Hi, lagi! aku buat bagian ini sambil dengerin lagunya Adele yang Chasing Pavements. Selamat membaca (◠ᴥ◕ʋ)
Perempuan itu berlari kecil mengikuti sang kekasih barunya menuju kelas, tadi Jaemin meminta izin ke guru olahraga untuk mengambil botol minum yang ketinggalan di tas.
Ahran yang melihat Jaemin pergi menuju kelas berniat untuk mengikutinya, ia meminta izin untuk pergi ke toilet sebagai alasan nya.
Tapi saat sampai di depan pintu kelas, Ahran mendengar pembicaraan Jaemin dengan Renjun.
Awalnya ia ingin menghampiri mereka berdua dan meledakkan amarahnya kepada Renjun karena menurutnya lelaki itu selalu saja merebut apa yang ia punya.
Tapi pengakuan dari Jaemin membuat Ahran terdiam, belum lagi isak tangis dari renjun yang terdengar miris membuat jantungnya berdebar cepat.
Ahran mendengarkan semuanya dari awal hingga akhir, dari Jaemin yang menanyakan tugas kelompok sampai Renjun yang mengucapkan selamat untuk hubungannya dengan Jaemin.
Perempuan itu menundukkan kepalanya, bibirnya sudah melengkung saat mendengar ucapan selamat dari Renjun yang terdengar tulus.
Tadinya ia merasakan sakit hati saat mendengar Jaemin hanya menjadikannya sebagai alat untuk balas dendam kepada Renjun, itu sangat kejam.
Jaemin memanfaatkan ketulusan nya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Ahran mengakui jika selama ini ia merecoki hubungan Renjun dan Jaemin.
Ia sudah mengetahui jika keduanya berpacaran saat melihat Jaemin dan Renjun berpelukan di perpustakaan saat itu.
Ahran merasakan patah hati, ia menyukai Jaemin saat pertama kali masuk ke sekolah ini, ia tidak terima jika Jaemin sudah memiliki kekasih. Ia memanfaatkan hubungan Renjun dan Jaemin yang diam-diam, dia mendekati Jaemin yang ternyata sangat welcome menerima kehadirannya.
Ia tidak menyangka jika Jaemin datang ke rumahnya pada malam hari lalu mengungkapkan perasaannya kepada Ahran. Perempuan itu senang bukan main! Perasaan nya terbalas oleh cinta pertamanya.
Ahran pikir tidak apa-apa untuk menerima pernyataan cinta Jaemin pada saat lelaki itu sudah putus dari Renjun.
Tapi pada kenyataan nya, Jaemin masih menyimpan rasa yang sangat dalam kepada Renjun, bahkan lelaki itu sengaja melibatkannya, menjadikannya alat agar Renjun merasakan apa yang Jaemin rasakan.
Kali ini Ahran merasa bodoh.
Dia menghancurkan hubungan Renjun dan Jaemin yang semula baik-baik saja, kemudian menjadi seperti ini karena nya.
Ia terharu mendengar ucapan Renjun yang sangat tulus, bisa-bisanya lelaki itu berucap dengan tulus pada saat Ahran menghancurkan hubungan percintaan nya.
Harusnya Renjun memaki Jaemin karena sudah berpacaran dengan Ahran yang selama ini membuatnya merasa tidak nyaman.
Harusnya Renjun melabrak Ahran.
Harusnya Ahran merasa bahagia karena sang pujaan hatinya memilih dirinya.
Tapi tidak, ia merasa bersalah dan ada sesuatu yang sulit untuk di terima, dia tidak mungkin bahagia di atas penderitaan orang lain.
Renjun sudah terlalu banyak terluka olehnya.
Ia tidak bisa bersama-sama dengan lelaki yang bahkan hatinya bukan untuk dirinya.
Ahran harus merelakan cinta pandangan pertamanya.
Jaemin harus kembali kepada Renjun.
Ruang kelas yang sepi itu menjadi rentan terhadap suara, pintu kelas di buka oleh Ahran, membuat Jaemin dan Renjun langsung menolehkan kepalanya secara berbarengan.
Keduanya terkejut melihat wajah Ahran yang sudah basah oleh air mata, ya benar, perempuan itu menangis selama mendengar percakapan Jaemin dan Renjun.
"Ahran..." Jaemin menatap Ahran yang sekarang sedang menundukkan kepalanya.
Renjun berdiri dari duduknya, ini gawat! Ahran pasti akan menjambak rambutnya atau tantrum segala macam.
"Kalian..." Ahran mendongakkan kepalanya, menatap dua lelaki yang saat ini sedang menatapnya, kemudian perempuan ini tersenyum.
"Jaemin, lebih baik kita putus" ucapan Ahran membuat rahang Renjun jatuh ke tanah, sama halnya dengan Jaemin, lelaki itu melebarkan mulutnya tidak percaya.
"Aku nggak bisa terus-terusan jadi penghambat di hubungan kalian, Renjun pantas buat bahagia, dan Renjun pasti bahagia kalau sama kamu, jaem" Ahran mengusap wajahnya, dia masih tersenyum seakan-akan hatinya tegar saat mengucapkan kata demi kata.
"Aku mau minta maaf buat semuanya, aku bener-bener merasa bersalah karena udah jadi perusak di hubungan kalian. Terutama kamu Renjun, aku memang jahat karena selalu buat kamu ngerasa kesel dan ngajak ribut, itu sengaja aku lakuin" Ahran sedikit tertawa di tengah tangisnya.
"Aku pikir hubungan kalian sangat renggang, jadi aku berusaha buat masuk ke dalamnya. Aku pikir, semuanya bisa aku dapetin, ternyata enggak" Ahran.
"Jaemin, makasih banyak udah buat aku merasa jadi perempuan paling berharga walaupun hanya dalam satu malam" Ahran tersenyum tulus menatap Jaemin.
"Makasih udah pernah jadi pacar aku walaupun hanya dalam satu malam, kamu cinta pertama aku, Jaem. Dan aku minta maaf karena selalu ganggu hubungan kalian" Ahran.
"Mulai sekarang aku nggak bakalan ganggu hubungan kalian lagi, dan aku harap untuk kedepannya hubungan kalian di penuhi kebahagian selalu" Ahran.
"Aku ikhlas kalau cinta pertama aku bahagia, walaupun bukan sama aku" Ahran.
"Aku merasa bersalah banget, maafin aku ya Ren" tangisan Ahran semakin besar, suara isakan nya bahkan terdengar lebih miris dari Renjun tadi.
Renjun menatap Ahran tidak percaya, ia masih mencerna perkataan perempuan itu, bagaimana bisa seseorang yang Renjun pikir tidak mempunyai urat malu mengatakan hal-hal seperti tadi.
Renjun menghampirinya, ia memeluk Ahran dengan erat, yang di peluk tidak menolak, Ahran memeluk Renjun balik.
"Maaf Ren, sakit banget ternyata...hiks-" Gumam Ahran di sela tangisnya, membuat mata Renjun kembali berkaca-kaca.
"Maafin aku" lirih Ahran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
Fanfictionkeluh kesah sepasang kekasih yang menjalin hubungan secara diam-diam.