral. "Buat lo aja"

"Dih?? Mana bisa begitu?" ketus Naya. "Katanya ini jaket kesayangan lo?"

"Iya, sih. Tapi kalau yang pake orang kesayangan gua juga, ya gapapa" Jendral terkekeh.

"Beneran buat gue, nih?" tanya Naya memastikan, sebelum akhirnya ia memakai jaket itu didepan Jendral.

"Iya, Naya. Kalau bercanda ngapain muka gua se-serius ini?"

"Lagian jaketnya juga cocok kalau dipakai sama lo, lucu" Jendral tersenyum. "Anggap aja, setiap lo pakai jaket itu, lo lagi dipeluk gua"

"Najis," sinis Naya. "Gue buang jaket lo"

"Yahh, jangan dong," Jendral terkekeh geli.

Malam ini, lagi lagi suara pria terdengar dari dalam kamar Naya. Tentu saja, ia sedang melakukan panggilan video dengan Raja.

"How was your day?" tanya Raja, paling awal membuka topik malam ini.

"Not bad, i guess" jawab Naya ragu-ragu.

Raja terkekeh pelan. "Bete gitu muka nya, ada apa, sih, Nay?" Raja memang selalu seperti ini. Selalu mengerti apapun tentang Naya. Selalu tahu dan paham apapun tentang Naya. Tentu saja, mereka sudah bersama kurang lebih sembilan tahun. Mustahil jika Raja masih tidak mengerti body language sahabatnya itu.

"Jakarta panas banget..," keluh Naya. "Di Jogja sepanas ini juga, kah?"

"Nggak selalu, sih, Nay" jawab Raja sambil menulis sesuatu. "Belakangan ini lagi hujan terus, gue bete banget kalau udah hujan" lanjutnya.

"That's always make me remember about that day..." kalimat Raja kali ini terdengar sangat menyedihkan.

"Why you still remember that?" tanya Naya. "That's a shit feeling you don't have to remember"

"I know," Raja tersenyum tipis. "But it's always make me hurt, always."

Naya terdiam. Dan pada akhirnya keduanya sama-sama terdiam canggung.

Beberapa tahun silam, saat anak laki-laki itu masih berusia sembilan tahun, sebuah tragedi dibawah hujan terjadi. Ia masih tidak bisa melupakan luka terperih baginya selama ini. Sungguh, setiap mengingat kejadian itu, hatinya rasa seperti digores oleh sebuah pisau tajam. Bahkan penyesalan akan selalu datang ketika mengingat hari itu. Adiknya, adik kesayangannya, rumah keduanya, hari itu kecelakaan. Rania—Adik Raja yang kala itu masih berusia tujuh tahun, yang baru saja memasuki kelas dua sekolah dasar, namun Tuhan sangat menyayanginya, sehingga Rania sangat cepat kembali kepada sang pencipta. Hari itu benar-benar menjadi hari terkelam seumur hidup Raja. Setiap kali hujan turun, luka lama itu akan kembali terjadi, kejadian yang membuatnya trauma akan selalu terulang lagi dalam memorinya.

Angrybao || ENGAGEMENT RINGS {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang