12 Wanita Idaman Pria

390 40 3
                                    

[ DUA BELAS ]

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, Prilly kembali ke tempat dimana Ali dan Mrs.Vera berada.

"Kalau begitu kami permisi dulu Mrs.Vera."

Ali pamit dan menarik tangan Prilly keluar dari rumah Mrs.Vera. Entah kenapa kali ini Ali merasa terganggu dengan penampilan Mrs.Vera yang terlalu terbuka.

Padahal saat pertama kali bertemu wanita itu, Ali sangat menyukai wanita itu dan sempat berpikir mungkin bisa tidur dengan wanita itu lain kali.

Tapi tadi saat Prilly ke toilet dan Mrs.Vera berusaha menggodanya, Ali bukanya suka malah risih.

Ali malah berpikir andai saja yang menggodanya itu adalah Prilly dan bukan Mrs.Vera.

"Kenapa begitu cepat Sir?" tanya Prilly heran.

Ali yang tengah menyetir menatap Prilly dengan alis terangkat satu. "Bukankah kau tidak terlalu suka bila aku dan Mrs.Vera bersama?"

"Ck! siapa yang bilang?"

Ali mengendikkan bahunya acuh. "Tidak ada, tapi ekpresi yang mengatakannya padaku."

"Saya--"

"Berhenti berbicara formal saat hanya ada kita berdua," ucap Ali malas, dia menghentikan laju mobilnya karena ada lampu merah.

"Tapi Sir--"

"Cup!"

Prilly mendelik saat Ali mencuri ciumannya.

"Jika kau berani berkata formal saat kita hanya berdua maka hukumannya adalah sebuah ciuman dariku."

Ali tersenyum tanpa dosa, tidak peduli dengan tatapan garang Prilly padanya.

"Tapi Sir--"

"Cup," dengan senang hati, Ali kembali mencium bibir Prilly.

"Ternyata kau lebih suka ku cium dari pada bicara non formal denganku."

Deg Deg Deg...

Prilly memalingkan wajahnya menatap jendela karena ciuman singkat dari Ali mampu membuat pipinya merona merah dan jantungnya berdetak cepat. Padahal itu hanya ciuman singkat dan Prilly juga bukan anak ABG yang belum pernah berciuman.

"Kenapa kau memalingkan wajahmu? apakah kau bushling?" tanya Ali sembari menjalankan kembali mobilnya karela lampu sudah berubah hijau.

Prilly tidak menjawab dan memperhatikan sekitar. Prilly berpaling dan menatap Ali saat sadar bahwa mobil Ali tidak bergerak kembali ke kantor, tapi bergerak menuju alamat Apartemen pria itu.

"Ini bukan jalan menuju kantor Sir Jo--"

Ali memotong ucapan Prilly dengan ciuman singkat. "Aku memang tidak ingin kembali ke kantor dan kurasa Jo lebih baik dari pada Sir." ucap Ali seraya menatap Prilly dan mengedipkan sebelah matanya jenaka.

"Maaf tapi Jo adalah nama panggilan kelasih Saya," ucap Prilly "Lalu kita mau kemana?" lanjutnya bertanya.

"Yeah kau bisa menganggap aku ini adalah kekasihmu, kau tidak lupa jalan ke Apartemen ku bukan?"

Prilly memutar bola matanya malas. "Anda bukan kekasih saya dan untuk apa kita ke Apartemen Anda?"

"Pertama bukan Anda atau pun Saya, tapi Aku dan Kau... Kedua, karena aku lapar."

"Ya ya... jila An--kau lapar kenapa kita menuju Apartemen, bukan ke restoran?" tanya Prilly.

"Yeah karena kau asistenku, jadi aku ingin kau memasak untukku."

Godaan Sebelum MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang