Chapter 2 - Wrath of Thunder

62 9 1
                                    


***

Sebuah kapal terbang terlihat mendekati pilar cahaya yang berasal dari serangan Mei tadi.

"Reaksi energi Honkai yang kuat terdeteksi!"

"Sumber energi Honkai terus menerus meningkat!"

"Para Honkai yang ada di Kota Evergreen bergerak menuju sumber energi Honkai!"

Para kru yang ada dalam kapal terbang tersebut terus saja memberikan informasi mengenai kondisi yang terjadi saat ini.

Seorang wanita berambut merah yang mengenakan gaun ditemani dengan seorang wanita berkaca mata nampak mengawasi perkembangan informasi dengan penuh rasa khawatir. Namun si wanita yang mengenakan gaun juga terlihat bersemangat melihat perkembangan informasi tersebut.

"Mayor Himeko, masih ada waktu untuk kita mundur!

Ucap si wanita berkaca mata yang memperingatkan kondisi yang terjadi saat ini cukup berbahaya menurutnya.

"Omong kosong! Aku tidak mengenal apa yang dimaksud dengan kata-kata 'mundur' itu!"

Namun, si wanita berambut merah yang mengenakan gaun yang dipanggil Mayor itu menolak dengan keras usulan si wanita berkaca mata untuk mundur.

Wanita itu adalah Murata Himeko, dia adalah seorang kapter dari kapal terbang Hyperion dan juga seorang Valkyrie dari organisasi Schicksal, sebuah organisasi yang berperan dalam melawan monster monster yang disebut Honkai Beast.

Nampak dengan jelas di wajahnya, kalau dia saat ini sangatlah bersemangat untuk bisa menghabisi penyebab ledakan energi Honkai tersebut.

"KEPADA SELURUH UNIT, INI ADALAH PERINGATAN KEAMANAN LEVEL 1! BERSIAPLAH UNTUK PERANG!"

Dengan tegas, Himeko pun memerintahkan kepada seluruh kru yang ada di Hyperion untuk bersiap-siap untuk melakukan pertarungan.

...

Sementara itu...

Kembali ke lokasi Mei dan yang lain...

Saat ini terlihat Mei yang sedang menggendong Kiana yang tak sadarkan diri. Namun ekspresi Mei terlihat sangat berbeda dari dirinya yang biasanya.

"Terluka karena melindungi si pengecut ini, dasar menyedihkan!"

"...Bangunlah Kiana, aku tidak mengizinkanmu mati dengan mudah... karena hanya akulah yang akan mengambil nyawamu..."

Mei mencoba membangunkan Kiana, tetapi usahanya tidak berhasil dan Kiana tetap tidak sadarkan diri tak peduli apapun yang dikatakan Mei.

"Guhk!"

"!!!"

Tidak jauh dari posisi mereka, seorang laki-laki tersadar setelah menerima serangan yang sangat fatal dari monster Honkai tadi, dia adalah Miharu.

Meskipun terdapat lubang diperutnya, tetapi ajaibnya Miharu masih bisa kembali sadar. Sembari menahan rasa sakit, dia melihat ke arah Mei yang sedang menggendong Kiana yang tak sadarkan diri.

Miharu menyadari ada yang berbeda dari Mei saat ini. Melihat dari ekspresinya Mei saja, Miharu langsung menyadari kalau yang didepannya saat ini bukanlah Mei yang dia kenal. Bahkan auranya juga ikut terasa berbeda. Dirinya yang saat ini terasa sangatlah dingin dan kejam tidak seperti dirinya yang biasanya yang baik dan lembut.

Di punggung Mei terdapat sebuah pancaran energi yang membentuk sebuah sayap, dan juga matanya juga ikut berubah warna dari biru gelap menjadi warna ungu yang menyala.

Disisi lain, Mei juga menyadari Miharu yang telah tersadar. Dia pun mendekati Miharu yang terluka parah.

"R-Rai..den...-san..."

Honkai Impact 3rd : Bulan dan Bintang yang BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang