Coretan 38

6 2 0
                                    

Cerita ini di mulai
Pada suatu hari yang terik kau datang seperti angin menyejukkan
Pada persimpangan kehidupan yang gersang kita dipertemukan
Berharap suatu hari cerita ini di satukan

Cerita ini di mulai
Suatu hari yang muram, sama dengan hari2 sebelumnya, lalu sejak kau datang aku lupa muram itu apa?
Aku lupa caranya menangis
Aku lupa caranya menikmati malam yg dingin

Kau lebih sering mendatangkan tawa dihidup ini
Kau ubah burukku
Kau sihir aku untuk melupakan lembaran sebelumnya yang tertulis hanya coretan kesedihan.

Merasa langkah ini ringan jika bersama
Tak ada yang mampu mengajakku bergandengan tangan dan menikmati indahnya lukisan semesta.
Aku terus tertawa bahagia bersamamu sampai aku lupa caranya memeluk sendu.

Namun, setiap awal cerita bukannya ada akhir cerita?
Lalu bagaimana dengan kisah ini?
Bagaimana jika cerita ini berakhir sedih seperti kisah sebelumnya?
Bagaimana jika ini hanya persinggahan dan bukan untuk di satukan?

Jika akhirnya bukan dengan kamu, mungkin aku yang sudah di sihir menjadi orang yang bahagia dan lupa akan sedih harus belajar lagi bagaimana rasanya sedih, menangis dalam malam, dan melupakan.
Lalu, aku hanya bisa bermain dengan pikiranku menciptakan bayangan sempurnamu di benakku.

Sama seperti hari2 bahagia yang aku lewati bersamamu.
Kamu duduk di sampingku dan tersenyum.
Sesekali kamu mengelus lembut rambutku dan menenangkan cemasku.
Memelukku saat aku merasa kalah dan hancur.
Mantra ajaib yang kau ciptakan nyatanya selalu membuatku menjadi kuat. Kamu mengatakan,
"Semua akan baik-baik saja, kamu sudah melakukan yang terbaik."

Coretan semesta tidak bisa ditebak atau diterka, jalani saja sampai semesta lelah dan melukis akhir bahagia untuk cerita kita.

Berakhir Titik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang