Sebelumnya terimakasih untuk 25 vote di bab 1, selamat membaca ;)
[ Dua ]
Prilly pov.
Keesokan harinya aku bangun kesiangan entah kenapa, padahal biasanya aku tidak pernah bangun kesiangan. Bahkan aku kadang bangun sebelum jam wekerku bunyi, tapi pagi ini aku malah bangun lebih satu jam dari Alarm yang aku tentukan.
Matilah aku. Ini adalah hari pertama Direktur Utama baru masuk dan aku malah sudah membuat kesan buruk, ah selain tadi malam tentu saja!
Tanpa sempat berdandan aku pun langsung pergi keluar Apartemen dengan terburu buru.
Dan sialnya saat aku sampai halte Busway, Busway yang biasa aku naiki untuk ke kantor sudah pergi sejak lima belas menit yang lalu dan terpaksa aku harus menunggu Busway berikutnya lima belas menit kemudian.
Sial aku mungkin benar benar akan di pecat oleh Bosku jika begini. Tapi aku tidak punya pilihan lain, selain menunggu Busway selanjutnya karena jika aku memesan taksi maka aku akan mengeluarkan uang lebih.
Bukannya aku pelit, tapi aku hanya sedikit irit agar bisa menabung untuk nanti setelah aku menikah dengan Jovian walaupun aku tidak bekerja nanti akan masih punya simpanan.
Oke kembali ke topik, Busway yang aku tunggu akhirnya tiba dan aku pun langsung naik. Setengah jam kemudian aku pun sampai di halte Busway dekat kantor, dengan langkah lebar lebar dan terkesan berlari aku menyebrangi jalan untuk menuju gedung kantor tempatku bekerja.
Mampus. Sudah jam 8.30.
Hosh Hosh
Aku berjongkok mengambil nafas banyak banyak dan kemudian kembali berlari memasuki lift. Aku mengabaikan Resepsionis yang menyapaku, karena jika aku menyapanya balik maka aku akan semakin terlambat.
Akhirnya sampai juga di lantai paling atas di gedung perusahaan tempatku bekerja. Disana, aku bisa melihat ada Yogi yang sudah duduk manis di depan komputer. Yogi adalah Sekretaris luar dan aku adalah Sekretaris dalam.
Jikalau Yogi ada untuk mengikuti kemana pun bos bepergian selagi itu urusan pekerjaan dan aku mengerjakan pekerjaan yang ada di dalam kantor.
"Prilly bagaimana kau bisa telat?"
Aku baru saja duduk di kursiku dan belum sempat menjawab panggilan Yogi saat interkom di atas mejaku berbunyi nyaring.
"PRILLY JACQUELINE JACOB SILAHKAN MASUK KERUANGAN SAYA SEGERA!"
Aku menelan ludah dan menatap Yogi yang juga menatapku prihatin.
"Matilah aku, mungkin kah aku akan di pecat?" Tanyaku pada Yogi.
Namun Yogi hanya mengendikkan bahunya acuh. "Mana aku tau, mungkin kau tidak akan di pecat jika alasanmu untuk datang ke kantor masuk akal."
"PRILLY JACQUELINE JACOB!"
"Ahh ya bos."
Aku tergagap dan berdiri dari kursi dan segera pergi ke ruangan Dirut.
"Anda memanggil saya?" tanyaku dengan bodohnya dan tidak berani menatapnya.
"Aku ada di depanmu, bukan di bawah!" Serunya dengan nada kesal.
Aku menelan ludah dan pada akhirnya mengangkat kepalaku agar menatapnya sembari tersenyum lebar seakan aku tidak punya kesalahan.
"Kau tau apa yang sudah kau lakukan?" tanyanya dengan nada angkuh. Khas orang orang kaya yang sombong.
Aku pun mengangguk dan berkata. "Ya. Maaf Sir, hari ini Saya bangun kesiangan jadi telat pergi ke kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Godaan Sebelum Menikah
Romance"Senakal nakalnya seorang pria, dia tetap ingin wanita baik baik yang menjadi istrinya!"..... Jonathan Ali Rafassya "Itu mulut enak sekali ngomongnya! dia pikir wanita baik rela mendapatkan pria brengsek macam dirinya!".... Prilly Jacqueline Jacob.