04 - Pernah saling suka?

103 9 1
                                    


"Doyoung mana?" Tanya Amora. Ia mengambil tempat duduk disebelah Yedam. Kebetulan karena mereka sekelas jadi Yedam dekat dengan Amora.

Oh iya, kalau Jeongwoo itu dia sahabat Amora dari kecil, bisa dibilang dari brojol udah bareng mereka. Sedangkan dengan Doyoung, Amora baru mengenalnya saat SMP. Kalau Haruto, mereka baru kenal saat kelas 10.

"Dipanggil Pak Wiro."

"Wira anjing, dipikir Wirosableng apa lu?" Ucap Jeongwoo yang mendadak nimbrung.

Amora tertawa geli. Dari dulu memang Jeongwoo tuh mood nya semua orang. "Mau apa emang?" Tanya Amora.

"Oh, itu, Sekarang kan dia mau tanding basket sama anak sebelah. Haruto juga ikut dipanggil tadi." Jawab Yedam.

"Emang dia inget?" Tanya Amora.

"Yaelah Mor, dia pas tau dirinya lupa ingetan aja ngelampiasinnya maen basket sendirian."

Entah kenapa Amora sedikit sedih mendengarnya. "Basket aja dia inget, sama gue enggak."

"Hadah hadah, melow amat kamu. Dah ah, tuh liat Arjuna lo mau maen." Sahut Jeongwoo yang membuat Yedam tertawa.

Amora melihat arah Lapangan tepat pada Doyoung yang tersenyum manis memasuki arena tanding.

"Biasanya kalo mau tanding tuh dia nyamperin gue dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biasanya kalo mau tanding tuh dia nyamperin gue dulu.." Amora sedih lagi.

Jeongwoo menghela nafasnya prustasi. "Buset dah, galau mulu idup lo. Nikmatin aja kali, Mor."

Mora murung kembali dan menoleh malas pada Jeongwoo.

"Eh, Doyoung ngapain kesini Woo???!" Kaget Amora tiba-tiba. Sekaligus excited.

Jeongwoo dan Yedam langsung melihat kearah Doyoung. Benar saja ia kemari, namun sayangnya melewati Amora.

Jeongwoo melirik Amora yang murung kembali karena dilewati Doyoung. Lebih parahnya, si Doyoung itu malah menghampiri Alesa, si Anak Osis yang memberinya minum.

"Cih, gue kasih susu gak mau malah nerima air putih."

"Astagfirullah Mora!! Lu ngasih susu apaan???!" Kaget Jeongwoo.

Akibat masih kebawa kesal, Amora nelempar Susu Kotak yang ia bawa pada Jeongwoo. "Anj---- eh, makasih ya."

"Gratisan aja baru hayu." Cibir Yedam.

Meskipun mulutnya menyedot Susu Kotak, mata Jeongwoo jelalatan menatap Amora. Ia mengikuti arah pandang Amora, memperhatikan Doyoung yang tertawa saat mengobrol dengan Alesa.

"Btw Alesa tau gak sih Doyoung punya cewek?" Tanya Yedam.

"Taulah, siapa yang gak tau ege. Anak baru aja tau siapa pacarnya Doyoung." Saat Jeongwoo melirik Mora lagi, terlihat gadis itu tersipu.

Membangkitkan mood Amora memang gampangan sekali. Perihal Doyoung saja mood nya langsung naik 100 persen.

Apalagi sekarang melihat Doyoung berjalan mendekat kemari, mood nya sudah pasti langsung naik 1000000% padahal, lagi-lagi Doyoung kemari bukan untuk menghampirinya. Tapi tak apa, dilirik Doyoung sekilas saja senyumnya langsung mekar.

"Woo, cadangan ya." Ucap Doyoung.

"Gak dulu deh. Abis jatoh gue."

"Alah alay bener jatoh dari sepedah doang." Cibir Haruto yang entah datang dari mana.

"Dipikir aku Hulk kah??! Jatoh dari sepeda juga sakit ya anjeng." Sewot Jeongwoo. Yedam dan Amora yang ada disebelahnya hanya ikut menertawakan.

Sekilas tanpa sepengetahuan Amora, Doyoung melirik gadis itu saat tertawa. Anehnya tanpa disadari ia ikut tersenyum kecil.

Namun ia buru-buru tersadar dan menggeleng. "Anjing kenapa gue senyum sih." Batinnya.

"Yaudah Dam lo aja deh." Ujar Haruto.

"Yaudahlah." Yedam melihat Amora dan Jeongwoo bergantian. "Jagain dia Woo. Awas loh kalo nangis."

"Aelah tampang preman kah gue? Paling nangis juga gara-gara si onoh." Jeongwoo bermaksud pada Doyoung. Untungnya Doyoung tidak peka.

"Dah! Janlupa bawa piala ya anjing-anjingku!" Teriak Jeongwoo.

"Eh gak boleh gitu!! Doyoung bukan Anjing lo!"

Jeongwoo tertawa. "Iye-iye. Arjuna lo Doyoungmah, puas anda hah??!"

"HAHAHA boleh juga." Amora tertawa menggelitik.

Dari lapangan, Doyoung yang tengah pemanasan tak sengaja menangkap moment tadi. Amora dan Jeongwoo yang terlihat seru sekali.

"Gak takut cewe lo direbut?"

Doyoung menghentikan peregangannya, ia melirik Jihoon yang berdiri tepat disampingnya. Sayangnya ia tidak mengenali siapa Jihoon. "Sorry?"

Jihoon mendecih. Ia lupa Doyoung tidak ingat padanya. "Gue pelatih lo kalo lupa."

"Ah, Sorry Bang gue gak ta--"

"Sekaligus Kakaknya Amora."

"Hah?" Doyoung masih sedikit kurang mencerna ucapan Jihoon.

Jadi maksudnya, pelatihnya adalah kakak dari Amora? Ah, kenapa semenjak hilang ingatan otaknya jadi lambat mencerna.

"Cewek lo, Amora."

"Sorry dia bukan ce---"

"Yang lo perhatiin dari tadi itu pernah saling suka, ya sebelum lo dateng dan ngebuat adek gue pindah haluan. Gue gak tau apa alesan dia lebih milih lo daripada Jeongwoo yang udah bareng dia dari lahir." Jihoon tersenyum miring melihat Doyoung yang tampak memikir-mikir, memang itu tujuannya. Ia pun pergi dari sana meninggalkan Doyoung yang tidak beranjak sedikitpun.

Lagi-lagi Doyoung melihat keatas sana, ke tempat penonton. Banyaknya penonton tidak mengalahkan Doyoung untuk kehilangan jejak Amora dan Jeongwoo.

"Hahaha, gue gak peduli kali." Doyoung menghela nafasnya. "Tapi kenapa gue kepikiran, sialan.."

©tbc

please, don't forget me | kim doyoung treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang