chapter 08.

805 78 6
                                    

📸📸


Toktoktok

"Ren? Bangun dulu yuk, gue udah buatin sarapan. Sarapannya aman kok beneran, ga gue campur yang aneh-aneh lagi."

Tak ada sautan dari dalam.

Toktoktok

"Ren? Lo masih tidur kah?"

Hening.

Haechan mencoba membuka pintu kamar Renjun.

Ceklek

Tidak terkunci. Haechan mengerutkan keningnya, tidak biasanya Renjun tidak mengunci pintunya. Apalagi tadi malam ia dengar dengan jelas suara pintu terkunci.

"Ren?" Haechan langkahkan kakinya memasuki kamar ber cat putih yang hampir sama dengan kamar miliknya. Yang membedakan hanyalah beberapa warna barang yang terlihat kontras.

Jika kamar Renjun dipenuhi dengan barang-barang berwarna terang, maka Haechan memiliki kamar dengan barang-barang berwarna gelap.

Kosong, itulah yang pertama kali matanya tangkap.

"Ren?"

Haechan mulai panik, lehernya bisa saja digantung oleh kedua orang tua mereka jika Renjun benar-benar hilang.

"Renjun yatuhan, eh apa gue pura-pura hilang ingatan aja kali ya kalo para ortu nanyain? AAAAAAAA GIMANAA INIII RENJUNNN!!!"

Haechan berlari keluar kamar dan terus berteriak memanggil nama Renjun.

"RENJUN SUMPAH JANGAN MAIN PETAK UMPET DULU, INI GUE UDAH MAU NANGIS INI GIMANAA AAAAAAAAAA"

"RENJUNNN JANGAN TINGGALIN GUEEE HHUUAAAAA"

Teriakan Haechan terdengar keseluruh ruangan, berharap Renjun akan mendengar dan muncul dihadapannya.

Suara pin apartemennya terdengar berbunyi, menghentikan kegiatan Haechan yang tengah berteriak meraung-raung memanggil nama Renjun.

"RENJUN?! HHHUUUAAAA RENJUN MAAFIN GUEEE, JANGAN TINGGALIN GUE REN HHUUUEE" Teriak Haechan yang langsung berlari memeluk Renjun dengan erat.

"Apaan sih lo?!"

"Lo gak akan tinggalin gue kan?" Haechan mendongak melihat Renjun dengan wajahnya yang sudah di basahi oleh airmata.

"Ha? Lo ngomong apaan sih anjir, ngapain lo nangis segala sih?" Renjun bertanya sembari menghapus airmata di pipi Haechan.

Haechan berlutut di hadapan Renjun dengan kedua tangannya yang diangkat keatas, menarik nafasnya dan,

"Hiks.. RENJUN MAAFIN GUE! GUE TAU GUE UDAH KETERLALUAN BANGET NGISENGIN LO KEMARIN! TAPI MAAFIN GUE YAA, JANGAN TINGGALIN GUE POKOKNYA!" Teriak Haechan dalam satu tarikan nafas.

Renjun terdiam, menatap aneh kearah Haechan yang sedang berlutut di hadapannya.

"Gue di maafin kan?" Tanyanya pelan dengan wajah memelas.

Bukannya menjawab, Renjun lebih memilih pergi memasuki kamarnya meninggalkan Haechan yang kembali berteriak seperti orang kesetanan.

"RENJUUUNNNNN HHHHUUUUAAAAAA!!"

🏹🏹

LOVE SHOT [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang