10, Kegelisahan Ali

342 43 7
                                    

[ SEPUPUH ]

Jovian menggandeng tangan Prilly dengan erat dan berjalan memasuki rumah Ibunya. Ya rumah Ibunya karena beberapa tahun terakhir ini Jovian menyewa Apartemen sendiri karena tidak tahan dengan Ibunya yang selalu berkata ingin mempunyai cucu tapi tidak mau merestu hubungannya dengan Prilly.

"Jo--"

"Sayang jangan takut."

"Ma, aku pulang."

"Kau pulang Jovian, eh tapi kenapa kau membawa wanita jala*g ini kemari?" Ibunya yang awalnya senang karena anaknya pulang kini kesal karena anaknya itu pulang tidak sendiri.

Prilly meremas tangan Jovian dengan keras dan tetap mencoba memasang wajah ramah dengan senyuman lebar yang terkesan di paksakan. Mungkin jika dia tidak ingat bahwa wanita paruh baya itu adalah Ibunya Jovian, Prilly sudah pasti mencacinya balik karena bahkan Jovian pun Ayahnya masih tidak jelas.

"Ma, aku kesini cuma mau minta restu sama Mama kalau kami akan secepatnya menikah." ucap Jovian.

"Apa?! Mama sudah bilang denganmu bahwa Mama tidak akan pernah merestui hubungan kalian." ucap Ibunya.

Jovian menghela nafasnya. "Maaf Ma, tapi ada atau tiadanya restu dari Mama, kami akan tetap menikah dalam waktu dekat ini."

"Jovian! kau berani menentang Mama hanya karena wanita jala*g ini?" tanya Ibunya tidak percaya dengan keputusan putra semata wayangnya.

"Ma, Prilly bukan wanita jala*g. Dia kekasihku dan aku mencintainya."

"Jovian!"

Jovian mengabaikan triakan Ibunya dan bergegas membawa Prilly pergi dari rumah Ibunya.

"Maafkan aku Jovian." ucap Prilly lirih, kini mereka telah berada di Apartemen Prilly. Tepatnya tengah duduk di sofa.

"Untuk apa kau minta maaf sayang." Jovian mengusap lembut rambut Prilly.

"Karena aku, kau jadi ribut dengan Ibumu."

Jovian membawa Prilly kedalam pelukannya. "Tidak perlu minta maaf sayang, kau tidak pernah salah dalam hal ini."

"Mungkin Ibumu benar, kita--

"Sayang,"

Jovian menyela ucapan Prilly dengan tegas dan menatap wanita itu dengan serius.

"Jangan merasa bersalah, disini akulah yang salah karena tidak bisa meminta restu untuk hubungan kita." ucap Jovian.

"Tapi--"

"Kau jangan khawatir sayang, aku akan tetap menikahimu walaupun tanpa restu Mama."

Jovian kembali menyela ucapan Prilly dan mencium bibir wanita yang sudah di cintainya selama lima tahun ini. Semoga keputusan Jovian menikahi Prilly tanpa restu Ibunya itu tidak salah.

"Jo-."

"Hmm."

"Jovian aku sedang datang bulan."

"Ugh maafkan aku sayang."

Jovian menjadi salah tingkah sendiri saat sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. Entah kenapa dia bisa lepas kendali seperti tadi, biasanya walaupun Prilly menggodanya sekalipun dia akan tetap tahan.

Prilly sendiri merasa kesal karena saat ini adalah waktunya datang bulan, padahal dia mau juga melakukannya dengan Jovian. Kapan lagi kan Jovian bisa seperti tadi?

"Hmm sepertinya aku butuh mandi."

Jovian kemudian bangkit dari sofa menuju kamar.

"Mau aku bantu?" tanya Prilly dengan senyuman nakal.

Godaan Sebelum MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang