5. Denounce

2.4K 342 190
                                    

BGM : Celine Dion - The Power of Love
Chapter 5

Hari-hari melanggar norma adalah hari dimana rasanya Natta enggan membuka mata dan menatap kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari melanggar norma adalah hari dimana rasanya Natta enggan membuka mata dan menatap kenyataan. Tahu bahwa setelahnya ada konsekuensi yang menunggu dalam skala tak menentu tergantung penerimaan dia yang menjadi pengetuk palu pembuatan aturan mengikat bagaimana sepantasnya manusia dalam kotak perlindungannya harus bertingkah.

Kemarin Natta berpikir begitu dalam tidurnya. Bahkan kesan sakti si pembuat aturan sampai menyentuh tatanan mimpinya yang harus rusak total hingga Natta beringsut ketakutan menghindar tanpa kendali. Padahal ia masih berposisi di alam pembaringan.

Apakah sebesar itu pengaruhnya? Iya tentu, apalagi bagi jiwa minim pengalaman seperti Natta yang tahunya menghadapi kejamnya lingkaran bumi menggunakan mulut dulu baru kepala setelahnya. Ia yang telah lama sadar bagaimana suaminya akan mengambil sikap kalau Natta berlaku semena-mena tetap saja tidak belajar dari pengalaman. Natta bertingkah seakan bisa menakhlukan satu dunia namun berakhir lemas gemetar kala menatap suaminya yang beraut datar.

Pantaskah Natta disalahkan sepenuhnya? Bisa iya, bisa juga tidak. Iya karena Natta sepenuhnya sadar ketika menerima pinangan dia yang memiliki norma ketat, artinya Natta harus tunduk dengan segala risikonya. Namun tidak juga, karena menikah tidak boleh hanya dikendalikan satu orang.

Bukankah sepantasnya tuan suami itu tahu bagaimana dirinya juga harus menyesuaikan diri dan meluruhkan sedikit sensasi kaku dan kesan digdayanya sebelum memutuskan meminang Natta yang muda?

Dua kepala, dua pemikiran, dua tubuh, dua nyawa hingga dua keluarga dan dua latar belakang. Kalau dipikir lagi, harusnya Argha mengerti apa yang akan terjadi apabila mengambil Natta sebagai nyonya yang diizinkan menguasai rumahnya. Sayangnya, ini semua hasil pemikiran dari sisi Natta si pemilik pikiran generasi baru. Tidak tahu bagaimana dengan suaminya.

Meski sudah ada seribu pembenaran akan seratus dosanya tetap saja Natta tertawan ragu hingga tidak juga turun dari ranjang besarnya untuk sekadar meloloskan tubuhnya dan menyapa Argha yang ia yakini sudah duduk tampan di lantai bawah sembari ditemani kopi hitam dan koran pagi.

Siapapun tahu siapa Argha itu. Pria hampir tua dengan sukma baku dan kepala kaku, jangan lupakan dominasi khas manusia koleris yang tidak akan bisa bengkok meski dia yang bersalah. Natta sempat berpikir demikian dalam bunga mimpinya hingga membunuh keberaniannya untuk bersuara.

Ternyata, tidak perlu alpha dominan seperti fiksi omegaverse yang ia baca dan tidak perlu menjadi jenderal militer untuk pria itu mampu membuat kejiwaan Natta berguncang bak dilarung bersamaan dengan ombak lautan dialasi perahu kertas. Hanya perlu Argha turut serta membawa mata tajamnya maka sudah pasti Natta menggelepar di lantai rumah.

Mengapa semenakutkan ini?

Pemikiran buruk akan sosok Argha yang meramu bahan-bahan kenikmatan setiap waktu gelap dengannya hingga kasih sayang besar yang pria itu bagikan sepantasnya tidak membuat Natta seperti sekarang. Meskipun yang Natta lakukan semalam seakan mengulang kesalahan lama, namun Argha tidak sejahanam itu juga. Ia pasti masih memiliki tingkat toleransi tinggi terhadap apapun yang Natta lakukan semasih Natta tidak berbagi energi tubuh dengan pria lain. Mungkin saja ketakutan Natta ini hanya kalut tanpa alas yang jelas seperti pengalaman sebelumnya.

IRIDESCENT - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang