The Rivalry-Babak Awal

32 4 9
                                    

Bus IPA 11 B sudah setengah jalan untuk ke SMA Nitra. Tentu saja didalam keadaannya tidak sunyi sama sekali. Entah apa motivasinya tetapi Noah tiba-tiba men-juggling bola menggunakan kakinya dengan keadaan duduk disaat Hazia bernyanyi Kpop bersama Acel.

Noah sebenarnya muak dengan lagu-lagu Kpop, maka dari itu ia berusaha membuat gemuruh seberisik mungkin agar nyanyian itu tidak masuk kedalam telinganya.

Sementara itu Guntur sudah terlelap, Khai didepan juga sedang mengistirahatkan matanya. Zayyan, lelaki itu fokus pada ponselnya yang memperlihatkan roomchat dirinya dengan-siapa lagi kalau bukan Kesya.

Zayyan sesekali tersenyum atau mendadak pipinya memerah seperti kepiting rebus, alasannya tak jauh-jauh dari Kesya. Kesya adalah alasan mengapa Zayyan tersenyum. Walaupun sampai saat ini hubungan mereka berdua belum jelas, tetapi saltingnya sudah melampaui batas. Kalau bisa, Zayyan ingin berteriak di bus sekencang-kencangnya sekarang juga. Kesya selalu berhasil membuat hati Zayyan meronta-ronta.

Hingga akhirnya Zayyan memilih untuk menyimpan ponselnya daripada terus memandangi beberapa chat oleh Kesya yang bisa membuatnya pingsan seketika.

Ah, iya, Barra. Laki-laki yang biasanya berisik dan tidak mau berhenti berbicara itu kali ini hanya duduk diam sambil memperhatikan jalanan, ia lalu menyender dikursinya. Sepertinya ia sedang bosan atau sudah lelah dengan perjalanan yang cukup panjang ini.

Akhirnya acara konser Acel dan Hazia sudah diakhiri dengan lagu Hype Boy dari Newjeans. Mereka kemudian kembali duduk dikursinya masing-masing dan kini Acel baru saja memejamkan matanya perlahan setelah 9 lagu yang ia nyanyikan dengan semangat.

Sedangkan Hazia langsung kembali berbincang dengan Alissa, Kalea mengobrol tentang anime bersama Raline, lalu Janna bermain truth or dare dengan Neira.

"Tau gak, sih?" Kata-kata keramat yang selalu dipakai untuk memulai per-ghibahan. Hazia langsung fokus menatap Alissa, tetapi tidak bisa.

Dua manusia dengan humor yang rendah itu tiba-tiba terbahak-bahak entah apa yang membuat mereka seperti itu. Hadeh.

Lima detik kemudian tawanya terhenti lalu Alissa memaparkan informasi yang sangat berharga, "Kita 'kan beberapa bulan lagi ujian. Nah, pas ujian, bakal ada sekolah lain yang dateng ke SMA Cendikia, ada dua sekolah, SMA Galaksi sama SMA Paripurna," Ungkap Alissa.

"Lah, mereka ngapain gabung sama Cendikia? Males banget kalau ada sekolah lain. Harusnya ujian tuh sekolah kita aja enggak, sih? Ngapain coba ada SMA Galaksi sama SMA Paripurna?" Protes Hazia.

Alissa mengangkat bahunya pertanda tak tahu, "Katanya mah nggak ada ruangannya,"

"Tapi emang semiskin itu, ya? Sampe enggak ada ruangannya gitu." Lanjutnya.

Perempuan disebelahnya itu mengangguk setuju, "Kalau gak ada ruangan mending enggak usah buat sekolah sekalian!" Ujar Hazia, kesal.

Ditengah pembicaraan Alissa dengan Hazia, Pak supir memarkirkan bus ini di rest area untuk beristirahat sejenak dan membeli jajanan. Noah memutuskan untuk keluar, ia ingin membeli air mineral.

"Barra, Jayan, mau ikut ke Indomaret di sebelah gak?" Ajaknya.

Barra menggeleng begitu pula dengan Zayyan. Dari 13 murid disini, hanya Noah yang turun dari bus. Ia berjalan sendiri menuju Indomaret lalu mencari air mineral yang dingin, membayarnya lalu pulang.

Lagipula ditasnya masih banyak snack yang belum dibuka, jadi ia hanya membeli air dingin untuk menyegarkan diri.

Noah melangkah keluar. Ia berjalan santai, melewati beberapa mobil yang juga terparkir disana hingga Noah tak melihat lurus ke jalanan, matanya fokus memperhatikan mobil hingga,

The RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang