“Look into the ocean of my eyes. What do you see there?”
-Rezvan Endrian💞💞💞
“Sayang, kapan kamu melamarku? Mama sama Papa udah nanyain mulu tau!” ucap Evelyn seraya bergelayut manja memeluk tangan Rezvan.
Sejenak Rezvan terdiam memikirkan jawaban yang tepat agar tidak menyakiti perasaan kekasihnya itu. Ia menghela nafas dan tersenyum sebelum berkata, “Secepatnya ya, Sayang. Untuk saat-saat ini aku masih sibuk dengan pekerjaanku, yaitu menangani pasien-pasienku.”
Rezvan adalah seorang dokter umum yang sebentar lagi akan menjadi dokter spesialis mata. Setelah lulusannya di Fakultas Kedokteran dua tahun yang lalu, Rezvan langsung mengambil spesialis mata untuk gelar kedokterannya. Profesi dokter memang bukan hal yang sepele dan tidak bisa ditinggalkan dengan seenak gitu saja. Profesinya menyangkut nyawa orang. Pekerjaan yang mulia itu mengantarkan Rezvan untuk menjadi seorang dokter. Dirinya termotivasi oleh ibunya tercinta.
“Iyaaa… secepatnya itu kapan, Sayang?” seru Evelyn dengan nada manjanya lagi.
Rezvan mengembuskan nafas lelah, “Kalau minggu depan gimana?”
Evelyn terdiam sejenak sambil mengernyitkan dahinya seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. “Hmm… bagaimana kalau lusa? Besoknya kita cari cincin buat aku?”
Rezvan terkejut atas pertanyaan itu. Ia mengusulkan minggu depan tetapi Evelyn menjawabnya dengan usulan balik. Seakan wanita itu memang ingin secepatnya dilamar oleh sang kekasih. Rezvan ingin menolak karena memang ia sedang sibuk akhir-akhir ini mengurusi pasien ibunya. Ibunya sedang ke luar negeri untuk mengecek keadaan rumah sakitnya disana. Tetapi ketika melihat sorot mata berbinar penuh harap dari kekasihnya itu, membuat Rezvan tak tega untuk berkata tidak.
“Baiklah, besok lusa aku akan menghadap kedua orangtuamu dan melamarmu. Apakah kamu senang?” kata Rezvan dengan nada tenangnya.
Evelyn girang bukan main. Ia seketika memeluk leher Rezvan dan memberinya kecupan singkat dibibir pria itu. “Thank you, Sayang. Kamu tahu kan aku melakukan ini semua karena aku sangat mencintai kamu. Aku nggak mau kamu direbut oleh wanita lain.”“Ya, aku tahu itu…” balas Rezvan dengan senyum lembutnya.
***
Hingga malam itu tiba. Rezvan dengan tampan dan gagah beserta kedua orangtuanya mendatangi rumah kedua orangtua Evelyn. Setelah permintaan Evelyn kemarin lusa, Rezvan segera menghubungi ibu dan ayahnya untuk segera pulang dari Paris. Ia benar-benar mengabulkan permintaan kekasihnya untuk melamarnya. Sedikit gugup karena ia akan berhadapan dengan calon mertuanya dengan formal seperti ini. Tapi ia berusaha menghalau rasa gugupnya dengan terus tersenyum dan bercanda dengan kedua orangtuanya.
Sesampainya di rumah besar itu, Rezvan dan kedua orangtuanya disambut dengan ramah oleh tuan rumah. Mereka dipersilakan masuk dan menempati ruang tamu yang telah disiapkan secara spesial untuk acara ini.
Terlihat diarah tangga, Evelyn berjalan perlahan menghampiri mereka. Dengan balutan gaun berwarna putih gading, rambut digelung rapi dengan sebagian anak rambut yang tergerai disisi pipinya, membuatnya terlihat sangat cantik dan menawan. Rezvan tidak bisa berkedip walau hanya sedetik melihat penampilan kekasihnya malam ini.
“Wah, Evelyn cantik banget malam ini, Sayang…” seru ibu Rezvan yang bernama Liana memuji calon menantunya.
“Terimakasih, tante…” Evelyn tersenyum malu sembari duduk disamping orangtuanya.
“Ouh ya, jangan panggil tante lagi dong, mulai sekarang panggil Ibu ya?” protes Liana sambil terkekeh.
“Siap, Bu.” Evelyn tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smitten
RomanceMata menyimpan sejuta bahasa yang tidak dapat diutarakan oleh bibir. Fall in love at first sight with someone. Mungkin kalimat itulah yang dapat mewakili dua insan yang saling jatuh hati ketika tatapan mereka beradu untuk yang pertama kalinya. Rezva...