14, Ali si Penggangu

309 27 4
                                    

Halo semua, apa kabar?

Ada yang kangen Raraa gak? 🙈
Dahlah pasti gak ada, selamat membaca🥰

[EMPAT BELAS.]

Prilly pulang di antar Ali, selama perjalanan mereka hanya diam, tak ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Entah apa yang mereka pikirkan, tidak ada yang tau selain Tuhan dan mereka berdua.

"sudah sampai." ucap Ali yang sudah menghentikan mobilnya di depan Apartemen tempat tingal Prilly. Namun wanita itu sepertinya tengah melamun karena tak kunjung turun dari mobilnya.

Prilly tersadar dari lamunanya dan kebingungan sendiri, dia bahkan tadi sampai lupa memberitahukan pada Ali dimana alamat tempat dia tinggal dan matanya langsung terbelalak kaget saat mobil yang mereka tumpangi terparkir di depan Apartemen tempat tinggalnya.

Dari mana Ali tau alamat Apartemen tempatnya tinggal?

"Kau betah di mobilku ya?" tanya Ali dengan senyuman jenaka.

Prilly lagi lagi tersadar dan mengerjap berkali kali sebelum akhirnya tangannya melepaskan sabuk pengaman yang dia pakai dengan buru buru dan kemudian keluar dari mobil.

Ali pun ikut melakukan hal yang sama seperti yang Prilly lalukan. Ali mendengus kesal saat Prilly melangkah pergi begitu saja meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Prilly!" seru Ali.

Prilly menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Ali yang kini tengah bersandar di depan mobilnya dengan gaya angkuh. Tapi itu keren!

"Oh ya maaf. Terima kasih karena sudah mengantarku." ucap Prilly dengan senyuman canggung.

Ali mengangkat satu alisnya. "Hanya itu?" tanyanya.

Prilly menatap Ali kebingungan. "Um memangnya apa lagi?"

Ali mencebikkan bibirnya kesal. "kau tidak berniat menawariku masuk begitu?"

Prilly melihat pergelangan tangannya dan menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak! maaf, ini sudah malam."

"Ck! setidaknya sekedar basa basi Prilly." ucap Ali kesal.

Prilly tetap menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kau pulang saja, ini sudah terlalu larut untuk kau mampir."

Setelah mengatakan itu, Prilly berbalik dan kembali berjalan memasuki loby Apartemen tanpa menunggu jawaban dari Ali lagi. Prilly tidak berniat basa basi dengan Ali, jadi dia sengaja tidak menawari Ali mampir.

Katakan Prilly tidak sopan, tapi dia tidak peduli karena Ali sudah tau bila Ali penggemar para wanita. Dan menawari pria itu untuk mampir di tempat tinggalnya, itu sama saja mencari masalah.

Prilly sadar bahwa Ali itu menggodanya bukan karena menyukainya, tapi hanya karena Ali menginginkan tidur bersamanya.

Dan Prilly tidak akan melakukan semua itu, demi apapun Prilly hanya mau dengan Jovian. Sang pujaan hati.

Sampai di kamar Apartemen miliknya, Prilly menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Malam ini tidak ada Jovian yang menunggunya, jangankan menunggu. Bahkan kabar dari pria itu pun terakhir adalah sore tadi. Prilly sudah mengirim banyak pesan, tapi bahkan di baca saja tidak.

Padahal biasanya pada hari sabtu malam minggu begini, Jovian akan ada di Apartemennya. Menunggunya pulang, bahkan pria itu akan pulang pagi dan kembali lagi saat siang hari untuk menghabiskan hari bersamanya.

"Hah!"

Prilly menghela nafasnya, lalu bangkit dari kasurnya dan berjalan kemar mandi untuk membersihkan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Godaan Sebelum MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang