🍃🌧️🍃
Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Seseorang terbangun dengan sedikit mengucek matanya...
"Hooaaamm... Ahh rupanya masih turun hujan."
Langsung saja dia bangun dan bergegas ke kamar mandi.~~~
"Susu formula sudah, selang, sama urine bag. Terus yang lain juga sudah." Bergumam mendorong troli ingin memasuki ruangan khusus di ujung bangunan ini.
cklekk~
"Maasss..." Dia menghampiri seseorang yang tengah berada di atas pembaringan.
"....."
"Bangunn dulu yuk... ini urine bag kamu udah harus di ganti, udah hampir penuh" Panggilnya pelan memegangi pipi pria yang sedang tertidur itu.
"erghh... khehk khekk." Erangan pelan pria itu dengan serak.
" Iyaaa mas?!"
"... argkk... khek.." Bersuara dengan mata sedikit berair.
"Iya ini tadi malam kamu berat banget nafasnya, jadi aku pakein ventilator yang besar biar tidur kamunya enak." Jelasnya sambil menyiapkan sesuatu dan memakai sarung tangan.
Di buka selimut yang menutupi pria itu yang langsung menampilkan diapers dengan selang urine bag yang menempel di sana
menyingkirkan bantal di bawah kaki pria itu yang berfungsi mengurangi sedikit tegang/spams yang sewaktu-waktu bisa datang.
"Kata dokter, kamu lusa udah bisa satu kamar sama aku lagi lohh. Aku seneng, aku tidur sampe kebangun-bangun gak tenang gitu gakada kamu di samping."
Dibersihkan dan di lap area sensitif pria itu dengan lembut, mengganti diapers dan urine bag dengan yang baru. Lalu mengganti sarung tangan lagi.
"..enghh.." Erangan kecil keluar.
"Ini jadwalnya section tracheostomy kamu mass, lendirnya udah banyak yang harus di keluarin, udah ready hemm???" Di tatapnya pria di pembaringan itu dengan senyuman.
"...ekh.."
"Aku anggap itu iyaa ya mas, tahan bentar ya ini akan sedikit sakit."
Menyalakan mesin penghisap tracheostomy
"Aku mulai mas.."
Di cek mesin penyedot yang sudah menyala dan langsung memutuskan ventilator dari tracheostomy tube yang berada di leher pria itu.
Sumber: Google
Dengan cepat dan sedikit ragu mencelupkan selang kecil untuk menyedot ledir kental yang berada di dalam kerongkongannya.
Mendorong masuk selang, pria itu tersedak sesekali dan menjulurkan lidahnya.
Ada perasaan ingin batuk yang tertahan, kepala pria itu sedikit bergerak kecil sebagai respons penolakan terhadap rasa sakit yang ada di tenggorkkannya.
"eenghh.. khekk.." Lenguhan yang semakin nyaring di sertai dengan air liur yang sudah membasahi area mulut hingga luruh ke pipi.
"Tahan sebentar mas. Ini udah mau selesai" Lendir kental pun naik keluar dan masuk ke mesin hisap.
Klik.
Mematikan mesin hisap, melepas dan menghubungkan selang biasa ventilator ke tube tracheostomy.
Pria itu menarik nafas dalam-dalam yang di rasa lebih lega, di banding sebelum melakukan penghisapan (section).
Dia mengambil tisu membersihkan alir liur di mulut dan leher prianya tanpa rasa jijik. Bau tak sedap sedikit tercium.
"Akuu lupa harusnya tadi section dulu yaa mass, kamu jadi pup deh. Kamu matanya mau di tutupin kain??"
Pria itu menutup matanya sendiri
"Ok nutup mata aja, sebentar aku bersihkan dulu ya." Membersihkan (lagi) area sensitif pria itu.
"Aku udah jago baget loh ganti-ganti diapers gini, jadi entar udah gak kaget kalo punya anak hahaha." Ucapnya dengan muka yang sedikit memerah.
"Ya..aa.."
"Iyaa mas udah laper yaa?, habis ini aku kasih susu formulanya. Hari ini rasa coklat lohh kesukaan kamu banget." Sibuk membersihkan area bawah pria ituu.
"Ya... enghh highk.. hiks..."
"Yaammpunn mass." Buru-buru membuang diapers, membersihkan tangan dan langsung menghambur memeluk pria itu.
"Maasss... kenapa??" Peluknya sayang
"Yaa.. maaff..." Lirih pria itu menangis dengan mata tertutup
" Mass gak perlu minta maaf, gak ad.."
"Maaf kelumpuhan ini menyusahkanmu.
How can i live without you yaa..?"Sumber: Google
Suka sama cerita begini??? Tolong tinggalkan jejak yaa
Terima kasihh 🫶🏻🫶🏻❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
How can i live without you?
FanfictionCerita tentang gadis ceria bernama Andrea Swan istri yang harus merawat suaminya Feliks Cullen, Seorang pria dengan 'Disabilitas'. Insiden kecelakaan lalulintas tunggal membuat feliks yang dulunya pembisnis sukses, kini harus menghabiskan sisa hidu...