chapter 06.

840 80 3
                                    

📸📸


"Pulang sama siapa Ren?"

Renjun menoleh, mendapati Jaemin yang berdiri disampingnya.

"Pulang sendiri, lo?"

"Sendiri juga. Mau bareng ga?"

"Lo bawa mobil?" Jaemin mengangguk.

Renjun angkat kunci mobilnya. "Gue juga bawa mobil."

Jaemin tertawa, "Yaudah kalo gitu, next time aja barengnya."

Renjun mengangguk, "dah sana lo pulang."

"Ayo ke parkiran."

"Gue nungguin temen dulu, mau nebeng gue dia."

"Ohh yaudah kalo gitu, gue duluan ya." Renjun mengangguk seraya melambaikan tangannya.

●●

Di jalanan yang cukup sepi, mobil Renjun tiba-tiba berhenti.

"Ih anjir, napa ni mobil. Perasaan tadi masih aman deh."

Renjun diam, menimang apakah ia harus keluar mengecek mobilnya atau ia tunggu di dalam mobil saja.

"Kalo gue keluar trus tiba-tiba gue di begal gimana? Tapi kalo gue ga keluar, masa iya gue nginep dimobil semalaman." Kepalanya ia telungkupkan pada stir mobil.

Bunyi ponsel membuatnya sadar. Itu pesan dari Haechan, dengan segera ia buka chat itu.

 Itu pesan dari Haechan, dengan segera ia buka chat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Haechan, membuat dirinya semakin panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Haechan, membuat dirinya semakin panik.

"Ini Haechan kagak mau jemput gue apa gimana sih kampret, yatuhan mana ni jalanan sepi banget lagi."

Dalam hati ia meruntuki dirinya sendiri yang tak mendengarkan perkataan Haechan tempo hari, yang menyuruhnya untuk membawa mobilnya service bulanan.

"Ini juga napa gue ga punya nomor tukang bengkel sih, sedih banget gue yatuhan nangis aja apa ya gue."

Setelah hampir setengah jam berdiam diri didalam mobil, suara ketukan menyadarkan Renjun.

Toktoktok

Mobil belakangnya diketok, ia panik. Tak ada orang dibelakang mobilnya.

Toktoktok

Mobilnya kembali diketuk, dalam hati segala macam doa sudah ia baca.

Ia bersembunyi di bawah kemudi nya. Memegang erat tas serta ponselnya.

Toktoktok

Kali ini ketukannya semakin kencang, ia sudah menangis dibawah sana.

'Baba papi maafin injun yaa kalo injun ada salah'

Tubuhnya sudah gemetar menahan suara tangisan nya agar tak sampai pada orang diluar mobilnya.

Tak menyangka bahwa ia akan mati semenyedihkan ini.

Disela-sela tangis nya, ponselnya bergetar.

Dengan segera ia buka pintu mobilnya dan berlari keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan segera ia buka pintu mobilnya dan berlari keluar.

"Haechannn haaaaa" tangis Renjun mengeras, ia peluk Haechan dengan segera.

Haechan kaget? Tentu.

Siapa yang tidak kaget jika dipeluk secara tiba-tiba seperti ini.

"Udah-udah gapapa." Ucapnya berusaha menenangkan.

Dan dimenit-menit berikutnya hanya diisi oleh Haechan yang menenangkan Renjun yang belum menghentikan tangisnya.

🏹🏹

LOVE SHOT [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang