06 - Marah marah mulu

92 13 0
                                    

Doyoung melihat kanan dan kirinya, siang ini ia sudah janjian akan futsal dengan anak-anak sekolah sebelah. Namun sepertinya ia terlalu cepat datang ya? Sekarang saja hanya ada dirinya disini. Ya memang salahnya sih berpikiran yang lain bakal tepat waktu eh malah pada telat semua termasuk tiga curut yang selalu mengaku-ngaku temannya seminggu terakhir ini.

Mendengar suara pintu terbuka, Doyoung menoleh ke sumber suara. Keningnya langsung mengerut, ia tidak salah liat bukan? Apa yang Amora lakukan disini?

Gadis itu berjalan kearahnya dengan lengan yang mengusap-usap sikutnya sendiri. Terlihat sekali menahan kecanggungannya. Padahal kemarin gadis itu masih mendekatinya, sekarang kenapa mendadak canggung? aneh.

"Hai.." Satu kata yang keluar dari bibir Amora malah makin membuat Doyoung kehabisan kata.

"Lo kenapa?"

Amora gelagapan sendiri, ia kenapa? Memangnya ia kenapa? Dia kan baik-baik saja, aneh si Doyoung ini. "Hah?" Alhasil hanya itu yang bisa Mora ucapkan. Satu kata yang mengungkapkan segala kebingungannya.

"Ah, lupain. Lo ngapain kesini sendiri? Mau liat gue?"

Whattt?!!?!

Terlihat sekali Amora menahan senyumnya. "Ah, jadi kamu mau aku liatin ya???!" Tanya nya girang. Sangat berbeda dengan dirinya saat baru masuk tadi.

Aneh memang. Tapi Doyoung malah ikut salting. "Cewe gila. Dah ah ngapain juga gue ngomong sama lo." Ucapnya lalu pergi. Sebenernya lebih ke menyembunyikan pipinya yang merona sih.

"EHHH???!? IH AKU KESINI EMANG MAU LIAT KAMU TAUUU DOYYY!!!"

Gila. Satu kata dari Doyoung untuk Amora. Untungnya GOR saat itu masih sepi dan tak ada yang mendengarkan, pikir Doyoung. Namun salah.

Jeongwoo yang daritadi sejak Amora masuk ada disana. Ia memang memaksa gadis itu masuk saat mengecek hanya ada Doyoung di GOR sendirian. Dengan harapan ingatan Doyoung akan sedikit demi sedikit kembali. Jeongwoo tertawa geli, ia memutuskan masuk ke dalam.

Doyoung yang menyadari kehadiran Jeongwoo juga mengerutuki nasibnya. Ah, ia juga gila sih bertanya begitu pada Amora, kesannya seperti ia yang ingin sekali dilihat oleh Amora. Ck.

Jeongwoo berhenti disebelah Amora, lelaki itu memberikan tasnya untuk Amora gendong dibelakang punggungnya dengan ia sendiri yang memakaikannya. Setelahnya ia terkekeh karena wajah masam Amora. "Berattt tas luu berattt, isinya bom ya?!"

Jeongwoo tertawa. "Iya Bom. Mau betusin muka lo."

"IH JAHAT BANGET! GOSONG DONG GUE!" Teriak Amora pada Jeongwoo yang berjalan menghampiri Doyoung.

Daritadi tingkah keduanya tak luput dari tatapan Doyoung. "Cemburu mah bilang aja kali." Ujar Jeongwoo santai sambil memakai baju futsalnya.

"Gila si Jeongwoo bukannya pake dirumah!! Biar apasih begitu??!" Gerutu Amora pelan.

Tak sengaja Doyoung malah melirik Amora. Lalu ia kembali pada Jeongwoo. "Kenapa gak pakenya diluar aja sih?"

Dengan santai Jeongwoo menoleh. "Biasanya juga disini." Paham dengan pikiran Doyoung, ia pun melirik Amora. "Mora mah dah biasa kali. Mandi bareng gue juga pernah."

"Gila lu?!"

Tidak marah balik, Jeongwoo tertawa. "Sans anjay itu waktu kecil. Berapa tahun ya kira-kira." Jeongwoo terlihat memikir. "3 tahun deh kayaknya. Waktu.. Itu juga dimandiin Papahnya Mora, waktu masih ada."

"Waktu masih ada?" Ulang Doyoung.

Jeongwoo menatap sahabatnya itu. Ia tersenyum. "Dia meninggal waktu Mora umur 8 Tahun karena pesawatnya jatuh pas penerbangan ke US. Lu juga udah tau itu."

please, don't forget me | kim doyoung treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang