"Seriusan hari ini nggak bisa?" Tanya Renjun dengan wajah memelas, menatap Jaemin dengan puppy eyes berharap kekasihnya itu tidak membatalkan rencana kencan yang sudah direncanakan dua hari yang lalu.
Jaemin yang ditatap seperti itu memilih mengalihkan pandangan ke arah lain, menghela nafas berat lalu mengusap wajahnya sedikit frustasi dengan kondisi saat ini.
"Maaf sayang aku nggak bisa, aku lupa kalau seminggu yang lalu udah buat janji sama temen-temen aku" jawab Jaemin dengan nada putus asa.
"Tapi kita jarang ada waktu buat kencan Jaem, bahkan disaat bisa berduaan juga kita gak leluasa karena kita backstreet" Renjun mendengus kesal, melepaskan pegangan tangannya dengan Jaemin.
"Ya mau gimana lagi Ren? Aku belum siap" Jaemin berusaha menggapai jemari Renjun, tapi langsung ditepis oleh sang kekasih.
"Apa sih yang buat kamu gak siap? Memang aku jelek ya? Kamu malu buat publikasi hubungan kita?" Tanya Renjun.
"Astaga Ren, kita udah pernah bahas ini sebelumnya, stop bahas topik ini" Jaemin.
"Aku tuh iri tau sama temen-temen aku! Mereka bisa bebas jalan sama pacarnya, bahkan terang-terangan mesra di depan tongkrongan" Renjun mengabaikan perkataan Jaemin dan memilih untuk mengeluarkan isi hatinya.
"Lah kita? Boro-boro kayak begitu, satu kelas sama aku aja kamu ogah buat nyapa" Renjun mendengus sebal.
Jaemin memijat pelipisnya pusing, topik seperti ini bisa membuat hubungannya dengan Renjun merenggang, mereka sering membahas ini, dan berujung Renjun menjauhinya selama beberapa hari.
"Okay fine, stop. Sekarang kita jalan" final Jaemin memaksakan dirinya untuk mengatakan itu, dia dengan berat hati menolak tawaran main teman tongkrongannya.
"Udahlah gak usah, palingan dijalan nanti kamu marah-marah gak jelas" Renjun berjalan meninggalkan Jaemin.
Jaemin berdecak sebal, maunya apa sih kekasih nya ini?
Melangkahkan kakinya menyusul langkah kecil milik Renjun.
"Ayo, kamu mau kemana?" Tanya Jaemin, menarik tangan Renjun agar berjalan ke arah parkiran, tempat dimana mobilnya diparkiran.
Renjun mencoba melepaskan tarikan tangan Jaemin, tapi sayang ia tidak memiliki tenaga berlebih seperti kekasihnya.
Jaemin membukakan pintu depan, lalu menyuruh Renjun untuk masuk kedalamnya.
Dengan malas Renjun masuk ke dalam mobil, memperhatikan Jaemin diluar sana yang berjalan ke arah kursi kemudi.
Setelah Jaemin masuk, ia memasangkan sabuk pengaman dan menyalakan mobilnya, menghela nafas pelan.
"Piknik kan? Di danau hijau deket puncak?" Tanya Jaemin yang di angguki oleh Renjun.
Hanya dibalas anggukan oleh Renjun, Jaemin mendengus kesal.
"Jawab Huang Renjun" tekannya membuat Renjun sedikit menciut.
"Iya" cicitnya.
Kemudian Jaemin menjalankan mobilnya, menuju tempat tujuan yang sudah Renjun rencanakan kemarin-kemarin, Jaemin juga menyetujui nya waktu itu, karena ia merindukan segarnya udara disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
أدب الهواةkeluh kesah sepasang kekasih yang menjalin hubungan secara diam-diam.