20.

4.6K 460 34
                                    

Renjun langsung pergi meninggalkan Jaemin di rooftop, dia tidak mau mendengar jawaban dari kekasihnya, sudah terlanjur muak dan tidak tahan.

Entah mau dibawa kemana hubungan keduanya setelah ini, tenaga Renjun sudah habis sekarang, dia hanya ingin sekolah dengan damai padahal.

Niatnya Renjun ingin pergi ke UKS, berpura-pura sakit seperti waktu itu, karena demi tuhan kepalanya sakit sekali seperti akan pecah.

"Ren!" Panggil seseorang dari lorong menuju UKS, Renjun menghela nafas sebelum membalikan badan dan tersenyum kecil, berniat untuk membalas sapaan dari sang sahabat.

Tapi belum juga membuka mulut, Haechan langsung menarik Renjun masuk ke dalam UKS.

Renjun diam saja saat Haechan mendudukkan paksa dirinya di atas kasur UKS, dia menutup mulutnya takut untuk protes, wajah Haechan sangat tidak bersahabat saat ini.

"Jelasin! Sejak kapan lu pacaran sama Jaemin?" Tanya Haechan to the point, membuat Renjun gelagapan.

"G-gua gak pacaran sama dia, haha" tawa canggung mengudara, Renjun menghentikan tawanya saat Haechan menatanya datar dan serius.

Renjun menundukkan kepalanya, menghindari tatapan tajam dari sang sahabat, dia memilin ujung seragamnya gugup, rasanya seperti di interogasi kasus pembunuhan.

Lima menit berlalu.

Kepala Renjun ribut memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada Haechan, mungkin sebentar lagi kepalanya akan pecah.

"Udah dari lama, sebentar lagi juga putus" Renjun menghela nafas berat, bahunya terlihat turun tak bersemangat.

"Kok bisa? Maksud gua kenapa lu gak pernah cerita? Bukannya gua selalu cerita apapun ke elu ya?" Haechan sedikit kecewa karena Renjun selalu menyimpan semuanya sendiri.

"Ceritanya panjang" Renjun.

Haechan mencoba mengerti, dia kasihan melihat wajah Renjun yang terlihat lelah dan murung, padahal masih pagi.

"Gua masih gak bisa nerima ini, gua kira Jaemin pacaran sama Ahran atau sama cewek yang selalu dia ajak jalan? Karena kan lu tau sendiri sifat friendly nya itu" Haechan menyerngit bingung.

"Ugh, Ren! Kenapa gak pernah cerita sama gua sih? Lu kalau ada apa-apa bilang dong, jangan di pendam sendirian, emang gua keliatan kayak orang yang suka nyebar gosip ya? Lu gak percaya sama gua?" Tanya Haechan beruntun membuat kepala Renjun menggeleng kencang.

Bukan itu maksudnya.

"Gak gitu, Chan! Gua gak cerita hal ini karena Jaemin yang minta buat jalin hubungan diem-diem, gua gak bisa nolak karena ini kali pertama gua pacaran, gua gak tau harus apa, jadi gua nurut-nurut aja sama dia" jelas Renjun sedikit panik.

Haechan maklum sebenarnya, dia memijat pelipisnya pusing. Tapi kenapa Jaemin meminta untuk menjalin hubungan dalam diam? Bukannya Renjun itu sudah seperti kembang desa nya sekolah? Haechan saja sempat suka pada Renjun, apakah Jaemin yang pacarnya tidak ingin membanggakan Renjun?

"Tadi lu bilang sebentar lagi juga putus, itu maksudnya gimana?" Tanya Haechan penasaran, dia berusaha mengalihkan topik.

Renjun menggigit bibir bawahnya, dia sedang merangkai kata untuk menceritakan secara ringkas tentang semuanya kepada Haechan.

"Menurut lo gua kekanak-kanakan gak sih kalau minta putus karena cemburu liat dia peduli ke orang lain? Peduli nya tuh bukan sekedar peduli aja, tapi kayak kasih afeksi lebih" Renjun menatap Haechan dengan ragu.

"Enggak, tapi sebelum minta putus lu udah pernah omongin masalah ini sama dia belum? Kalau belum mungkin bisa di obrolin dulu baiknya gimana" Haechan memberikan saran.

"Justru itu Chan, gua sampai muak ngomongin masalah ini ke dia, tapi tetep aja di ulangin terus" Renjun menunduk sedih.

Haechan menatap kasihan sang sahabat.

"Lu sakit hati gak sih semisalkan nggak di prioritaskan? Hari ini dibawa terbang, tapi besoknya lu di jatuhin gitu aja" Renjun.

"Kalau tau pacaran bakalan buat gua secapek ini, mungkin dulu gua ogah buat penasaran sama yang namanya pacaran" Renjun.

"Bahkan tadi gua ribut sama si Ahran buat bela diri gua sendiri, tapi dia malah nyuruh gua buat sabar, Chan. Katanya dia kasihan sama Ahran karena jadi tontonan anak kelas lain, harusnya dia belain gua gak sih? Dia kan pacar gua" Renjun tersenyum kecil.

"Gua kesel sama alasan dia yang pengen jalin hubungan diem-diem cuman karena masih pengen bebas, kalau pengen bebas ya gak usah pacaran, tapi pas gua ajak putus gak mau" Renjun.

"Sekarang gua bodoamat, mau dia deket sama si Ahran atau yang lain terserah" Renjun sepertinya sudah sangat putus asa, dia bercerita sambil tersenyum membuat Haechan lagi-lagi merasa kasihan kepadanya, jelek sekali kisah percintaannya.

"Ren, suatu hubungan nggak bakalan berjalan dengan mulus terus kok, mungkin saat ini hubungan lu sama Jaemin lagi di kasih cobaan" Haechan berusaha menenangkan Renjun.

"Udah gua cobain semua cobaannya" Renjun tertawa sendiri dengan perkataannya.

"Ah elu malah ketawa, gua lagi berusaha menenangkan sebagai sahabat yang baik" Haechan melirik sinis pada Renjun.

Renjun tambah ketawa saat melihat wajah Haechan.

"Intinya kalau lu lagi capek, sedih, atau apapun yang lu rasain sekarang, tolong cerita sama gua ya? Lu punya sahabat disini, gua siap jadi pendengar yang baik" Haechan menggenggam kedua tangan Renjun sambil menatapnya serius.

Renjun ingin menangis saja rasanya.

Harusnya dia menceritakan semuanya kepada Haechan sejak dulu, jadi tidak terlalu berat beban fikirannya sekarang.

"Cringe" ejek Renjun sambil memeluk erat tubuh Haechan, dibalas kekehan kecil pemuda berkulit Tan itu, ia dengan senang hati membalas pelukan sahabat mungilnya.

ada yg main rp gak?

BACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang