Jalan yang kita pilih ternyata seterjal itu
Hanya ada pilihan yang menurutku semua tidak ada yang mengenakan.
Bersama untuk terluka
Atau sebuah perpisahan, yang keduanya bermuara pada luka dan sakit.Genggaman yang selalu menenangkan untukku kini begitu melukai tanganku
Hangatnya pelukan itu tak ada lagi
Tak ada jalan beriringan
Kini kita ada di jalan yang berbeda dan sendiri-sendiriCerita masa depan yang sering kau ucapkan terdengar merdu
Membuatku seperti ada di dunia yang seolah tidak ada kesedihan. Dunia masa depan milikmu yang kau siapkan untukku hanya ada tawa bahagia.
Nyatanya sekarang seperti bualan.Datang bagai pangeran
Terdepan seperti ksatria
Pergi paling pertama
Seperti pecundang yang lari sebelum berperang
Begitu lucu memang!Maaf aku memilih pergi
Bukan tak ada hati
Perbedaan itu semakin besar
Semakin aku berjalan dan memahami
Aku semakin jauh tersasarJika aku bisa jujur, sebetulnya kau yang lebih dulu pergi meninggalkan aku
Ragamu masih milikku
Namun, hatimu bukan lagi milikku
Kau yang lebih dulu pergi
Kau pergi tanpa membawa apa pun
Kau tinggal semua kenangan itu bersamaku
Aku mengubur sendiri kenangan itu
Lalu, kau?
Kau sudah memiliki rumah baru dan memiliki kenangan baru.
Secepat itu?
Iya, secepat itu ... untukmu bahagia.Kamu pernah berkata, bahagiamu adalah bahagiaku dan sebaliknya.
Anggap saja aku sedang membantu kamu mengabulkan satu doamu.Jadi, kamu tahu kan mengapa aku memilih pergi?
Cepat atau lambat perpisahan akan ada.
Mungkin karena takdir atau perpisahan karena kematian. Kamu tahu kan, kita ada di bagian yang mana?
Doakan saja semoga hatiku tidak mati untuk cinta yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir Titik
PoetryHanya berisi sebuah coretan. Menuangkan sebuah rasa lewat coretan kata-kata 💙