13, Tak ada Orang baik

501 50 6
                                    

[ TIGA BELAS ]

Prilly membuka matanya perlahan dan kebingungan saat menyadari dia bukan berada di atas kasur miliknya. Prilly mempertahikan kamar tempatnya terlelap dan Prilly pikir itu kamar pria karena nuansa kamarnya gelap, semua serba hitam membuatnya bergidik ngeri.

Prilly mencoba memikirkan ulang kejadian sebelum dia berakhir di kamar ini.

Dan Prilly ingat dengan jelas bahwa tadi dia berniat menunggu Ali mandi dengan duduk di sofa namun sepertinya Prilly ketiduran dan bermimpi bahwa Jovian datang dan membawanya ke kamar.

"Astaga!"

Prilly berseru tidak sadar saat menyadari bahwa itu bukan mimpi tentang Jovian, tapi bisa jadi itu adalah Ali yang menggendongnya. Betapa malunya Prilly karena Ali melihatnya tidur dan menggendongnya kedalam kamar, harusnya Ali tak melakukan ini. Kan Ali bisa membangunkan Prilly saja.

Prilly melihat jam si pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.00. Sudah malam, berarti dia tidur sangat lama.

Prilly turun dari kasur dan berjalan keluar kamar. Prilly menemukan Ali tengah sibuk menyusun piring dan makan malam di atas meja.

"Oh kau sudah bangun?" tanya Ali saat menyadari kehadiran Prilly di sekitarnya.

Prilly berjalan pelan. "Um apa aku ketiduran tadi?" tanya Prilly dengan bodohnya, sudah tau dia ketiduran tapi masih mencoba bertanya hal itu. Dasar wanita bodoh!

Ali tersenyum lebar. "Ya dan kau tidur seperti orang mati."

Prilly memutar bola matanya sebal. "Aku minta maaf dan apakah kau yang membawaku ke kamar?" tanya Prilly hati hati dan seharusnya dia juga tidak perlu bertanya hal itu.

"Tidak! kau jalan sendiri ke kamarku." ucap Ali asal.

"Oh, jadi aku tidur sambil jalan. Aku pikir kau yang membawaku ke kamar." ucap Priply, entah dia harus merasa lega atau senang karena bukan Ali yang membawanya ke kamar,tapi dia sendiri yang jalan ke kamar.

Tapi kalau di pikir pikir lagi, selama ini Prilly tidak pernah tidur berjalan kan?

"Kau yang memasak itu?" tanya Prilly, jujur saja perutnya langsung berbunyi saat melihat makanan di atas meja yang menggoda untuk cepat di makan.

"Aku membelinya dari Restoran," balas Ali.

"Oh aku pikir kau memasaknya sendiri, tapi mana mungkin kau bisa masak jika masih membutuhkan asisten pribadi," ucap Prilly sembari menganggukkan kepalanya.

Ali menatap Prilly sebal, namun tidak menjelaskan bahwa itu masakannya. Tadi saat Ali habis mandi, dia melihat Prilly tidur di sofa dan itu pasti tidak nyaman. Jadi karena Ali adalah pria yang baik hati, ia pun menggendong Prilly kemarnya dan Prilly tidak bangun sama sekali, malah memeluknya dengan nyaman.

Ali pun memutuskan untuk ikut tidur di kasur yang sama dengan Prilly dan mengambil kesempatan dalam kesempitan itu memeluk wanita itu dalam tidurnya.

Ali bangun saat jam menunjukkan pukul 17:45, namun Prilly belum ada tanda tanda untuk bangun, wanita itu tidur dengan nyenyak, tanpa takut akan terjadi sesuatu yang buruk karena telah tidur di tempat seorang pria. Jadi Ali memutuskan untuk memasak makan malam untuknya dan Prilly.

"Aku tau kau lapar, jadi ayo makan," ajak Ali.

Prilly duduk di kursinya dengan canggung, seharusnya dia yang melakukan semua ini dan bukan malah Ali. Namun karena perutnya lapar, Prilly pun ikut makan.

"Ini sangat enak, kau beli dari Restoran mana? lain kali aku juga mau mencobanya."

"Benarkah? Tapi aku tidak yakin kau sanggup membelinya," ucap Ali dengan senyum meremehkan Prilly. Dia senang karena Prilly menyukai masakannya.

Godaan Sebelum MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang