Terimakasih sudah tekan tanda ⭐ disisi kiri bawah sebelum melanjutkan baca chapter ini. 🌝
💞💞💞
"I don't know why, but I can see my future in your eyes."
-Rezvan Endrian💞💞💞
Jika bicara tentang cinta, Eileen tak pernah tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang atau bahkan dicintai seseorang. Perasaan itu akan selalu menjadi yang tak terbaca oleh hati dan jiwanya. Atau bisa dibilang, alam telah mengirimkan sinyal kepadanya, tetapi ia tidak terlalu peka untuk menyimpulkan perasaannya itu.
Sejak kejadian lima hari yang lalu, Eileen sadar jika dirinya mengagumi sosok Rezvan. Ia berpikir bahwa mengagumi seseorang itu bukanlah sebuah kesalahan. Setiap orang boleh mengagumi orang lain yang menarik perhatiannya. Namun, bagaimana jika orang yang ia kagumi merupakan calon suami dari kakak kandungnya sendiri? Apakah itu salah?
Eileen tak mampu menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawabannya adalah salah. Ia tidak ingin mengingkari kesalahan itu, tapi ia juga tidak ingin perasaan yang tiba-tiba muncul itu disalahkan begitu saja. Bukankah mengagumi seseorang itu adalah hak setiap insan? Namun, rasa kagum terhadap seseorang bisa membuatnya terlena dan akhirnya jatuh cinta tanpa bisa memiliki. Sungguh miris...
Maka dari itu, Eileen bertekad untuk berusaha menjauhi Rezvan dengan cara tidak bertatap muka dengan pria itu. Terlebih saat ia melihat dan mendengar kemarahan Evelyn saat malam itu, Eileen tidak ingin menyakiti hati kakaknya. Setelah kejadian itu pula, esok harinya Eileen bergegas meninggalkan rumah menuju apartemennya. Lebih baik ia tinggal di sana dan tidak pulang ke rumah selagi tidak ada hal yang penting.
Lamunannya terhenti saat dering ponsel yang terletak di meja kerja kantornya bergetar. Eileen melihat ada panggilan masuk dari kakaknya. Tumben sekali kakaknya itu menelepon, tidak seperti biasanya. Pikir Eileen.
"Hallo?" sahut Eileen pelan.
Eileen mendengarkan kakaknya berbicara dengan ekspresi gugup. Pasalnya, Eileen belum pernah bertemu dan bercakap dengan Evelyn semenjak setelah malam itu. Entahlah, ia merasa seperti pencuri yang tertanggap basah oleh kakaknya sendiri.
"Baiklah, aku akan ke sana. Bye..." Eileen menghela nafas lelah.
Evelyn memintanya untuk mengunjungi butik tempat perancangan baju pengantin kakaknya itu di pesan. Entahlah, buat apa Eileen ke sana. Yang jelas, Eileen tidak ingin mengecewakan kakaknya lagi. Anggap saja ini sebagai permintaan maafnya saat malam itu.
Tidak menunggu waktu lama, Eileen segera bangkit hendak meninggalkan kantornya untuk pergi ke butik itu. Evelyn telah mengirim alamatnya ke pesan whatsapp. Segera ia mengendarai mobilnya yang sudah di perbaiki tempo hari.
***
Sesampainya di butik, Eileen tidak melihat mobil Evelyn yang terparkir di sana. Eileen melangkahkan kaki jenjangnya memasuki butik yang tidak terlalu besar, tapi mewah dan terlihat mahal itu. Pandangannya menelusuri setiap sudut butik yang di penuhi dengan gaun pengantin yang cantik.
"Ms. Evelyn?" sebuah suara menghampiri Eileen, membuat gadis cantik itu menoleh padanya.
Eileen terlihat gugup melihat pemilik butik ini tersenyum padanya, "Saya Eileen..."
"Oh?!" sontak wanita yang ber-nametag Yura itu pada Eileen. "Maaf, Ms. Eileen, saya kira anda Ms. Evelyn yang akan fitting gaun pengantin hari ini. Ada yang bisa saya bantu?"
Eileen terlihat bingung melihat senyuman ramah dari sang pemilik butik. "Saya kemari karena diminta kakak saya, Evelyn, untuk menemuinya di sini."
"I see, jadi kalian kakak beradik ya?" Yura tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smitten
Roman d'amourMata menyimpan sejuta bahasa yang tidak dapat diutarakan oleh bibir. Fall in love at first sight with someone. Mungkin kalimat itulah yang dapat mewakili dua insan yang saling jatuh hati ketika tatapan mereka beradu untuk yang pertama kalinya. Rezva...