BGM: Shania Yan - Kokoro no Tomo
Chapter 7
Jika cinta ada seribu, maka sudah sepuluh ribu Argha berikan pada Natta. Jika hati ada dua, maka empat sudah Argha serahkan pada Natta. Atau mungkin jika sayap ada dua kloter, maka empat sampai enam kloter ia sambungkan pada punggung Natta. Segala yang Argha miliki sudah menjadi kepunyaan Natta. Seperti sumpah yang ia sebutkan saat akad pernikahan; Everything I am and everything I have is yours, now and forevermore. Meski sempat Natta se-udzoni bahwa itu hanya bentuk dusta, namun kenyataan semua bait janji yang Argha lantunkan memang ditulis oleh denyut nadi yang menyambung ke jantungnya.
Sejatuh cinta itu pada Natta sejak kali pertama hingga membuat Argha rela menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk sang jelita. Setidaknya itu yang terlihat oleh orang-orang yang menjadi saksi bagaimana pengorbanan Argha yang rela menjadi perban luka bagi Natta akibat sakitnya ujian takdir pernikahan mereka saat awal-awal menyatukan diri dan beradaptasi bersama.
Argha mencintainya sehingga separuh jiwanya sudah ia larutkan pada Natta. Apakah Natta paham sejauh itu?
Telah satu juta kali rasanya Argha menyebutkan hal yang menjadi tolak ukur langkah kakinya. Ia jujur mengatakan apa yang menjadi keinginannya, apa yang menjadi kenyamananya sampai pada titik berkata; apa yang membuatnya bahagia dan merasa hidup kembali.
Jawabannya Natta yang berbalik mencintainya.
Menikahi pemuda dengan segala pemikiran belia yang menggampangkan segala sudut kehidupan adalah tantangan sendiri bagi Arghaa. Sampai detik ini, ia sudah hidup dalam waktu 35 tahun dan merasakan asam garam pengalaman. Andaikan saja umurnya sampai seratus, maka sudah 1/3 nyawa sudah ia jalankan. Namun rasanya Argha masih harus mengejar ketertinggalannya untuk menjadi orang yang mampu membaca garis keinginan tiap-tiap makhluk bernyawa nyata. Termasuk Natta.
Apa yang Natta inginkan? Sebisa mungkin akan Argha lakukan. Dari permintaan ramah dan mudah hingga yang tidak mampu dipahami akal sehat. Namun mengapa Natta masih saja bersikap seakan ia tidak mejatuhkan rasa syukur akan kehidupannya sekarang? Apa sesungguhnya yang kurang darinya?
Tadi Argha sempat berpikir untuk mendiamkan si jelita yang katanya sudah mengunci dirinya di dalam ruang belajar. Pemuda itu amat bandel dengan berbuat dosa dan enggan menyambut suaminya yang tiba di rumah dengan raut tidak bisa dibantah. Bukan tanpa alasan bagaimana sebenarnya Argha bisa sampai berpikir sejahat itu.
Bagaimana tidak? Setiap orang (terkecuali senator kampus) tidak tahu tentang kehidupan pribadi mereka, lalu mendadak Argha dipanggil ke ruang sidang yang semula ia pikir akibat gairah kompeten dalam mengajar mahasiswa menurun, nyatanya ini semua karena Natta dengan tangan galaknya menyasak rambut seorang mahasiswi semester dua di fakultas yang sama dengan tempat mereka mengejar pengalaman.
Demi Tuhan! Sampai pukul lima sore waktu setempat, Argha masih tidak paham apa yang mendasari Natta kerasukan roh jahat sehingga tega-teganya hampir menghabisi rambut kepala adik tingkatnya. Kendati pak Smith tertawa dengan raut simpati dan mengatakan bahwa ini kali pertama Natta berbuat tidak senonoh sehingga Natta tidak akan dijatuhi hukuman meski dari pihak Clara sudah menuntut ganti rugi materi hingga harga diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT - MILEAPO [COMPLETED]
Fanfiction[MILEAPO FANFICTION] Dikisahkan kerumitan isi kepala Cassanatta Bharawijaya yang enggan tertawan pemikiran baku Michael Bagas Arghani hingga kembali diterpa isu jajar genjang nan melingkar pepat tak simetris. Masalah lampau seakan kembali berulang p...