9 - Saya Terima Nikahnya...

4 0 0
                                    

Terimakasih sudah tekan tanda ⭐ disisi kiri bawah sebelum melanjutkan baca chapter ini. 🌝

💞💞💞

"I love my future wife, but why is another woman's name coming out of my mouth?"
-Rezvan Endrian

💞💞💞

Suasana rumah itu cukup ramai dengan beberapa tamu undangan yang menghadiri dan akan menyaksikan ucap janji suci Rezvan dan Evelyn. Tidak banyak tamu yang diundang, kecuali acara resepsi yang akan diadakan sore hari nanti.
Kini Rezvan dengan tampilan layaknya seorang pengantin pria terlihat sangat tampan dan gagah. Ia duduk di samping Evelyn dan didepan penghulu yang akan menjabat tangannya.

Semenjak ia menduduki kursi itu, pandangannya tak lepas dari seorang gadis yang tak jauh dari pandangannya. Gadis itu duduk dengan pandangan yang tak berani menatap Rezvan.
Gadis itu begitu cantik. Riasan di wajahnya sangat natural. Rezvan di buat takjub karenanya. Berbeda dengan calon istrinya. Pertama kali Rezvan melihat Evelyn semenjak kejadian tidak mengenakkan di café itu, Rezvan merasa sangat bersalah dan merasa menjadi pria yang beruntung mendapatkan calon istri yang cantik jelita seperti Evelyn.

"Nak Rezvan, apakah anda sudah siap?" seruan pak penghulu berhasil mengagetkan Rezvan. Pria itu hanya mengangguk dan memulai menjabat tangan pak penghulu.

Rezvan tidak tahu, apakah keputusan ini sudah tepat untuknya? Sekali lagi ia mencuri pandang ke arah Eileen. Sialnya, gadis itu juga sedang menatap ke arahnya dengan pandangan yang tidak bisa ditebak. Hingga setelah pak penghulu selesai mengucapkan kata 'tunai', Rezvan tersentak dan tergagap. Seharusnya ia yakin dan sigap mengucapkan sumpah janji itu. Ia akan menikahi gadis yang selama ini dicintainya.
"Nak Rezvan, ini adalah janji suci yang sakral. Seharusnya anda tidak melamun karena anda akan bersumpah kepada Tuhan Yang Maha Esa," ucap pak penghulu dengan bijak.

Evelyn sedari tadi menatap Rezvan, dan Rezvan menatap ke arah lain yang Evelyn tahu bahwa pria itu sedang menatap Eileen. Evelyn merasa ada sesuatu yang menghimpit hatinya saat ini. Ternyata pria itu masih melirik adiknya disaat ia akan bersumpah untuk menjadi suaminya dihadapan keluarga besar, tamu, dan yang paling penting adalah Tuhan mereka sendiri.

"Saya minta maaf, saya... saya sedikit gugup." Rezvan berucap dengan sedikit terbata-bata. Pria itu menoleh ke Evelyn dan melihat reaksi gadis itu.

Evelyn menatapnya dengan senyuman getir, dan mengalihkan pandangannya kembali ke depan.
"Baik, kami ulangi ya. Dan setelah saya selesai mengucapkan kata 'tunai', Anda harus segera mengucapkannya dengan satu tarikan nafas." Akhirnya pak penghulu mengulangi Ijabnya lagi.

"Saya terima nikahnya Eileen Innovyana..." seketika Rezvan menghentikan qabulnya. Ia menyadari ada yang keliru dalam nama yang telah dikeluarkan oleh mulutnya itu. Ia tersentak...

Tak hanya penghulu dan tamu undangan yang merupakan kerabat dan teman dekat, Evelyn dan Eileen pun tersentak mendengar nama mempelai wanita yang disebutkan oleh Rezvan.

Evelyn menatap Rezvan dengan pandangan kecewa dan bertanya-tanya. Rezvan menatapnya dengan pandangan meminta maaf. Lalu tatapannya kembali kepada Eileen yang sedang menatap kedua calon pengantin itu dengan pandangan terkejut dan cemas.

"Bukankah nama mempelai wanitanya Evelyn Innovyana? Lalu, siapa Eileen itu?" Pak penghulu merasa bingung dan menghela nafas lelah.

Setelah ucapan dari pak penghulu, semua mata yang mengenal Eileen tertuju pada gadis itu. Mungkin mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan hubungan mereka bertiga? Kenapa Rezvan bisa menyebutkan nama Eileen, bukan Evelyn? Walaupun nama mereka diawali dengan huruf 'E', tapi nama mereka terdengar cukup berbeda.

Smitten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang