1. Let the tragedy begin.

154 21 1
                                    

"Abang yakin mau ikut? Lengan sama kakinya gapapa? Gaakan ngerepotin temen-temen?" Tanya seorang wanita di balik layar sana. "Ibu bisa jemput kamu sekarang juga kalo emang abang gajadi ikut, ibu khawatir loh. Masih ada waktu sebelum bus kalian berangkat kan?" Tambahnya.

"Udah gapapa kok, bun. Bus-nya udah mau jalan, Ibu gausah khawatir, Jeno beneran udah sembuh kok. Jeno bakal pulang ke rumah dengan aman," Jawab Jeno meyakinkan ibu-nya. "Jeno tutup ya telponnya? Nanti kalo udah sampe jeno pasti langsung hubungi ibu, sampai jumpa besok lusa bun." Jeno tersenyum sebelum panggilan benar - benar terputus.

Semenjak bangun dari koma satu bulan lalu, ibu yang sebelumnya biasa saja tentang apa yang akan dilakukan Jeno menjadi sedikit- atau mungkin tidak- lebih protektif terhadapnya. Mungkin sesuatu yang wajar bagi seorang ibu untuk bersikap seperti itu kepada anaknya yang baru saja mengalami kecelakaan, namun bagi jeno ini tentu sesuatu yang asing. Dia terbiasa melakukan apapun yang diinginkan, melihat ibunya yang berubah menjadi lebih protektif membuat dia agak terbatasi.

Dan di sini sekarang Jeno berada. Duduk di dalam bus berdampingan dengan seorang gadis yang dia ketahui bernama Giselle di bangku paling depan. Jangan tanyakan mengapa karena ia pun tidak tahu, teman-teman sekelasnya menolak untuk membagi tempat duduk sesuai dengan daftar absensi yang berakhir dengan undian. Takdir, katanya.

Sebetulnya Jeno tidak terlalu menaruh perhatian pada teman-teman sekelasnya- apalagi jika itu adalah perempuan. Ia hanya akrab dengan beberapa yang menjadi teman SMP-nya tahun lalu, seperti Jaemin, dan mungkin juga Renjun.

Tak lama setelah sambungan telepon itu terputus, bus pun berjalan, melaju menuju tempat yang telah ditentukan menjadi destinasi study tour mereka kali ini.

Jeno memperhatikan penumpang di bangku sebelah kiri. Eric dan Yangyang yang sedang mengobrol santai, Renjun dan Haechan yang bermain game bersama, Chaewon dan Jihoon yang hanya bermain ponsel, Juga Heejin dan Lia yang saling menata rambut.

Lalu bangku paling belakang. Dimana Jaemin terlihat pasrah di sebelah Karina dan Shuhua yang tampak heboh setelah memutar lagu pilihan mereka yang tersambung pada speaker bus. _Pfft, kasihan._

Pengamatannya terhadap teman - teman sekelasnya ini berlanjut ke bagian sebelah kanan. Tepat di belakangnya, ia bisa melihat Hyunjin dan Junkyu yang sedang tertawa entah menertawakan apa, Soobin yang sedang melamun di samping Yeji yang memainkan ponselnya, dan sampai ke bangku Felix dan Yoshi yang sepertinya sedang bermain game bersama.

Merasa bosan, Jeno pun mengambil kotak berisi makanan ringan yang telah disiapkan di setiap bangku. Mengambil sebuah kue dengan isian krim coklat dan memakannya perlahan. Secara spontan Jeno pun melihat ke arah bangku di sebelahnya dimana Giselle sedang tertidur sambil melipat kedua tangannya dengan nyaman. Jeno sempat menyeritkan keningnya, mengapa gadis ini cepat sekali tertidur? Bahkan dalam keadaan bus yang tidak bisa sibilang sunyi.

Tak lama setelahnya Jeno memilih membuka tas miliknya dan mengeluarkan sebuah airpods dan juga buku untuk dirinya baca. Terlalu malas untuk diajak berbicara. Setelah memastikan airpodsnya terpasang dengan benar, dirinya mulai membuka lembar per - lembar buku yang dibacanya, sesekali dia kembali memakan kue yang memang disediakan sebagai camilan mereka. Lima menit berlalu, Jeno mulai menyadari bahwa bus tidak seberisik tadi, setelah dia mengangkat pandangannya dia bisa melihat ternyata banyak teman - temannya yang sudah tertidur. Jeno hanya mengedikan bahunya dan mulai kembali fokus pada bacaanya.

Akan tetapi, tiba - tiba saja matanya terasa sangat berat, dirinya juga Mengantuk. Dirinya mulai menutup buku yang baru beberapa lembar dibacanya kemudian menyimpannya kembali, mencari posisi yang menurutnya cukup nyaman untuk tidur, Jeno mulai memejamkan matanya. Memilih tidur seperti teman - temannya yang lain dan berharap akan bangun saat sudah sampai di tempat tujuan.

Tidak butuh lama untuknya pergi ke alam mimpi karena beberapa detik sesaatnya sudah terdengar deru nafas teratur milik Jeno. Dirinya sudah tertidur cukup pulas, tanpa Jeno sendiri sadari Tidur yang tanpa mimpi indah. Tidur yang akan ia sesali. Tidur dengan harapan yang tidak akan terwujudkan. Tidur yang menjadi jembatan kesengsaraan, untuknya dan untuk teman-temannya.

Mimpi buruk mereka baru saja dimulai

LOST✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang