The Rivalry-Persiapan

17 2 13
                                    

"Kalian itu udah kelas sebelas! Udah gede! Tapi kenapa kelakuan kalian gak pernah berubah? Selalu berisik! Enggak ngehargain orang yang ngomong di depan. Udahlah, Bu Nea udah capek," Papar Bu Nea, geram dan kecewa.

Bel pulang berdering, menghentikan Bu Nea yang akan berceramah.

"Ujian emang diundur jadi tiga bulan lagi, tapi Ibu harap kalian bisa serius belajar mulai hari ini." Bu Nea menghembuskan napasnya berat. "Sekarang, kalian boleh pulang." Wanita paruh baya tersebut kemudian pergi keluar sambil membawa barang-barangnya.

Laki-laki IPA 11 B tidak terlalu peduli, berbeda dengan perempuannya yang menyesal karena sudah mengobrol saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

**

Di atas kasurnya, Noah sedang memandangi ponselnya. Tapi pergerakannya terhenti sejenak dikarenakan ada notifikasi yang menampakkan chat dari Margareth.

 Tapi pergerakannya terhenti sejenak dikarenakan ada notifikasi yang menampakkan chat dari Margareth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, Noah akan meminta Hadi untuk memberi informasi tentang Cendikia Expo yang kemungkinan akan digelar bulan depan berhubung ujian malah diundur menjadi tiga bulan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang, Noah akan meminta Hadi untuk memberi informasi tentang Cendikia Expo yang kemungkinan akan digelar bulan depan berhubung ujian malah diundur menjadi tiga bulan lagi.

Sekarang, Noah akan meminta Hadi untuk memberi informasi tentang Cendikia Expo yang kemungkinan akan digelar bulan depan berhubung ujian malah diundur menjadi tiga bulan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang bulan April, bulan depan yaitu Mei ada Cendikia Expo, lalu bulan Juni kelas 11 langsung disambut ujian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang bulan April, bulan depan yaitu Mei ada Cendikia Expo, lalu bulan Juni kelas 11 langsung disambut ujian. Terhitung tiga bulan lagi sebelum Noah dan yang lain akan pusing menghadapi pertanyaan demi pertanyaan. Kalau dipikir-pikir padat juga, ya, jadwalnya.

Sejujurnya Noah malas jikalau ada agenda-agenda besar begini yang melibatkan sekolah lain, karena OSIS Cendikia pasti akan kerja keras menyiapkan acara tanpa mendapatkan upah sepeserpun.

Apalagi selain menjadi panitia, Noah nanti ikut serta lomba futsal. Setelah Cendikia Expo, langsung dilanjut dengan ujian sekolah. Mana Noah belum mengerti beberapa materi dari beberapa pelajaran. Hadeh, lama-lama lelaki itu pusing juga dengan keadaan dirinya yang selalu dipenuhi kegiatan setiap bulan.

Lebih baik ia memejamkan matanya, beristirahat sejenak sebelum kembali belajar selama lima menit.

Sementara itu, Janna berkutat dengan bukunya. Tentu bukan karena kemauan sendiri, Janna belajar disebabkan Ibunya yang sudah marah-marah tak karuan.

Janna sudah kelas 11, ia harus fokus kepada pendidikan meskipun jiwanya masih ingin bermain-main.

Perempuan dari keluarga Jatukrama tersebut sudah merangkum tiga pelajaran sejak sepuluh menit ia pulang dari sekolah. Matematika, bahasa Indonesia, dan IPA.

Untungnya otak Janna mampu mengingat kembali semua materi yang sudah ia pelajari, kini ia hanya perlu menulis beberapa poin penting lagi dari pelajaran biologi.

Gadis itu memang terbilang salah satu yang terpintar di angkatan, tapi terkadang rasa malas menguasai raga Janna sehingga nilainya bisa naik turun. Padahal kalau Janna belajar setiap hari, ia akan konsisten dengan nilai sempurna, 100.

Netra Janna mulai lelah. Dua jam ia terus menerus melihat buku-buku dan pelajaran yang membuatnya pusing, terutama matematika.

Rasanya kepala Janna ingin meledak jika melihat angka lagi. Ia tidak suka belajar.

Namun, benar juga kata Ibu Janna. Ia sudah kelas 11, harus fokus pada pendidikan dan jangan main-main lagi.

Ah, tapi persetan dengan semuanya.

Buku-buku Janna tutup, lalu ia melemparkan dirinya ke kasur seraya meraih guling kemudian memeluknya. Janna benar-benar perlu rehat sebentar dari pelajaran-pelajaran yang menyebalkan itu.

Nanti Janna akan belajar lagi, tapi nanti. Entah kapan.

Bukan hanya Janna, Raline juga sedang berjuang mati-matian untuk menghafal semua rumus yang mungkin akan digunakan di ujian tiga bulan lagi.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Raline menyesal masuk IPA. Fisika, kimia, biologi, semuanya Raline benci.

Seharusnya saat itu Raline memilih IPS, tapi mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur dan kini inilah yang harus Raline jalani.

Tapi setidaknya senyum Raline merekah saat melihat ponsel. Raden menjadi alasannya.

Setelah puas senyam-senyum sendiri, Raline balik melihat ke buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah puas senyam-senyum sendiri, Raline balik melihat ke buku.

Ia menepuk dahinya, menyerah dengan semua ini. Begitupun dengan Alissa yang baru saja membuka buku catatan fisika halaman pertama, tapi ia sudah menutupnya kembali sebab langsung pusing.

Memang seharusnya ia masuk IPS.

Alissa memilih untuk berbaring di kasur lagi daripada harus belajar sampai kepalanya berasap.

Lagipula ujian masih tiga bulan lagi. Masih banyak waktu, ia masih bisa bersantai-santai.

Tidak usah terburu-buru, tiga bulan itu waktu yang cukup lama. Kalau sudah satu jam sebelum ujian, barulah Alissa belajar. Itupun hanya melihat-lihat buku.

Berbeda dengan IPA 11 B yang murid-muridnya sudah berada di rumah, beberapa siswa-siswi IPA 11 A masih betah nongkrong di sekolah.

Membahas sesuatu yang perlu dibahas. Tentang rivalnya.

🍃

The RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang