Terimakasih sudah tekan tanda ⭐ disisi kiri bawah sebelum melanjutkan baca chapter ini. 🌝
💞💞💞
“He is my husband. Really? It’s just a dream, right?”
-Eileen Innovyana💞💞💞
Eileen membuka matanya ketika sinar mentari berhasil masuk lewat celah-celah jendela kamarnya. Matanya menyipit merasa silau dan berusaha menghalaunya dengan telapak tangan. Perlahan ia mulai bangkit dari tidurnya dan bersender di kepala ranjang. Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, Eileen terdiam. Apa ia telah bermimpi? Mimpi yang sangat indah dan buruk secara bersamaan. Lalu, tolong jelaskan… bagaimana ia bisa tidur dengan keadaan kacau seperti ini? Dengan mata yang sembab dan badan yang terasa sangat pegal!
Eileen yakin, kejadian yang telah dialaminya hanyalah mimpi yang terasa nyata! Namun, pikirannya itu seakan terhempas ketika melihat seseorang yang ia pikir dalam mimpinya telah menikahinya keluar dari kamar mandi yang ada di kamar tidurnya.
Eileen terpaku menatap pria itu yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Untuk beberapa menit, mereka tidak bisa melepaskan tatapan itu. Eileen tidak menyangka, ternyata kejadian itu nyata, bukan mimpi semata!
“A-aku… Ka-kamu ngapain ada disini?” ungkap Eileen dengan terbata-bata. Gadis itu berusaha menutup tubuhnya dengan selimut. Padahal ia sadar kalau ia masih berpakaian lengkap. Hanya saja Eileen merasa malu ketika Rezvan melihatnya yang masih berpenampilan kacau baru bangun tidur.
Rezvan tersadar dan mengalihkan pandangannya dengan melangkah menuju cermin. Pria itu sudah terlihat rapi dan… oh ayolah, Eileen tidak dapat membohongi bahwa pria itu sangat berkarisma dan tampan.
“Sebaiknya kamu cepat menyiapkan diri, kita akan pergi dari sini,” kata Rezvan mengalihkan pembicaraan.
Ayolah, menurutnya pertanyaan Eileen tidak harus dijawab karena ia yakin, gadis itu tidak amnesia dan melupakan kejadian kemarin. Gadis itu hanya berbasa-basi dengannya dengan berusaha mengusir kecanggungan yang tercipta diantara mereka.
Eileen gelagapan, ia merasa malu karena masih dalam keadaan kacau. Tidak seperti suaminya yang sudah rapi dan bersih. Wait, suami? Apa itu benar-benar nyata?!
Shit! Eileen berlari menuju kamar mandi dan merutuki dirinya sendiri.
Rezvan yang melihat tingkah Eileen di cermin merasa geli dan tanpa sadar menarik bibirnya mengulas senyum tipis. Sangat tipis hingga tidak bisa terlihat oleh mata siapapun tak terkecuali dirinya sendiri. Setelah sadar dengan sikapnya, Rezvan menatap pantulan dirinya di cermin dengan pandangan dingin.
Damn it! Umpatnya dalam hati. Tidak seharusnya ia seperti itu. Untung Eileen tidak mengetahuinya. Bagaimana bisa perasaannya berubah dalam sekejap. Ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Yang ia tahu, ia masih tetap mencintai Evelyn, kekasihnya. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa Eileen yang menjadi istrinya sekarang.
Setelah beres semua barang yang akan mereka bawa ke rumah Rezvan, mereka pun turun menghampiri kedua orangtua Eileen yang sedang sarapan di meja makan. Eileen melihat orangtuanya seakan dirundung kesedihan karena mengetahui fakta bahwa Evelyn meninggalkan rumah sejak semalam. Orangtuanya baru mengetahui berita itu tadi pagi setelah mengecek kamar Evelyn yang kosong dan terlihat rapi.
Eileen yang belum sempat memberitahu kedua orangtuanya merasa bersalah, apalagi Rezvan yang belum mengetahui itu. Bagaimana kira-kira reaksi Rezvan ketika Evelyn tak ada di rumah ini?“Eileen, kamu tahu kemana perginya kakakmu?” suara papanya menginterupsi Eileen yang baru saja duduk di meja makan.
Bukan hanya Eileen yang tersentak, tapi Rezvan yang mendengar nama kekasihnya disebut-sebut seketika membeku dalam gerakannya. Pria itu ikut menatap Eileen dengan tatapan yang dingin seperti biasa. Tatapan itu ada semenjak gadis itu menyetujui pernikahannya dengan Rezvan.
Eileen terlihat gugup memandang Herlambang dan juga melihat tatapan Hanah yang kurang bersahabat dengannya. “Eee… Kak Evelyn semalam pergi membawa koper dan…”
KAMU SEDANG MEMBACA
Smitten
RomanceMata menyimpan sejuta bahasa yang tidak dapat diutarakan oleh bibir. Fall in love at first sight with someone. Mungkin kalimat itulah yang dapat mewakili dua insan yang saling jatuh hati ketika tatapan mereka beradu untuk yang pertama kalinya. Rezva...