The Rivalry-Fun Match

19 5 0
                                    

Jam 10.00, bel istirahat berbunyi, semua murid langsung bersorak senang mendengarnya. Guru-guru akhirnya menutup pembelajaran lalu mempersilakan para murid untuk keluar kelas.

11 B menyetujui ajakan Gallan dan Adrian. Mereka semua yang akan bermain langsung pergi ke gor SMA Cendikia yang berada didekat gazebo sekolah, didepan kelas IPA 11 A dan IPA 11 B.

Selang beberapa menit, 11 A mulai datang dan tak lama lagi permainan akan dimulai.

Karena ini hanya fun match, 11 B tak begitu serius, berbeda dengan 11 A yang rasanya seperti berada difinal UEFA Champions League.

Noah, Barra, Guntur, Zayyan dari kelas B akan menghadapi Gallan, Adrian, Zio, Fandi, sementara Rasya menjadi cadangan.

Pertandingan persahabatan ini dimulai. 11 B masih menguasai bola. Noah menggiring bola itu dengan santai namun orang grasak-grusuk didepannya ini sepertinya siap untuk menghantamnya kapan saja, jadi Noah memilih untuk mengoper pada Zayyan lalu Zayyan crossing kearah Barra yang berada disisi kanan.

Namun operan Zayyan tak berlangsung mulus, operan itu malah diterima Zio. Zio kemudian melancarkan serangan 11 A melalui ia yang mengoper ke Adrian lalu Adrian menggiring bola itu sampai hampir menembus pertahanan kelas B.

Noah dan Barra dengan cepat membantu Zayyan defense tetapi Adrian lebih dulu mengumpan ke Gallan sehingga berbuah gol.

Gallan menendang bola itu sangat keras kegawang sampai-sampai Guntur tidak bisa menepisnya. Seketika 11 A sombong setengah mati, mereka kembali mengejek 11 B padahal permainan ini masih belum selesai.

"Gini doang kelas B? Mana, nih? Kok enggak sehebat yang dibilang orang, sih?" Cibir Gallan sembari tertawa bersama teman-temannya.

Adrian berdecih, "Ternyata yang selalu juara satu cuma segini kemampuannya,"

Tak terpancing emosi, 11 B masih melanjutkan pertandingan dengan santai. Dan, ya, 11 A sama sekali tidak santai. Mereka kembali membuat gol dari tendangan roket Adrian.

"Kelas A serius, kita kayaknya jangan terlalu santai, dah," Ujar Noah yang kemudian diangguki teman-temannya.

"Kelas B noob amat, lemah gini, hahaha!" Lagi-lagi Gallan songong.

Ingat, permainan belum selesai.

Rasya masuk mengganti Fandi yang sedari tadi tidak mendapat serangan. Zio menjadi penjaga gawang.

Rasya mengambil operan Gallan lalu ia menggiring, Zayyan menekelnya namun itu tidak berhasil. Rasya mengoper pada Adrian dan Adrian mengembalikan bolanya, Rasya shooting. Lagi-lagi, gol!

Skor berubah menjadi 0-3, kemenangan bagi 11 A, tapi, skor ini tidak akan bertahan sampai akhir.

"Halah, juara satu sekabupaten segini doang? Cih, kayak bot, anjing, hahaha," Gallan tertawa nyaring, sombong, padahal belum tentu 11 A akan mencetak gol lagi.

Adrian sekarang menjadi kiper, menggantikan Zio.

Bola kini sudah ditendang dari titik tengah. Noah mengoper ke belakang, ada Zayyan disitu, Zayyan menendang bola itu hingga sampai dikaki Guntur, Guntur crossing ke Noah yang sudah membuka ruang sehingga Zio, Rasya, bahkan Gallan tidak menjaganya, umpan manis dari Guntur di-shooting oleh Noah dengan sempurna.

Untung saja Noah bukan Darwin Nunez...

Sekarang skor menjadi 1-3. Gallan mencoba menggiring bola namun bola itu direbut Noah, Noah seketika menjadi Messi, ia men-dribbling dengan lincah dan tak ada satupun yang bisa mengambil bola itu dari dirinya. Seperti ankara Messi.

The RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang