4. Crosswise

2.6K 336 146
                                    

BGM : Yuji & Putri Dahlia - Old Love

Chapter 4

Ceria, segar dan sumringah adalah Argha pagi ini menyambut awal mentari pertengahan semester genap kurikulum mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceria, segar dan sumringah adalah Argha pagi ini menyambut awal mentari pertengahan semester genap kurikulum mahasiswa. Pria itu lagi-lagi berkesan sebagai pria penuh cinta terhadap pasangan hidupnya. Ia sempurna bahkan tak segan turut melayani Natta dengan senang rasa sebagai kompensasi suntuk lelah luar biasa kemarin malam dengan cara beralih peran dalam aktivitas domestik seperti yang ia lakukan tepat pukul enam ini.

Sejak tiga puluh menit lalu, mungkin terlihat Argha sudah runyam sendiri dengan berbagai bentuk wajan tak wajar di Indonesia. Mengocok telur dengan susu, merajang keluarga bawang hingga memanggang roti dan memutar pisau mesin juicer hanya untuk menampilkan kesan bahwa ia suami yang pasti selalu bertanggung jawab akan Natta.

Tidak paham sejak kapan tepatnya sang tuan banyak harta ini akrab dengan berbagai peralatan dapur seakan ia seorang yang ahli dalam berbagai bidang. Argha sendiri tidak ingat kapan ia belajar meramu berbagai bahan pangan agar menjadi masakan. Asal campurkan saja yang penting Natta tidak repot lagi kala membuka mata.

"Доброе утро, сэр (Selamat pagi, tuan)" sapa bibi pelayan tampak terburu menghampiri tuan besarnya yang kini sudah menuangkan residu apel hijau dan beet ke tempat sampah. Argha membalikan tubuhnya dan memberi senyum manis sebagai bentuk rasa senangnya akan kedatangan wanita tua berpenampilan sederhana yang telah bekerja padanya sejak dari kedutaan Rusia.

"Ah ya, pagi bi Sano." Kata Argha membalas. "Biar saya saja, tuan." Tampaknya wanita paruh baya itu didera rasa tak enak hati. Ia sungkan terhadap tuannya yang sepantasnya dilayani malah terlihat kerepotan menyiapkan sarapan sendiri.

"Nggak apa-apa bi, tolong bantu urus laundry saja, biar sarapan saya yang buat," sambung Argha memberi tugas pada bibi pelayan yang ia pekerjakan lagi mulai hari ini.

Diam-diam Argha meminta bi Sano kembali mengabdi untuknya akibat ia yang tidak ingin membuat Natta selalu tampil lelah apabila melakukan pekerjaan rumah. Apalagi agenda mereka akan semakin padat merayap dalam waktu beberapa bulan ke depan.

"Bibi sudah ada bayangan akan denah rumah saya di sini?" tanya Argha berbasa-basi dengan tangan yang sibuk mengaduk telur di atas wajan menggunakan sutil kayu. Ia tuan yang paham bahwasanya bi Sano juga pertama kali melihat keadaan rumahnya di Belanda. Meski sudah diberi denah, namun Argha khawatir akan mata tua sang bibi. "Saya membawa cetakan petanya, tuan." Kata bi Sano menimbulkan tawa kecil di bibir Argha.

"Oke, pakaian yang sudah bersih di keranjang rotan putih di bawah tangga. Nanti tolong pindahkan semuanya ke ruang laundry ya, bi." sambung Argha memberi instruksi pekerjaan pertama. "Tapi kalau merasa masih perlu adaptasi, bibi saya izinkan untuk membuat kesalahan banyak hari ini," Bibi pelayan tersenyum menanggapi tuan besarnya. Tentu ia tidak akan pernah mengecewakan pria muda yang sejak dulu mempercayainya sebagai pelayan.

IRIDESCENT - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang