Terimakasih sudah tekan tanda ⭐ disisi kiri bawah sebelum melanjutkan baca chapter ini. 🌝
💞💞💞
"It's really hard to fall with someone, maybe unless..."
-Eileen Innovyana💞💞💞
Seperti yang sudah dijanjikan Evelyn, Eileen bersiap untuk ikut kemanapun kakak dan calon kakak iparnya itu akan membawanya pergi. Sekarang ia sudah berada di mobil Rezvan. Duduk di kursi belakang membuatnya bisa memandangi wajah Rezvan dari cermin dashboard.
Eileen, sadar! Kamu nggak boleh terpesona dengan calon kakak iparmu sendiri! Ingat, dia itu milik Evelyn, kakakmu! Batinnya terus berteriak ketika matanya dengan tak sadar menatap wajah tampan itu tanpa sepengetahuan sang empunya.
"Sayang, kamu udah ngabarin Sean perihal tempatnya, kan?" ujar Evelyn memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.
"Ya..." seru Rezvan sedikit malas sambil terus memutar kemudinya.
Entah ada angin apa yang membuat Rezvan menatap gadis dibelakangnya melalui cermin dashboard. Dan sialnya tatapan mereka bertemu di sana tanpa sepengetahuan Evelyn. Beberapa detik mereka terpaku dengan tatapan itu. Hingga akhirnya Evelyn berhasil membuat keduanya tersentak.
"Aku tidak sabar ketemu sahabatku itu. Siapa tahu nanti dia jadi adik iparku, hahaha!" tawa itulah yang membuat keduanya tersentak dan menghentikan aksi tatap menatap di cermin dashboard itu.
Eileen yang mendengar itu hanya mendengus kesal. Itu tidak akan pernah terjadi. Apa yang direncanakan kakaknya itu membuat Eileen sadar, bahwa sebenarnya ia adalah tipe orang yang tidak mudah menjatuhkan hatinya kepada seorang pria, siapapun itu, bagaimanapun fisiknya, dan seperti apa orangnya. Entahlah, Eileen merasa belum ada yang pas dan membuat hatinya berdebar walau sekejap.
Berdebar?
Benarkah belum ada seorang pun yang membuat hatinya berdebar walau sekejap? Dengan perlahan, ia menatap Rezvan melalui cermin dashboard lagi, dan seketika itu pula hatinya berdebar tak menentu. Apakah ini pertanda? Pertanda bahwa ia jatuh cinta?
Menyadari pikirannya tidak benar, Eileen menggelengkan kepalanya cukup keras. Tidak, ia tidak boleh jatuh cinta pada orang yang sebentar lagi milik kakaknya.
Walau memang benar ia jatuh cinta kepada Rezvan, mengapa harus pria itu? Mengapa ketika dirinya menjatuhkan hati kepada seseorang, malah Rezvan orangnya? Yang sudah jelas tidak dapat ia dapatkan. Ini jatuh cinta yang salah. Jatuh cinta yang tidak seharusnya pada orang yang tidak tepat. Mengapa perasaannya tidak bisa berkompromi?
Akhirnya mereka telah sampai di tempat yang membuat Eileen mengerutkan kening begitu dalam. Perpustakaan Nasional. Ngapain mereka berada di sini? Tidak mungkin bukan kalau kakaknya dan calon kakak iparnya akan berkencan di tempat yang 'membosankan' menurut Evelyn ini?
Seakan tidak ingin mati penasaran, Eileen bertanya dengan serius, "Ngapain kita ke sini?"
"Bertemu seseorang," Evelyn tersenyum misterius kepada adiknya.
Eileen memandangi Evelyn dengan pandangan yang susah ditebak. Gadis itu menoleh kepada Rezvan yang hanya diam melihat mereka berdua.
"Aku tahu salah satu impianmu adalah bisa berkencan di perpustakaan. Maka, hari ini aku akan mewujudkannya," seru Evelyn masih dengan senyum misteriusnya. "Oh, lebih tepatnya Sean yang akan mewujudkannya."
"Sean?" tanya Eileen bingung.
"Hello, old friends!" Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, suara seorang pria berhasil membuat Eileen menoleh. Sean datang menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smitten
RomanceMata menyimpan sejuta bahasa yang tidak dapat diutarakan oleh bibir. Fall in love at first sight with someone. Mungkin kalimat itulah yang dapat mewakili dua insan yang saling jatuh hati ketika tatapan mereka beradu untuk yang pertama kalinya. Rezva...