The Real Bitter Truth

489 95 39
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
La Vraie Vérité Amère
_________

Salah satu hobi Suzy adalah melukis, dia selalu ingin punya pameran lukisannya sendiri suatu hari nanti. Tapi sepertinya itu akan memakan waktu lama dan kefokusan yang besar. Sekarang masih belum waktunya, Suzy masih disibukkan dengan berbagai urusan seperti mengurusi pernikahannya yang benar-benar akan datang sebentar lagi.

Gaun pengantin hampir rampung, Suzy mempercayakan pada perancang busana Inggris, Sarah Burton, yang pernah merancang gaun pernikahan Kate Middleton. Mereka juga sudah beberapa kali bertemu dan berdiskusi.

Karena menikahnya dua kali, di Korea dan Italy, maka gaunnya pun tidak hanya satu atau dua. Untuk di Korea, mereka sengaja membuat pernikahan mewah yang akan didatangi banyak tamu-tamu penting seperti kolega kerja Keluarga Bae dan Keluarga Kim. Sementara pernikahan di Portofino, akan menjadi intimate wedding yang dihadiri orang-orang terdekat--seperti yang Suzy inginkan--sembari berbulan madu di sana.

Namun bukan Suzy, malah teman Suzy yang heboh tak sabar menunggu hari-H. Hyunah menyadari sikap diam Suzy yang kelihatan tidak punya semangat hidup begitu. Dia segera bertanya. "aku tau ada yang menganggu pikiranmu."

"you know me so well~" jawab Suzy bernada.

"kemari, ceritakan pada eonni-mu ini." Hyunah langsung naik ke atas sofa yang Suzy tiduri, mereka sedang ada di rumah Myungsoo.

Suzy merenung sejenak, "Hyunah, aku sepertinya mengalami Marriage Blue."

Spontan Hyunah menimpal, "what the fuck." Kontan menutup mulutnya karena takut Ruby dengar. Omong-omong anak bandel itu sedang sibuk menggambar canvas lukis milik Suzy dengan crayon.

"maaf, pasti berat untumu. Meski aku tidak tau rasanya." Hyunah mencebik bibirnya.

Suzy lantas bangkit duduk tegap, dia bisa bicara bebas karena Myungsoo sedang kerja. Suzy tidak lagi diperbolehkan ke kantor karena dia sudah dipecat. Ya, Myungsoo memecatnya kemarin. Sungguh teganya.

Myungsoo menyuruh Suzy lebih fokus mempersiapkan pernikahan mereka dan tentunya menyiapkan diri karena pernikahan itu akan diadakan minggu depan.

"jadi bagaimana perasaanmu?"

"aku tidak mau menikah." Empat kata itu lolos dari mulutnya. Wajah yang terlihat rumit, alis saling bertaut dan seperti biasa, sambil memainkan kuku jarinya. "aku rasa aku belum siap," tambahnya gusar.

"kau sudah gila. Mengatakan itu saat semuanya sudah hampir siap?"

"aku tahu aku gila, tak seharusnya bersikap begini tapi aku takut, Hyunah. Semua terjadi begitu cepat dan aku ragu ini keputusan yang tepat atau bukan. Aku, aku seperti belum siap meninggalkan kebebasan masa single-ku. Setelah menikah pasti ada batas yang harus aku taati."

Hyunah tau, Suzy sangat-sangat gundah. Terakhir kali Hyunah melihat Suzy seperti ini ialah ketika Suzy terpaksa menjadi sekretaris Menteri Kim. Tapi ternyata setelah dijalani perempuan itu malah menjadi budak cinta.

"aku takut aku tidak bisa lagi ikut balapan, atau pergi ke luar negeri sesukanya, atau yang lebih parah aku takut oppa semakin mengekangku. Kau tau sendiri betapa diktatornya dia."

Hyunah tertegun beberapa saat. Semua yang Suzy sebuatkan memang sepertinya akan sulit dilakukan setelah menikah. Perempuan itu akan memiliki prioritas lain yang lebih penting daripada terus menyibukkan diri demi memberi makan egonya. Dia tidak menyangka Suzy masih menginginkan semua itu.

"kau harus memilih. Ingin bersama Menteri Kim atau tetap keluyuran tidak menentu seperti dulu. Tentunya jika kau memilih yang ke dua, kau akan dihujat habis-habisan oleh semua pihak dan dicap sebagai perempuan kurang ajar yang egois." Hyunah memang memiliki watak yang jujur. Dia mengatakan apa yang menurutnya realistis.

High Society [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang