"Kantin bareng gak Neng!!?" Suara Jeongwoo yang kencang itu menerpa indra pendengaran Amora.
"Iya, tapi sama Doy--" Gadis itu menjeda kalimatnya begitu mendapati seseorang yang ia cari tengah berbincang kembali bersama gadis lain yang tak lain tak bukan adalah Alesa.
"IHH KOK GAK SELESAI-SELESAI NGOBROLNYA!!!" Gerutu Amora dalam hati. Melihat sudut bibir atas Amora terangkat, Jeongwoo jadi penasaran kenapa gadis itu terlihat kesal?
Ia mengikuti arah mata gadis itu, Oalah harusnya Jeongwoo tau siapa lagi yang bisa membuat Amora seperti itu selain pria yang disamping gawang itu yang tengah membukakan tutup botol Alesa lalu menyerahkannya kembali pada gadis itu. Jeongwoo kembali menengok pada Amora, ia tertawa kecil, bibir gadis itu sudah melengkung kebawah saja. Lalu ia membawa lengannya merangkul Amora.
"Ah udahlah, makan dulu tsay. Cemburu juga butuh tenaga." Dengan sedikit pemaksaaan Jeongwoo menarik Amora pergi, walaupun sesekali Amora kembali melihat kebelakang.
Namun Amora tidak sepihak kok, buktinya kini Doyoung juga tengah memperhatikan kepergiannya. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan saat melihat Amora. Kenapa rasanya tidak suka saat melihat gadis itu dengan yang lain? Ah, dia bisa gila jika terus menerus memikirkan orang yang sama sekali tidak pernah bisa ia ingat walau sudah berusaha keras.
"Woi brodi, makan dulu lah kita." Yedam datang tiba-tiba dan merangkul Doyoung. Membuat Alesa jadi terpaksa mundur dengan bibirnya yang merengut kesal. Yedam tersenyum pada Alesa, bukannya dibalas gadis itu malah pergi melengos begitu saja.
"Yeu dasar mak gombrang." Cibir Yedam.
Doyoung tertawa kecil. "Boruto mana?" Tanya Doyoung.
"Boruto saha anying?!" Tanya Yedam yang tadinya kesal malah jadi tertawa.
"Itu yang tadi ikut jadi pemain inti. Yang--- ah masa lo lupa sama temen sendiri."
"HAHAHAHA ITU HARUTO DONGO NAMANYA." Yedam memegangi perutnya yang kesakitan.
"Ohhh namanya 'Haruto Dongo'?" Tanya Doyoung dengan polos.
Yedam langsung terdiam. Rasa kesalnya muncul kembali, ah sekarang malah ia ingin memukul temannya itu. "Sailah Doy, otak lu gak ikut ilang kan kayak ingetan lu?"
"Ngga lah gila. Kalo otak gue ilang gue udah jadi orang gila."
"Tuh lo ngaku." Ujar Yedam lalu pergi meninggalkan Doyoung.
Doyoung lari mengejar Yedam. "Maksud lo gue gila?!"
Yedam tertawa lagi dengan menggeleng. "Nggak nggak. Aelah baperan banget gak gue traktir baso Mang Jarwo lagi nih!"
"Apaan lo ntraktir tiga rebu doang!"
_______
"Lima rebu tapi gue nebeng ya??? yayaya??"
"Pelit amat 5 rebu. Skip lah, gue mau menyendiri."
"Elah pelit teriak pelit, makanya tebengin gue ayooo!"
"Yaudah si sama Boruto aja sana."
"HARUTOOO ANJING!"
"JING SAPA TUH!??"
Yedam dan Doyoung menoleh kompak pada sekawanan tiga orang yang tengah duduk santai menikmati Baso Mang Jarwo. Saking asiknya mereka berdebat, mereka barus sadar jika kini mereka sudah dikantin, untung masih sedikit sepi. Huft setidaknya mereka tidak menjadi tontonan banyak orang.
Namun soal yang meneriaki mereka tadi. Doyoung dan Yedam jadi cengengesan melihat orangnya ada, dengan rasa malunya mereka menghampiri mejanya.
Haruto langsung menyambut mereka dengan tatapan sinis. "Apa-apaan lu pada dateng-dateng malah ngatain gue anjing?!"
Sejujurnya, tema-nya ini Haruto sedang marah. Namun pria itu malah mendapati teman-temannya menahan tawa karena perkataannya tadi. "Malah pada tawa bocah, dipikir gue lagi Stand Up Comedy kah?!"
Kalau bagian yang receh-receh Amora paling tidak kuat kalau tidak tertawa. Jadinya, "Aduh, To. Serius deh. Maaf. Gue izin ketawa, kenapa muka lu ngakak banget sih?!" Lalu dia tertawa lagi.
Karena magnet Amora kuat, yang lain jadi ikut menertawakan Haruto. Bahkan Haruto-nya sendiri.
Tapi, satu diantara mereka malah sibuk memperhatikan satu-satunya gadis yang kumpul disana, Doyoung tentunya. Tawa Amora tampak tidak asing baginya. Sekilas bayangan bibir seorang gadis tengah tertawa muncul dalam ingatannya. Ia langsung menggeleng. Kenapa ia berpikir itu Amora?
"Wu, pulang gue nebeng yak." Ucapan Yedam membuyarkan lamunan Doyoung. Ia langsung menoleh pada Jeongwoo.
"Gue baliknya sama si Gadis."
"Aelah gaya bener Gadis kelas mana lo?!" Tanya Yedam lagi. Haruto malah tertawa.
"Nih sebelah gue Gadis." Jawab Jeongwoo sambil menyenggol Mora dan membuat Yedam mengusap dadanya sabar.
"Serah lu dah." Sekarang harapan Yedam hanya satu orang. Namun baru ia melihat orang itu, langsung "Iye iye bareng gue. Baik kan gue padahal udah dikatain sama lo."
"Emang lo doang sohib gue To, sayang banget deh gue sama lo." Yedam mendekati Haruto. "Gue normal ya anjir." Kesal Haruto menjauhkan bibir Yedam yang mau menciumnya membuat yang lain tertawa.
"Gak pesen makan lo bedua?" Tanya Jeongwoo.
"Iya sana Dam pesenin makan." Kata Doyoung.
"Enak banget nih bocah satu gak mau nebengin gue aja nyuruh-nyuruh!" Dumel Yedam.
"Yedam jangan gitu ah kasian dia lagi sakit." Amora membuka suara membuat yang lain mengangguk setuju. Melihat respon yang lain Doyoung pun ikut melihatkan wajah melasnya.
"Cih, yaudah mau apa?!"
"Jangan galak-galak atuh, Dam."
Yedam menghela nafasnya. Sabar Yedam, ini Amora adiknya pelatih Basket. "Iyaaa nggak galak Moraaaa." Yedam beralih ke Doyoung. "Mau apa Doyoungku sayanggg?"
"Ya jangan sayang juga!" Amora bersuara lagi.
"Buset rewel banget bocah." Sebal Yedam yang ditertawai Haruto dan Jeongwoo.
Doyoung sendiri, dia tersenyum kecil diam-diam. "Mau Baso!! Udah sana pesenin banyak banget iklannya dah."
______
"Abang!!!"
Doyoung yang sudah kenyang dan memutuskan berkeliling sekolah, mumpung belum masuk. Berharap separuh ingatannya ada yang muncul, namun ia malah berhenti karena penasaran dengan suara gadis yang ia kenali.
Lelaki itu pun maju kembali sedikit. Didepan sana, depan ruang Basket, Doyoung melihat Amora tengah mengobrol dengan lelaki lain yang tadi disebutnya Abang.
"Loh katanya tadi ada urusan?" Tanya Amora. Ia terkejut saat tadi Jihoon muncul ditengah-tengah lapangan.
"Iya tadi abis ke kantor bentar, terus kesini deh." Karena jawabannya masuk akal, Amora mengangguk mengerti.
Jihoon tersenyum. "Udah makan belum?"
"Tadi udah makan Baso sama Jeongwoo."
"Oh yaa?? Kasih Nasi gak?"
"Nggak. Aneh banget kasih Nasi!! emang aku Abang!"
Jihoon tertawa. "Bukannya makan juga. Inget loh itu perut belum diisi sekalinya di isi malah makan Baso!"
"Iya-iya ah bawel. Abang lama-lama kayak Doyoung nih bawel!"
Mendengar namanya disebut, pria yang masih setia menguping itu tersentak.
"Jangan Doyoung Doyoung mulu! Makan utamain tuh. Yaudah Abang mau balik ke Kantor, Mora pulangnya sama Jeongwoo kan?"
Amora mengangguk. Berikutnya ia dibuat kesal karena Jihoon mengusap rambutnya tidak kira-kira.
Melihat Abangnya mulai pergi dan kabur dari pandangannya, Amora berjalan pergi dari area itu.
Bertepatan dengan Doyoung yang keluar dari persembunyiannya. Untung saja, mereka berlawanan arah dan membuat mereka tidak berpapasan sama sekali.
Doyoung berjalan sambil memikirkan ucapan Amora tadi, "Jadi lo bener-bener pernah ada dihidup gue ya?"
©tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
please, don't forget me | kim doyoung treasure
Teen Fiction"Gak papa. Kamu harus terbiasa. Aku bakal ngejar kamu terus sampe kamu inget aku." (Amora Hussein) Kisah Amora yang merjuangin pacar Amnesianya.