Chapter 15. Nginep

1.1K 122 0
                                    

𝔡 𝔢 𝔯 𝔫 𝔦 𝔢 𝔯    𝔞 𝔪 𝔬 𝔲 𝔯
𝐇 𝐀 𝐏 𝐏 𝐘    𝐑 𝐄 𝐀 𝐃 𝐈 𝐍 𝐆

° ° ° ° ° ° ° ° °

Orang tua Jack menyuruh Vano untuk menginap di mansion ini, karena Jack jarang untuk tinggal disini jadilah sesekali ia menginap dan mengajak Vano untuk nginap juga. Tenang saja Jack sudah izin kepada orang tua Vano dan dibolehkan.

Mereka baru saja selesai makan malam di mansion Abraham. Selesai Jack dan Vano mereka berdua ke lantai dua dimana terdapat kamar Jack yang dulunya ia tempati, dan sekarang tidak lagi. Sudah berapa tahun ia tidak menepati kamar ini? Entahlah Jack pun tak mengetahui nya.

Tapi walaupun begitu kamar ini tetap bersih dan terjaga karena selalu di bersihkan oleh asisten di mansion ini. Mereka membersihkan nya minimal seminggu dua kali, apa gak bersih nih kamar?

Vano baru saja menginjak kan kaki nya di depan pintu kamar Jack, saat ia melihat sekitar kamar ini, kamar yang nuasa dark. Sangat mencekam aura kamar ini, seperti sang pemilik.

Mereka berdua masuk dan mendudukan pantat mereka di tepi kasur yang berukuran king itu. "Kita tidur berdua om?" Tanya Vano.

Serasa Jack ada yang berbicara di samping nya ia pun menoleh kesamping "iya sayang, Kan kita pernah tidur sekamar" Jawab Jack sambil mengelus pucuk kepala Vano.


"Oh yaudah, om Vano mau mandi" Kata Vano karena badan nya yang sangat lengket, ia belum mandi di saat jam makan malam tadi, untung nya orang tua Jack gak kebauan.

"Tinggal mandi Vano" Ciri ciri orang gak peka.

"Ck! Kamar mandi nya mana? Gak peka banget jadi cowo!" Ujar nya kesal.

"Kan tinggal dibilang, kenapa harus nunggu aku peka dulu? Kan aku gak ngerti Vano" Dasar tua.

"Itu yang pintu nya warna monokrom" Jelas Jack.

Vano langsung ngacir kekamar mandi yang sudah ditunjukan oleh Jack tadi "dasar tua" Cibir Vano yang sudah masuk ke dalam kamar mandi itu.

Jack hanya menggelengkan kepala nya acuh, toh orang dia udah tua juga, eh apa! Gua gak tua thor!

Sekitar 20 menit Vano mandi, gak tau kenapa ia menjerit, bukan karena ketakutan atau hal semacam nya.

tapi....

"OM AMBILIN VANO HANDUK DONG!! DISINI GAK ADA HANDUK!" Teriak nya meminta Jack untuk mengambilkan handuk untuk diri nya.

Masa ia keluar dengan keadaan telanjang bulat, apa kata dunia?

Jack yang bersandar di dinding kasur sambil memainkan handphone nya, seakan mendengar suara teriakan Vano ia pun reflek menoleh di arah pintu yng berwarna monokrom itu.

Ia lupa menyiapkan alat alat mandi untuk Vano "sebentar" Kata nya.

Jack mengambil handuk itu di lemari tempat khusus buat alat mandi, selesai ia pun mendekati arah pintu kamar mandi dan memangil Vano "baby" Pangil Jack dimana Vano masih di dlam sana.

Gak ada sahutan dari dalam otomatis Jack mengetuk pintu itu pelan.

Tok tok tok

Tiga ketukan yang ia ketuk, dan berhasil Vano pun membuka setengah pintu itu, dan mengeluarkan tangan kiri nya. "Sini om" Pintah nya.

Jack dengan jahil nya menjauhkan handuk itu dari tangan Vano "ih om cepet Vano kedinginan tau" Jack hanya bisa cekikikan geli.

Masih melakukan hal yang sama "ck! OM CEPET SINIIN GAK!!" Marah Vano dengan kesal.

"Iya iya, nih" Jack gak tega nih.

Clekk

Selesai Vano berhanduk di dalam sana, ia pun keluar dengan handuk yang melilit di pinggang ramping nya.

Jack yang tadi nya fokus ke handphone miliknya sambil bersandar di dinding kasur, tak kala ia mendengar suara pintu terbuka otomatis ia menoleh ke asal suara.

Yang tadi ia memegang handphone dan sekarang ia lempar di samping ia bersandar, ia fokus ke Vano.

Glup, glek, ah

Ia menelan saliva nya sendiri saat melihat Vano keluar dari kamar mandi itu, melihat Vano hanya mengenakan handuk di pinggang ramping nya, badan yang putih mulus bersih itu membuat Jack bergairah melihat nya.

"Ekhmmm" Dehem nya dengan serak.

...

Sorry ya pendek, soalnya belum mikir dengan sempurna nih otak.

Adengan plus plus nya ditunda dulu ya mhwehehe.

-Typo tandai
-Vote guys
-Komen juga

Written by SoniaR554
Palembang-ogan ilir, 03-agt-2023
682 words

Dernier Amour BL [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang