Pagi hari ini, sekolah smarinda masih di sibukkan dengan festival melukis itu, dan Dikka sangat fokus sekali mendata anak yang ia terima. Lalu, tiba-tiba datanglah Reno dengan ngos-ngosan itu.
"Dik, sumpah sorry banget ya, kemaren bukan gue yang jaga tempat formulir." ucap Reno.
"Iya santai aja, tapi gue sempet heran tugasnya kan gue kasih ke lo Ren, kok tiba-tiba malah pindah tugas ke Riko." jawab Dikka tanpa menatap muka Reno.
"Ya maaf, Dik. Gue juga kemarin lupa bilang ke lo kalo gue harus dateng rapat." ucap Reno tak enak.
"Gapapa Ren, santai aja yang penting kan udah beres."
Dikka sangat sibuk sekali, ia sibuk untuk mendata anak yang akan mau mau ke kelas melukis itu, Dikka memasukan nomer mereka semua ke dalam satu grup.
Kelas melukis
Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Dikka Rakazeo dari sekolah smarinda. Ini adalah grup kelas melukis, selamat kalian semua mulai hari ini sudah bergabung di kelas melukis.
Setelah itu Dikka langsung menuju ke ruangan osis, untuk mendata anak pindahan.
Dikka sedang berjalan sendirian di lorong, lalu tiba-tiba dari arah sana terdapat Razael yang melambaikan tangannya kepada Dikka dan menghampirinya.
"Dikka! Kamu mau kemana? Sibuk banget ya, dari pagi?" ucap Razael pada Dikka.
"Mau ke ruangan osis, El. Soalnya ada murid pindahan jadi aku harus ngedata, sedikit sibuk El, ada apa?" ucap Dikka.
"Hehehe, cuma mau ngasi kamu bekel nih. Pasti belum makan." jawab Razael sambil memberikan bekelnya itu untuk Dikka.
"Ya ampun, makasih ya, El. Ini aku terima ya? Tapi aku ke ruangan osis dulu udah di tunggu." ucap Dikka sambil menjauh dari Razael dan melanjutkan perjalanannya itu.
"Dikka!" teriak Razael.
Dikka langsung menengok ke arah Razael dan seperti bertanya ada apa.
"Hehe semangat ya! Jangan lupa di makan." teriak Razael.
"Iya, makasih El!" teriak balik Dikka.
Akhirnya Dikka telah sampai di ruangan osis, ia langsung masuk ternyata di dalam sana, terdapat murid baru yang sedang mengobrol dengan Riko.
"Nah tu Ra, itu yang namanya Dikka ketua osis smarinda." ucap Riko sambil menunjuk ke arah Dikka.
Gadis cantik itu yang mendengar nama Dikka itu, ia langsung menoleh dan tersenyum manis.
"Oh iya, makasih ya Riko."
"Dik, ini ada murid barunya, kalian ngobrol aja ya dulu, sekalian kenalan." ucap Riko pada Dikka dengan berbisik.
"Ra, gue tinggal ya. Kalian berdua ngobrol aja tentang perpindahan lo." ucap Riko pada gadis cantik itu.
Tinggallah mereka berdua, ruangan sepi dan hanya terdengar suara kipas angin yang sedang berputar itu.
"Hai, Dikka kan? Kenalin gue anak baru." ucap gadis itu.
"Arra Rhazelia? Pindahan dari sekolah Smadera?" tanya Dikka, tanpa menatap Arra.
Arra yang mendengar namanya itu, ia langsung tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Iya, bener."
"Kalo gue boleh tau alesan lo masuk sini kenapa?" tanya Dikka.
"Karena pengen ketemu lo." jawab spontan Arra.
Dikka yang mendengar itu, ia langsung menatap Arra. Arra yang di tatap itu, ia hanya bisa tersenyum kecil.
"Jadi alesannya bukan karena pengen nyari ilmu?" tanya Dikka.
"Eh– nyari ilmu sekalian pengen ketemu lo." jawab Arra dengan gugup.
"Oke, lo masuk di kelas bahasa 2. Mulai masuk sekolah hari senin." jawab Dikka sambil memberi jadwal kelas Arra itu.
"Seminggu sekali kelas lo di isi sama kelas melukis."
"Ada kelas melukis juga, ya?" tanya Arra karena dia tidak mengetahuinya.
"Iya, bonusnya anak yang sekolah di smarinda itu, dia bakal dapet kelas melukis. Mau engga mau, harus di ikutin." jawab Dikka.
"Okeh, demi ketemu Dikka apasih yang engga gue lakuin?" ucap Arra dengan cengesan.
Di saat Dikka ingin menjawab, tiba-tiba Razael masuk dan dirinya tidak tau jika sedang ada anak baru itu.
"Dikka! Gimana masakan aku? Udah kamu makan belum?" tanya Razael dengan semangat.
"Belum aku makan, El. Ini aku masih ngobrol sama anak baru." jawab Dikka.
Razael yang melihat anak baru itu, ia langsung tersenyum kecil.
"Eh, kamu anak baru itu, ya?" Kenalin nama aku Razael, kayanya kita seangkatan deh."
"Oh iya, kenalin juga nama gue Arra Rhazelia. Panggil aja Arra." jawab Arra dengan tersenyum kecil.
"Oke Arra! Semoga kita bisa berteman baik, ya?"
"Dikka, tadi Tante nelfon aku katanya nyuruh aku main ke rumah kamu." ucap Razael kepada Dikka.
"Oh iya? Yauda, ayo pulang aku juga udah beres. Oh iya, Ra, lo bisa langsung pulang ya, inget hari senin jangan terlambat." ucap Dikka pada Arra.
Arra yang melihat Dikka dan Razael yang sedang jalan beriringan itu, ia semakin berpikir jika Razael adalah kekasih ketua osis itu.
"Katanya sih, itu cewe wakil ketua osis juga, pantes sih. Sama-sama cocok." ucap Arra di dalam hati.
***
Hai! Selamat datang kembali, ya! Selamat bertemu di Minggu depan!

KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh.
Genç KurguPayung Teduh. Biarkan aku menjadi payung mu, di saat hujan datang, dan biarkan aku memberikan sebuah kenyamanan di kala hujan datang. -Arra. Payung Teduh. Aku tidak perlu di beri payung saat hujan datang, akan tetapi aku hanya perlu kamu untuk men...