8 - Menjauh

2 0 0
                                    

Terimakasih sudah tekan tanda ⭐ disisi kiri bawah sebelum melanjutkan baca chapter ini. 🌝

💞💞💞

“Pretending and staying away from you is torture for me.”

-Eileen Innovyana

💞💞💞

Eileen memandangi laptop yang sedang menyala di hadapannya sambil terus melamun. Sudah dua hari ini ia terus memikirkan kejadian yang tak terduga di apartemennya bersama Rezvan. Bagaimana bisa pria yang sebentar lagi menjadi kakak iparnya itu berani menciumnya?

Membayangkan itu semua membuat Eileen tidak habis-habisnya mendengus kesal. Pasalnya itu adalah ciuman pertamanya dengan seorang pria. Ia tidak pernah sedekat itu dengan seorang pria. Masa sekolahnya ia habiskan dengan belajar dan belajar tanpa niat berpacaran dengan lawan jenis.
Eileen termasuk gadis yang banyak diincar oleh teman pria di sekolah dan kampusnya dulu. Secara Eileen sosok gadis yang bisa dibilang cukup sempurna, cantik, pintar, dan misterius. Namun, gadis itu seakan tidak ingin menjalin hubungan dengan cuma cuma. Maka dari itu, setiap pria yang mendekatinya tidak akan berhasil mendapatkan hati gadis itu.

Rezvan… mengapa nama itu begitu mengalun indah dihatinya? Otaknya pun tidak berhenti merekam setiap pahatan wajah sempurna dan senyum yang canggung itu. Namun, mengapa harus pria itu yang ia sukai?! Sekali lagi ia berprotes seperti itu pada dirinya sendiri.

Lamunan dan perang diotaknya seakan terhenti ketika ada seseorang yang mengetuk dan membuka pintu ruang kerjanya. Terlihat seorang gadis seumuran dengan Eileen memasuki ruangan itu.

“Ada apa, Fik?” tanyanya datar.

Fika berdiri kaku memandang wajah Eileen yang terlihat kusut siang ini, “Maaf, Bu. Ada yang ingin bertemu Ibu. Beliau bilang–” 

“Siapa?” cecar Eileen tanpa ekspresi, lagi.

Fika adalah sekretaris pribadi Eileen dan sebetulnya teman dekatnya semenjak berada dibangku kuliah. Walaupun Eileen teman dekatnya, Fika tetap bersikap profesional di tempat kerja, apalagi ia bekerja di perusahaan milik keluarga Herlambang itu. Bagaimana pun, Fika akan berusaha menempatkan dirinya sebagai seorang sekretaris pribadi ketika berada di kantor, dan Eileen sebagai bosnya. Dan Fika akan menganggap Eileen sebagai temannya ketika mereka sedang berada di luar dan tidak sedang bekerja.

“Beliau bilang, Ibu mengenalnya dan beliau adalah calon suami Ibu.” Ada keraguan pada nada Fika saat mengatakan calon suami pada sahabat sekaligus bosnya itu. Karena setahu Fika, Eileen tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun.

Eileen terbangun dari duduknya dengan mata yang terkejut menatap Fika, “What?!”

Fika yang melihat reaksi tidak suka dari Eileen mendadak mundur satu langkah. Entahlah, kadang ketika Eileen menjadi bosnya, sikap gadis itu bisa membuat Fika takut.

“Fika! Saya bilang apa sama kamu, hm? Saya bilang kalau ada yang ingin bertemu saya tanpa membuat janji sebelumnya, tolak dia! Suruh dia pergi dari kantor ini!” seru Eileen marah.

Fika heran dengan sikap tak biasa yang diperlihatkan Eileen padanya. Fika yakin, ada suatu hal yang membuat Eileen seperti ini. “Maaf, Bu. Saya sudah bilang begitu padanya, tapi pria itu tetap bersikeras mau ketemu Ibu Eileen. Katanya beliau tidak ingin pergi dari kantor ini sebelum beliau bertemu dengan Ibu.”

Fine! Dimana dia sekarang?”

Setelah Fika memberitahu keberadaan pria yang berani mengaku dirinya sebagai calon suaminya, Eileen meminta tolong Fika agar memanggil pria itu untuk menemuinya di ruangannya.

Smitten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang