18.

4.3K 445 30
                                    

"REN!" Panggil seseorang dari belakang.

Renjun saat ini sedang memakan es krim di taman, sengaja karena suasana nya sepi.
Ia juga sedikit menghindari murid lainnya karena malu sudah berdebat dengan Ahran.

Yang memanggil ternyata Siyeon.

Perempuan itu menghampiri Renjun sambil terengah-engah, dia berlari sih.

Sesudah sampai di hadapan Renjun, Siyeon memilih duduk disebelahnya, dia menepuk pelan pundak Renjun dengan tidak sabar.

"Lu tau gak?" Tanya Siyeon, yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Renjun.

Siyeon yang melihat itu memutar bola matanya malas, tapi memang benar sih Renjun tidak tahu, kan ia belum memberitahu nya.

"First off all lu keren banget karena berani ngebacotin si Ahran. Dan yang kedua, lu tau gak sih? Tadi Ahran juga di bacotin sama Lia" Siyeon dengan heboh menceritakan kejadian tadi di kelas setelah Renjun pergi.

Siyeon bilang Lia juga mengeluarkan unek-unek nya kepada Ahran, mungkin karena Ahran sudah kelewat emosi ia menjambak rambut Lia hingga tercabut sampai akarnya, Lia yang tidak mau kalah juga melakukan hal yang sama.

Kata Siyeon kelas ramai sekali tadi, bahkan ada yang merekam perkelahian dua perempuan itu, anak-anak kelas lain juga menyaksikannya seakan-akan sedang menonton pertunjukan sirkus.

"Tapi gak heran sih, waktu kerja kelompok di rumah lo kan Lia kayak kemusuhan banget sama Ahran" ucapan Renjun diangguki setuju oleh Siyeon.

"Bener! Tapi gua gak expect Lia bakalan tambahin makian sama jambakan, bahkan tadi mereka hampir tusuk-tusukkan pakai jangka, jangka lu bayangin!" Renjun yang mendengarnya bergidik ngeri, kenapa bisa sampai separah itu?

Untungnya tadi ia langsung kabur.

Siyeon sangat heboh menceritakan perkelahian teman sekelasnya itu, dia bahkan sempat mempraktekkan gerakan keduanya yang mana membuat Renjun tertawa sampai terbahak-bahak.

Setelahnya hening, Siyeon kelelahan karena mempraktekkan adegan Ahran dan Lia. Renjun sendiri bingung harus apa, dia dan Siyeon sebenarnya tidak dekat, tapi semenjak kerja kelompok keduanya sudah seperti teman lama.

Itu karena Siyeon yang asik.

Soalnya Renjun malas mendekatkan diri ke orang lain untuk berteman, katanya itu hanya menghabiskan energi.

"Oh iya, gua mau tanya ini tapi lu jangan marah ya" ucap Siyeon tiba-tiba, membuat Renjun menatapnya dan menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Apa?" Tanya Renjun.

"Em, anu-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, omongan Siyeon terpotong karena ada Jaemin yang menghampiri mereka berdua.

"Hai?" Sapa Jaemin sambil tersenyum tipis, lalu duduk di sebelah kiri Renjun.

Jadi posisi duduknya seperti:
Siyeon — Renjun — Jaemin.

"Hai juga?" Hanya Siyeon yang membalas sapaannya dengan nada canggung.

Renjun hanya diam, membuang nafas berat, ia tiba-tiba malas sekali, padahal mood nya sudah sempat kembali karena Siyeon tadi.

"Lanjutin aja, Yeon" Renjun.

Siyeon menganggukkan kepalanya.

"Kalian berdua pacaran ya?" Pertanyaan mendadak Siyeon membuat keduanya seakan asma, Renjun terbatuk dan Jaemin langsung berdeham keras.

Uhuk

Err, Siyeon menggaruk lehernya yang tidak gatal, entah mengapa ia merasakan suasana berubah menjadi canggung.

Renjun sudah berhenti dari acara batuknya dan Jaemin pura-pura melihat ke sekeliling.

Persetan dengan backstreet, Renjun ingin memberi tahu Siyeon bahwa dirinya dan Jaemin menjalin hubungan spesial!

"Iya, sebenarnya kita-" omongan Renjun terpotong.

"Cuman temenan aja, kenapa emangnya?" Lagi-lagi Jaemin menyerobot ucapannya, menyebalkan.

Renjun mengerutkan hidungnya kesal, Jaemin ini benar-benar seenaknya ya.

Baiklah kalau itu yang dia mau, Renjun akan mengikuti alur permainan nya.

"Oh haha temenan ya" tawa canggung Siyeon mengudara.

Jaemin mengangguk.

"Temen doang" Renjun menimpali ucapan Jaemin dengan santai, kemudian ia melirik sekilas kekasihnya yang juga sedang menatap dirinya.

"Btw Yeon" panggil Renjun, membuat Siyeon menolehkan wajahnya.

Sebuah ide jahil terlintas di otak Renjun, ia fikir ini waktu yang pas untuk membuat kekasihnya merasa panas dan kesal.
Hei! Hitung-hitung sebagai balas dendam tau.

"Ya?" Tanya Siyeon.

"Tetangga lo yang waktu itu, jomblo gak?" Tanya Renjun tiba-tiba membuat wajah Siyeon menjadi semangat dan sumringah.

"Jomblo, Ren! Kenapa? Lu suka dia?" Pertanyaan beruntun dan semangat dari Siyeon memantik sesuatu dalam diri Renjun.

Renjun tersenyum malu saat mendengar pertanyaan Siyeon, pipi gembul nya bahkan memerah membuat Jaemin gemas dan kesal disaat yang bersamaan.

"Hehe, sedikit" lirih Renjun malu-malu membuat Jaemin melotot tidak terima.

Siyeon tersenyum senang, entah apa yang membuatnya seperti ini, ia hanya senang karena akhirnya tetangga sekaligus teman sepermainan nya waktu kecil ada yang menyukainya.

"Anjir Ren, mau nomornya gak?" Tanya Siyeon dengan buru-buru mengeluarkan handphone dari saku rok nya, kemudian ibu jari lentik itu memencet sesuatu di atas benda pipih tersebut.

"Boleh?" Tanya Renjun semangat.

"Boleh!" Jawab Siyeon tak kalah semangat.

Renjun sedikit mendekatkan diri kepada Siyeon, ia melihat Siyeon sedang mengirimkan kontak seseorang melalui pesan kepada dirinya.

Kemudian

Ting

Notifikasi pesan masuk di handphone nya berbunyi, itu artinya Siyeon berhasil mengirimkan kontak tetangganya kepada Renjun, dan Renjun bersorak senang.

"Thank you, ini gua chat dia sekarang?" Tanya Renjun, yang langsung di angguki semangat oleh Siyeon.

"Iya iya!" Jawab Siyeon cepat.

"Duh grogi, profil nya ganteng banget" Renjun menggigit bibir bawahnya, jemari mungilnya bergerak lincah mengetikan sesuatu di atas keyboard nya.

Jaemin menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat pesan apa yang sedang Renjun ketik, dia berdecak sebal karena Renjun terlihat semangat sekali saat ini, Siyeon juga tidak bisa diharapkan, gadis cantik itu sepertinya mendukung Renjun.

Hai, gua Renjun.
Boleh kenalan gak?

Kira-kira seperti itu lah pesan yang akan ia kirim kepada tetangga Siyeon, Lee Jeno.

Siyeon mengangguk semangat saat Renjun akan menekan tombol kirim, tapi telat handphone Renjun sudah ditarik oleh Jaemin.

Keduanya menatap sebal ke arah Jaemin yang sekarang sudah berdiri dan menatap mereka dengan wajah datar dan rahangnya terlihat mengeras.

"Balikin handphone gua" ucap Renjun kesal.

"Anter gua ke kantin, belum sarapan" bukannya membalikan handphone Renjun, Jaemin malah menarik pergelangan tangan sang kekasih dan menariknya menuju kantin sekolah, meninggalkan Siyeon yang duduk di bangku taman kebingungan.

"Eh mau kemana?" Tanya Siyeon, tapi tidak digubris oleh Jaemin.

Setelah keduanya sudah tidak terlihat dari pandangan, Siyeon menghela nafas berat.

"Sendiri lagi deh, gini amat gak punya temen" keluh Siyeon sambil memainkan rumput taman sekolah.

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang