Coretan 44

3 1 0
                                    

Entah harus sampai kapan terjadi dan mengapa harus seperti ini
Seperti semua terulang, terus dan menerus.
Terputar terus menerus, seperti pemutar musik yang hanya ada satu lagu dan tidak punya pilihan selain lagu itu.

Seperti sebuah buku yang terus terulang di halaman yang sama.
Aku ingin ke halaman berikutnya, tetapi tidak bisa.
halaman berikutnya membuatku kembali lagi ke halaman sebelumnya.

Terus berulang dan kembali lagi. Lelah?
Tentu, aku lelah jika boleh jujur.
Ada di keramaian, tapi hatiku sunyi
Ada di lautan manusia, tapi aku seperti berdiri sendiri dan hanya ada diriku sendirian
Terang menderang di antara mereka, tapi seolah meredup seorang diri

Semua berjalan maju, aku berjalan di tempat
Semua berdansa di bawah lampu malam, aku hanya bisa memeluk diriku dalam gelap
Semua tertawa bahagia menikmati pesta mereka,
Wajahku ikut tertawa, tetapi hatiku terus menangis sedih.

Semua merayakan kebahagiaan di tengah pesta
Hanya aku yang tak berkawan selain sendu yang akrab denganku.

Aku benci dalam kondisi ini
Aku benci menangis, tapi entah apa yang menyedihkan
Atau memang kisahku di kehidupan sebelumnya?

Apa ada manusia yang selalu bahagia?
Namun, yang aku kenal adalah manusia yang pandai berpura-pura. Sembunyikan sedihnya dan selalu tertawa padahal hatinya penuh luka.
Entah mengapa bisa tercipta sebuah kepura-puraan.

Terdakang ada pertanyaan yang mengusikku. Apa ada orang yang bisa menerima segala laraku dan membuatku merasa ada ketika ramai aku tetap ramai, saat aku meredup dapat jadi terangku. Sebentar ... Aku akan berbinar jika itu yang terjadi.

Adakah yang bisa bertahan ketika sedihku lebih dominan?
Adakah yang bisa bertahan ketika masa laluku begitu menyeramkan?
Adakah yang bisa mencintai dengan setulus itu?
Apa ada sedikit cinta saat aku hanya bisa mencintai diriku,
Apa bisa aku kembali percaya?
Adakah yang bisa bertahan?
Tak mudah untuk tetap ada di sampingku.

Tanya lagi pada hatimu,
Jika kau yakin, kembalilah mungkin kita bisa mencoba.

Aku butuh penenang yang mampu merengkuhku dalam sendu dan bahagiaku
Aku ingin tertawa saat semua sedang berpesta.
Aku ingin di peluk saat lelah mendominan, bukan lagi memeluk seorang diri saat tak ada yang mengerti.

Masa depan itu seperti apa?
Tak ada tebakan, tapi aku harap bukan lagi perasan sedih di dalam keramaian dan sendiri di antara kerumunan.

Bukan kamu yang salah, aku yang tercipta berbeda.

Berakhir Titik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang