The Rivalry-Larangan Gallan

15 3 13
                                    

"Emang Nitfest kapan, sih?" Tanya Barra yang kini duduk disamping kanan Noah.

"Dua minggu lagi," Jawab Noah membuat Barra mengangguk.

"Kita bakal juara, santai aja. Timnya kroco-kroco semua," Guntur sangat percaya diri SMA Cendikia akan kembali mendulang trofi. Tentu saja, tim futsal Cendikia terlalu over power jika dibandingkan dengan tim futsal Nitra, Sakti, Ugahari, Mandala, Jaya Raya, Bina Mulia, Nawasena, Karseta, Jiva, Arizka, dan Drestanta.

Tak hanya dibidang futsal, akademik para siswa siswi SMA Cendikia jauh diatas SMA-SMA itu. Pasti SMA Cendikia akan menjadi juara umum!

"Lu punya Noah, lu punya kuasa," Canda Barra mengundang tawa teman-temannya.

"Kita enggak latihan juga juara ini mah," Celetuk Zayyan yang disetujui Noah, Barra, dan Guntur. "Kasih aja langsung pialanya ke Cendikia,"

"Eh, nanti kita bakal nyampur sama kelas sebelah?" Zayyan agak bingung, karena biasanya kalau ada kompetisi ciki seperti ini IPA 11 A akan digabung dengan IPA 11 B, malah terkadang Coach Deni—pelatih tim futsal SMA Cendikia—menggabungkan IPA 11 A, IPA 11 B, IPS 11 A, IPS 11 B, hingga kelas 12 pun digabung.

Entahlah, sesuai mood Coach Deni saja.

"Ntar kita tanya ke koci Deni," Pungkas Noah dan mereka kembali mengobrol tentang hal-hal random yang tidak berbobot.

Seperti, "Kenapa kalau di kamar mandi dan lagi mengeluarkan tinja, kita mendadak jadi pinter kayak ilmuwan?"

Canda tawa menghiasi obrolan mereka berempat. Sedangkan perempuan IPA 11 B sibuk membujuk Kalea supaya ikut Nitfest, sungguh berbeda.

"Ayo dong, Kal, ikut, Neira nggak ikut masa kamu juga enggak ikut?" Bujuk Hazia. Namun Kalea tetap menggeleng.

Sebenarnya Kalea juga mau ikut, tetapi Gallan tidak memperbolehkannya. Cuih. Padahal Gallan hanya sekadar pacar.

"Enggak. Gallan nggak ngebolehin aku,"

"Elah. Si galon cuma pacar kamu, bukan Tuhan," Beo Alissa sekenanya, Kalea hampir saja marah. "Makanya punya pacar biar tau rasanya!" Jawab Kalea, kesal.

"Rasa apa? Rasanya menambah saldo dosa?" Sindir Janna namun itu tak membuat Kalea belok dari pendiriannya. Ia tetap tidak mau.

Raline sedikit menunduk, agak kecewa kenapa sahabatnya itu sangat patuh terhadap Gallan. "Semenjak deket sama Gallan, kok kamu sering menjauh dari kita, sih?"

"Aku sama Gallan baru pacaran dua hari, lho. Kamu kayak jauh sama aku bertahun-tahun aja," Tukas Kalea.

Intinya, Kalea akan teguh pada pendiriannya—lebih tepatnya pendirian Gallan.

"Pokoknya aku enggak mau!" Tegas Kalea sekali lagi tetapi teman-temannya tidak akan menyerah, mereka akan terus membujuk Kalea sampai Kalea mau ikut Nitfest.

"Ayolah, Kal. Kita pasti juara kalau kamu ikut," Bujuk Janna tak ada habisnya.

Lagi-lagi Kalea menolak, "Sekali tidak, ya, tetap tidak,"

"Kenapa enggak mau, sih? Please, Kal. Gak usah peduliin galon, dia baru jadi pacar kamu dua hari tapi udah ngelarang-larang kayak gini. Terus ngapain coba kamu nurut sama si galon?" Protes Alissa.

Kalea mendengus kasar, "Kalian ikut campur banget! Aku nggak mau ke Nitfest!" Ia menggertak meja lalu dengan cepat pergi ke kelas IPA 11 A.

"Cih, pengkhianat."

Di kelas IPA 11 A, Kalea menumpahkan isi hatinya yang sudah sangat dongkol pada kelima temannya itu. Padahal Kalea yang akhir-akhir ini menjadi aneh.

Perempuan itu duduk disebelah Kesya, lalu mulai bercerita.

"Mereka, tuh, kayak enggak setuju aku sama Gallan. Alissa, Hazia, Janna, Neira, Raline pada gak suka kalau aku sama Gallan, mereka jahat banget. Aku kira mereka sahabat aku yang terbaik, tapi ternyata mereka yang terburuk. Bahkan pas aku nangis aja mereka enggak peduli, malah bilang Gallan itu jelek, ini lah, itu lah, jahat...," Adu Kalea panjang lebar tampa memberikan Kesya dan yang lain kesempatan untuk berbicara.

"Temen yang kayak gitu enggak usah ditemenin, Kal, kamu mainnya sama kita aja," Saran Kesya.

Saran yang buruk, tetapi sepertinya Kalea akan mengikuti ucapan Kesya.

Zella mengusap punggung Kalea lembut, "Mereka kayaknya cuma belum tau Gallan itu baik buat kamu," Tutur Zella.

Kalea mengangguk mendengarnya, "Tapi mereka selalu ngehina Gallan," Lirih Kalea.

"Kamu mending unfriend mereka, jahat banget," Hasut Sasha dan Kesya, Fira sangat setuju akan hal itu.

"Tapi mereka sahabat aku," Ungkap Kalea, ya, setidaknya Kalea masih menganggap lima orang itu sahabatnya.

"Hari ini kamu main sama kita aja, Kal. Kalau kamu sama mereka udah baikan, baru balik lagi, sekarang sama kita-kita aja, kita enggak akan ngehujat Gallan, kok," Papar Fira.

Kalea hanya mengangguk lemah, mood-nya sedang buruk, apalagi kali ini masih ada dua pelajaran dan satu istirahat lagi sebelum pulang, dan Kalea harus bertemu dengan Alissa, Hazia, Janna, Neira, Raline lagi. Huft, menyebalkan.

"Kamu harus strong, Leaa!" Kesya kemudian merangkul Kalea dan yang lain juga ikut dalam pelukan itu.

"Stay strong, Lea-nya Gallan!" Timpal Fira.

"Hindari teman yang toxic, ya, Leaa, semangat!" Ucap Sasha.

Kalea lagi-lagi mengangguk. Sepertinya ia akan benar-benar memutus pertemanannya dengan IPA 11 B. Terkesan lebay memang, namun entah kenapa Kalea merasa berteman dengan perempuan IPA 11 A lebih baik dari berteman dengan perempuan IPA 11 B.

🍃

The RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang