chapter 18.

701 66 6
                                    

📸📸


Haechan, Jeno, Mark, adalah atlet panahan.

Haechan, sudah menyukai panahan semenjak ia duduk di bangku sekolah dasar.

Waktu itu sang papah mengajaknya untuk ikut menonton lomba panahan, dan dari sanalah ia mulai tertarik atau bahkan sudah menyukai cabang olahraga permainan target tersebut.

Bersyukur papah dan ayahnya sangat mendukung kegemaran sang anak hingga saat ini.

●●●

Selama waktu pelatihan, Haechan dan Renjun tidak pernah tidak saling mengabari satu sama lain.

Kesembuhan kaki Renjun terus Haechan pantau, entah dari bude Wiwit yang menemani atau dari para orangtua yang sesekali datang menjenguk.

Hari ini tepat hari perlombaan pertama dimulai.

"Ingat jangan gegabah, santai aja rileks mata harus tetap fokus, oke?"

Ketiganya lantas mengangguk mendengar petuah dari sang mentor, Jaehyun.

"Masih ada waktu, kalian boleh santai dulu. Gue mau ketoilet bentar."

"Gue ikut bang," Jaehyun mengangguk, berjalan beriringan dengan Jeno. Meninggalkan Haechan dan Mark yang berada di ruang tunggu.

"Lo nggak nelfon Renjun minta doa?"

Haechan menggeleng. "Kenapa?"

"Gapapa."

"Takut gagal fokus lu ya?" Haechan kesal sekali melihat ekspresi wajah meledek Mark saat ini.

"Hahahahah, lo selalu gitu tau gak? Tiap kali kita lomba, lo selalu gamau nelfon Renjun. Tapi mata lo dari tadi natap ponsel mulu, nungguin Renjun yang nelfon kan?"

"Sotau lu monyet,"

"Dihhhh tau gue yaa, ntar kalo sampe selesai lomba Renjun kagak nelfon, muka lu udah sebelas dua belas kayak baju kusut belum di setrika."

Baru saja ingin melayangkan pukulan pada Mark, ponselnya tiba-tiba menyala.

Tanpa ia sadari, lengkungan bibirnya naik menimbulkan senyum tipis di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa ia sadari, lengkungan bibirnya naik menimbulkan senyum tipis di wajahnya.

Dan tanpa memperdulikan Mark, ia langsung beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Mark.

"Ckckckck, ini yang katanya tadi ga nungguin." Oceh Mark yang melihat Haechan sudah berjalan di ujung pintu keluar.

__

"Helooooo"

"Haii"

"Belum mulai kah lombanya?"

"Belum, dikit lagi."

"Oooowwww, gimanaa boskuu apakah anda dagdigdug serrrrr?"

"Hahaha biasa aja sih"

"Wedeh wedeh wedeh jagoan rupanya bosku ini yaa?"

"Iya dong."

"Aku suka jiwa pede mu bosss"

Haechan tertawa.

"Udah makan belum niichhh?"

"Udah, makanannya enak tau salah satunya itu kesukaan lo banget."

"Noooo dont tell meeee..."

"Fishball noodles!!"

"AaaaaaAaaaaaaAaaaaa"

Haechan kembali tertawa.

"Ihhh sumpah gue mauuuu Chaaannnnn"

"Ntar kalo lo gaada jadwal, dan gue libur kita ke sini dah gimana?"

"Deal. Jangan tarik perkataan lo barusan awas aja."

"Iyaaa, ehh kayaknya gue udah harus masuk deh."

"Ohh ya? Yaudah"

"Iya, ntar gue hubungi lo lagi kalo udah kelar."

"Okeee, semangatttt Haechan! Go go go semangattttt!! Byeeee"
__

Haechan tersenyum lebih lebar, moodnya jauh lebih baik. 100% jauh lebih baik.

🏹🏹

LOVE SHOT [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang